[24] Bertemu

656 90 29
                                    

Viselle mengantarkan Alana ke salah satu kamar. Dia juga sudah memanggil tabib. Sekarang Alana tengah di periksa. Viselle mengakui wajah Alana sangat cantik, wajar saja jika Beta nya langsung jatuh cinta. Viselle tertawa sendiri membayangkan betapa menggemaskan nya jika Alana bersanding dengan beta nya yang tsundere itu. Pasti lucu.

Viselle saat ini duduk di depan ruangan Alana. Dia berniat mengunggu Alana selesai diperiksa dan di obati. Viselle memilih memainkan jari-jarinya. Dia tidak sadar jika seseorang berjalan mendekat ke arahnya.

"Viselle..."

Viselle menoleh dan melotot kaget. Diana berdiri orang yang paling di hindari nya. Menatapnya sendu dengan tubuh penuh luka dan ada beberapa bagian yang di balut perban. Kaki kirinya bahkan di beri gips. Pria itu berjalan mendekatinya menggunakan kruk.

"Viselle.."

"Apasih?" Viselle terlihat marah sambil menatap sosok itu galak. "Kenapa mendatangi ku hah? Sudah kukatakan untuk pura-pura tidak mengenal saja jika kita berpapasan!"

"Tapi aku kan mate mu..."

"Aku tidak pernah meminta untuk jadi mate mu, Troy.."

Sosok yang di panggil Troy itu menatap sendu Viselle. "Memangnya salah ku dimana?"

"Semua adalah salahmu! Bahkan kau bernafas saja sudah merupakan kesalahan. Karena itu mari tidak usah bertingkah seakan-akan kita saling kenal! Apalagi kau mengaku-ngaku mate ku. Aku tidak sudi!"

"Viselle..."

"Kenapa sih aku harus mendapatkan mu sebagai mate ku?! Ini kesialan macam apa sih?"

"Kamu... Gak boleh bicara begitu. Kamu gak bisa menentang takdir yang sudah di tentukan Moongoddes."

"Peduli setan! Aku tetap tidak akan mengakui mi sebagai mate ku! Aku memang tidak akan me-reaject mu karena itu akan menyakitiku karena rasanya yang sakit luar biasa. Maka dari itu, aku memutuskan untuk tidak peduli pada mu lagi. Jadi, jangan pernah memanggilku lagi."

Kemudian Viselle langsung pergi darisana begitu saja. Troy hanya memandang Viselle dengan pandangan kosong. Hatinya sakit, terasa seperti ditusuk ribuan pisau. Sangat menyakitkan.

"Ternyata begini rasanya mencintai seseorang tapi tidak dicintai balik."

//*MTM*//

Caleo dan Axel sedang duduk di ruang rawat Aaron. Aaron kini sibuk memainkan game di Nitendo miliknya, tanpa memperdulikan suasana canggung yang tercipta di hadapannya.

"Jadi," Caleo menatap Axel sambil tersenyum tipis "bagaimana kabarmu?"

"Aku baik-baik saja."

"Ku dengar kau sudah menemukan mate mu?"

Axel mengerutkan keningnya, "darimana anda tahu?"

"Viselle yang mengatakannya. Dia sudah memberitahu seluruh penghuni pack ini. Informasi beredar sangat cepat belakangan ini. Aku saja sampai keheranan."

"Oh, ternyata dia. Yah, aku sudah menemukan mate ku. Namanya Alana Willson. Dia sangat cantik, dia gadis yang lembut."

Caleo tertawa kecil. "Aku jadi ingin bertemu dengannya." Caleo menatap kuku-kukunya yang sangat panjang, membuat Axel bergidik ngeri. Membayangkan bagaimana sang guru beraktivitas dengan kuku seperti itu. Apa dia tidak takut patah?

"Ah omong-omong guru," Aaron menjauhkan wajahnya dari Nitendo miliknya itu dan menatap sang guru dengan manik polosnya yang biasa. "Waktu itu, kalian membicarakan apa? Kenapa Aaron penasaran ya?"

My Two Mates [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang