Sudah dua hari sejak kejadian mengerikan itu. Aaron masih terbaring tidak sadarkan diri di atas ranjang. Leher dan perutnya terbalut perban, wajahnya masih pucat. Alana terus berjaga di sebelahnya, menanti dengan setia kapan sang alpha akan tersadar dan kembali menatapnya dengan kedua mata polos itu. Alana menunduk, menggenggam jemari lemah Aaron yang lebih besar dari tangannya sendiri.
Dia kehilangan Axel. Dan kini Aaron terbaring lemah di ranjang. Sampai saat ini gadis itu tidak berhenti menyalahkan dirinya sendiri. Meskipun seluruh penghuni pack menganggap itu kecelakaan dan tidak ada yang menyalahkan, Alana tetap tidak berhenti untuk menyalahkan diri sendiri. Baginya ini semua terjadi karena kedatangannya.
Setelah luka Aaron di hentikan oleh tenaga terakhir Julio, Luna Lea dan Caleo akhirnya tiba di pack. Luna Lea terlihat sangat syok dan tidak mampu berbicara sepatah kata pun. Bahkan wanita cantik itu hampir pingsan di tempat melihat kondisi putranya. Wanita itu terlihat terkejut, marah, kecewa, sedih dan frustasi.
Caleo sendiri berwajah keras, menatap lurus pada tubuh lemah Aaron tanpa Alana bisa menebak apa yang penyihir itu pikirkan.
Satu satu nya kalimat yang dia ucapkan hanyalah, "semuanya sudah di mulai."
Alana penasaran dengan banyak hal. Tentang jati diri sesungguhnya Axel, atau rahasia yang di sembunyikan Luna Lea, Caleo dan Julio dari semua orang. Mengapa Axel bisa berubah menjadi makhluk mengerikan itu? Mengapa dia menyerang Aaron tanpa ampun? Jika pun penyebabnya karena dirinya, mengapa bisa begitu brutal? Bahkan Axel terlihat tidak mengenali Aaron. Ada sesuatu yang janggal, di lihat dari sudut manapun.
Alana menelan ludah, ingatan tentang mimpi kakak iparnya ketika pertama kali dia tiba di mansion ini. Dia jelas mengingat bahwa Sarah mengatakan sesuatu, tentang dua orang pria di sisinya. Jelas itu Axel dan Aaron. Namun Sarah mengatakan jika salah satu dari kedua pria itu memiliki aura merah yang berbahaya yang harus dia hindari. Dari situ sudah terjawab siapa pria itu. Dan jika dia tetap berada di dekatnya... Maka salah satu di antara mereka bertiga akan mati.
Alana bergetar ketakutan. Yah, Axel terlihat seperti bukan Axel. Dia seperti di rasuki iblis. Tidak menutup kemungkinan suatu hari nanti Axel akan melupakan segalanya dan bahkan menyakiti nya. Pria itu bahkan sudah menyakiti Aaron yang seperti saudara kandungnya sendiri!
"Aku... Harus apa..." Alana menutup wajahnya. Untuk pertama kali dalam hidupnya dia merasa tidak berdaya dan tidak tahu harus berbuat apa untuk kedepannya. Dia belum pernah merasa se-frustasi ini.
Dia dulu hanyalah gadis biasa yang menjalani kehidupan normal! Hidupnya benar-benar mulus dan lurus sampai akhirnya dia tiba disini, mengetahui fakta bahwa makhluk mitos itu ada, dan menjadi bagian dari mereka. Tapi bukannya bahagia seperti film yang dia tonton, Alana justru berakhir seperti ini, ketakutan, cemas, merasa tidak berguna, dan merasa tidak tenang.
Alana menghembuskan nafas panjang, berusaha melegakan paru-paru nya yang terasa sesak. Di satu sisi dia mengkhawatirkan Axel, tapi dia juga kecewa padanya. Maksudnya Aaron tidak melukai nya! Dia hanya demam, demam! Bukan terluka atau hampir sekarat. Harusnya dia masih bisa menahan diri... Meskipun telah di kuasai iblis, tapi apakah dia tidak mengingat kenangan bersama yang dia lalui dengan Aaron? Alana kecewa!
Tookk... Tookkkk
"Alana, ini aku." Suara Caleo terdengar dari balik pintu. Alana buru-buru menegakkan tubuhnya dan sedikit memperbaiki penampilan nya yang berantakan. Alana mengusap matanya yang sembab. "Masuklah tuan Caleo."
Pintu berderit terbuka, menampilkan sosok tinggi Caleo di baliknya. "Luna Lea masih belum kembali?" Tanya Alana refleks.
Caleo menggeleng, "masih belum kembali. Masih ada yang harus dia lakukan."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Two Mates [END] ✓
Про оборотней[Completed] [PART DI HAPUS SEBAGIAN UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN!] ----- Telah di terbitkan oleh penerbit firazmed.pub ----- Bagaimana jika kalian ternyata memiliki dua orang mate yang ternyata adalah Werewolf?! Alana mendapatkan mate seorang Werewo...