[32] Goa Tersembunyi

380 59 1
                                    

Alana menatap kagum pemandangan di depannya. Di hadapannya terhampar Padang rumput yang luas dan hijau. Angin bertiup kencang, menerbangkan beberapa dedaunan kering. Pegunungan nampak segar di depan, semua keindahan ini terlihat seperti sebuah lukisan karya seni mahal.

Alana bahkan merasa berada di sana semalaman jika mau. Aaron menurunkan Alana perlahan dan lembut, tidak ingin membuat Luna nya kurang nyaman. Aaron tersenyum lebar, "bagaimana Alana? Sangat indah bukan? Jika bosan Aaron selalu datang ke sini."

Mata Alana berbinar bahagia, "ini sangat indah Aaron! Pemandangan ini benar-benar luar biasa. Andai saja aku bisa melukis, aku akan mengabadikannya dalam kanvas."

Aaron tertawa riang, "benarkah? Kalau begitu Aaron akan membawa Alana ke tempat yang lebih menakjubkan."

Alana semakin bersemangat, "ada lagi tempat menakjubkan?"

"Huum!" Aaron mencoba menggendong Alana lagi, namun kali ini bukan gendongan pengantin, melainkan gendongan koala, Aaron memeluk pinggang Alana dan mengangkatnya, membuat Alana refleks melingkarkan tangan dan kakinya ke tubuh tegap Aaron.

Wajah Alana sontak memerah padam, "ehh?? A--Aaron?"

Aaron menatap Alana dengan mata sendu dan bibir mengerucut, "Alana keberatan dengan posisi ini?" Alana bisa bersumpah dia mungkin menjadi gila karena melihat telinga anjing samar di kepala Aaron yang terkulai.

'menggemaskan sekali pria ini!!!' dalam hidupnya, Alana selalu menyukai pria yang terlihat imut dan bersikap manja serta lucu seperti ini. Melihat pria seperti itu membuat Alana merasa ingin mendominasi nya, dan melakukan apa saja untuk membuat nya bahagia selalu. Alana tidak kuat menahan gemas dan mencubit kedua pipi Aaron, menariknya hingga pipi itu berwarna kemerahan.

"Sama sekali tidak masalah!" Alana menjawab yakin.

Wajah sendu Aaron menjadi cerah kembali, dia tersenyum sangat lebar dan manis. Astaga! Alana hampir diabetes. Aaron benar-benar berhasil membuatnya porak poranda!

Alana merasa beruntung di cintai oleh kedua pria ini. Axel tipe pria yang memanjakan pasangan tegas, serius, namun sangat lembut padanya, sementara Aaron tipe yang ingin di manja oleh pasangan, imut, lucu menggemaskan. Dan persamaan keduanya adalah mereka rela melakukan apapun untuk orang yang mereka cintai.

Alana merasa hatinya menghangat. Di cintai dua pria... Tidak buruk juga.

Hanya saja dia masih merasa bersalah karena membuat hubungan yang sangat erat itu merenggang. Alana masih merasa itu salahnya. Dan dia berpikir harus melakukan sesuatu untuk memperbaiki hubungan keduanya.

"Alana, sudah hampir sampai!"

Alana tersadar dari lamunannya dan menatap sekeliling. Dia berada di tempat gelap dan asing. Alana semakin memeluk leher Aaron erat, dia benci kegelapan. Namun anehnya, ketika bersama Aaron, Alana merasa aman. "Ini dimana? Kita akan pergi kemana?"

"Ini goa, goa ini adalah jalan menuju lokasi persembunyian rahasia Aaron. Ketika Aaron ingin sendiri, Aaron selalu pergi ke sini."

Alana mengangguk kagum, "tempat ini Aaron yang menemukan? Hanya kamu yang tahu?"

Aaron mengangguk, "iya, Axel saja tidak tahu. Aaron tidak pernah beritahu. Ayah Aaron yang dulu membuat tempat ini sebagai tempat persembunyian ibu jika terjadi sesuatu. Jadi, kalau Lana dalam bahaya, datanglah kesini dan bersembunyi lah hingga segalanya membaik."

Alana mau tidak mau merasa tersentuh. Aaron sangat lembut dan polos, seperti bunga yang baru mekar. Benar-benar pria manis. Alana tahu mustahil menyukai dua orang di saat yang bersamaan, hanya saja saat ini dia justru merasakan itu. Dia belum tahu perasaan itu hanya rasa suka dan nyaman atau kah cinta. Alana hanya tidak ingin egois.

My Two Mates [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang