Axel mengemudikan mobilnya memasuki era perbatasan pack. Matanya memicing melihat banyak pohon dan tanaman yang rusak dan berserakan. Axel pun terus melakukan mobilnya memasuki area perbatasan.
Alana tampak kebingungan juga. Dia menoleh ke arah Axel, "Kenapa tempat ini berserakan sekali? Seperti habis perang saja."
Axel mengangguk menyetujui. "Memang ada perang. Kemarin para Rogue menyerang, lagipula kita tidak ada waktu untuk membahas ini. Kita harus segera sampai agar aku bisa membawamu ke rumah sakit pack."
Alana menatap luka di wajahnya di kaca spion. "Memang lumayan parah sih."
"Bukan hanya parah. Tapi sangat parah! Aku benar-benar harus mempercepat laju mobil ini."
Mereka akhirnya tiba di depan mansion. Salah seorang penjaga gerbang pun membukakan gerbang itu agar Axel bisa masuk. Axel masuk kesebuah garasi yang berisi berbagai macam jenis mobil dan memarkirkan mobilnya di tempat kosong. Axel membuka seatbelt nya dan seatbelt Alana. Axel menatap Alana sebentar.
"Kau terluka. Apa aku perlu menggendong mu?"
Alana menggeleng cepat. "Kurasa tidak perlu. Aku bisa berjalan sendiri." Alana pun membuka pintu mobilnya dan berjalan menuju bagasi untuk mengambil kopernya.
Axel ikut keluar dan membantu membuka garasi. "Ayo, pertama-tama kita akan ke rumah sakit pack dulu."
"Letaknya dimana?"
"Ada di dalam mansion ini juga. Sebentar, aku akan memanggil salah seorang omega untuk membawa kopermu."
Alana menolak, "Kurasa tidak perlu. Aku bisa membawa ini sendiri. Tidak perlu merepotkan orang lain."
Axel menggeleng. "Ini sudah tugas mereka," Axel melihat seorang omega mendekati mereka. "Kebetulan sekali ada yang menghampiri."
Omega itu nampak berwajah khawatir. "Anu, alpha."
"Ada apa?"
Omega itu tampak bimbang mengatakan sesuatu yang ada di dalam pikirannya. Tapi akhirnya omega itu berhasil mengumpulkan keberaniannya dan menatap Axel takut-takut, seperti seseorang yang ketahuan berbuat salah.
"Alpha Aaron terluka parah karena melawan para Rogue. Bahkan menurut kabar yang beredar, Alpha Aaron melawan tuan Jared."
Mata Axel langsung melotot kaget. "APA?! AARON TERLUKA? DIA MELAWAN JARED?!"
Omega itu mengangguk takut. Seperti sudah bisa menebak reaksi Axel jika dirinya memberitahu kondisi alpha mereka.
Axel memang sangat menyayangi Aaron. Wajar jika Axel begitu syok mendengar kabar itu. Axel menunjuk Alana lalu berkata, "Bawakan kopernya dan tunjukan dimana kamarku berada. Dia mate ku, Alana Willson"
Omega itu melotot dan langsung membungkuk, "selamat datang Alana."
Alana membalas dengan senyum canggung. Ternyata mate dari Beta juga dihormati disini. Dan setelahnya Axel berlari begitu saja meninggalkan Alana dengan si omega yang menatap Alana dengan tatapan kagum.
"Ehmm.." Alana mulai canggung.
"Ayo Alana, saya tunjukkan jalannya ke kamar Beta."
Alana mengangguk dan mengikuti langkah si omega. "Sudah berapa lama kau kerja disini?" Tanya Alana berbasa-basi. Lagipula tampaknya si omega umurnya tidak beda jauh darinya. Dapat dilihat dari wajahnya.
"Sudah sangat lama. Sejak aku berumur tiga belas tahun. Aku lahir dan besar di pack ini, jadi wajar aku bekerja sebagai omega di usia belia."
Alana mengangguk paham. "Ehm, kenapa reaksi Axel seperti itu ketika tahu Alpha kalian terluka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Two Mates [END] ✓
Werewolf[Completed] [PART DI HAPUS SEBAGIAN UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN!] ----- Telah di terbitkan oleh penerbit firazmed.pub ----- Bagaimana jika kalian ternyata memiliki dua orang mate yang ternyata adalah Werewolf?! Alana mendapatkan mate seorang Werewo...