[41] Prajurit Zeus (2)

286 55 1
                                    

"Jadi namamu Hazel..." Alana bertanya setelah perutnya lebih baik selesai muntah-muntah tadi. Kini mereka sedang duduk di bawah pohon, tidak jauh dari lokasi kejadian pembantaian massal oleh Hazel.

"Benar sekali. Nama nona siapa?"

"Jangan panggil nona. Panggil kakak saja, namaku Alana Willson." Alana memperkenalkan diri.

Hazel terlihat sumringah, "kakak sangat cantik!"

"Uhukk!" Alana tersedak, dia terbatuk-batuk dan mengibaskan tangannya, "jangan memujiku, kau sendiri lebih cantik." Alana tertawa kecil, "omong-omong bagaimana kau bisa disini? Mengetahui kalau aku di culik?"

Hazel memainkan jemarinya, "sebenarnya aku kesini karena ada sesuatu yang harus ku lakukan. Aku khusus melakukan pencarian untuk mencari ini," Hazel menunjukkan kalung itu. "Kebetulan sekali aku mendengar suara teriakan wanita dan aku menolong mu."

"Bagaimana bisa? Maksudku aku di sandera di mobil." Alana tidak habis pikir.

"Melangers memiliki beberapa keuntungan. Kami memiliki pendengaran yang tajam, karena itu aku bisa menemukan mu. Aku berniat pergi setelah menolong mu, tapi ternyata kebetulan aku menemukan benda yang aku cari, lucky." Hazel menyeringai lucu.

Alana gemas melihat nya, dia mencubit pipi Hazel hingga mendapatkan protes dari empunya yang pura pura merajuk.

"Omong-omong melangers itu apa? Kau manusia biasa kan? Bagaimana bisa mengeluarkan petir?" Alana bertanya penasaran.

Hazel tersenyum kecil, terlihat sangat misterius. "Kami manusia, tapi kami mendapatkan anugrah dewa, kami adalah makhluk immortal. Soal kekuatan... Aku tidak bisa memberitahu banyak padamu. Maksud ku ini privasi keluarga."

Alana mengangguk memaklumi. Yah, dia tidak bisa memaksa seorang gadis memberitahukan banyak rahasia nya pada orang asing. "Kenapa kakak bisa di culik? Kakak akan pergi kemana sekarang?"

Pertanyaan yang dia tunggu. Alana akhirnya menceritakan soal dirinya lebih dahulu, lalu soal werewolf, tentang dirinya adalah mate dari dua werewolf, perselisihan mereka, tentang Axel yang aneh, dan tujuan nya mencari Axel. Entah kenapa Alana merasa dia tidak perlu menyembunyikan apapun dari Hazel, seluruh hatinya percaya pada gadis manis itu. Dia percaya Hazel adalah orang yang baik dan dapat membantu seluruh masalah nya. Bahkan mereka belum lama mengenal, tapi Alana seperti bergantung sepenuhnya pada gadis itu.

Hazel termenung, terlihat berpikir. "Hmm... Dari yang aku dengar, aku bisa simpulkan saat ini mate mu membutuhkan waktu untuk menerima. Jika kau memberitahu sepotong-sepotong kebenaran yang belum pasti, itu akan mempengaruhi keadaan. Karena itu, kau harus memastikan kebenaran dan mencari ceritanya secara lengkap. Ku pikir saat ini kau harus bertemu dengan seseorang yang seperti nya bisa meluruskan masalahmu."

Alana tampaknya memahami maksud Hazel, "Dewi bulan, moon goddes."

"Benar. Dewi bulan, Artemis, adalah Dewi yang menciptakan bangsa manusia serigala. Jika ada permasalahan, satu satunya solusi adalah bertanya pada Dewi paling solid. Aku mengenal Dewi itu, aku sering berkunjung ke kediamannya. Aku bisa mengantarmu kesana."

Alana seakan baru melihat seorang penyelamat. Mata Alana menghangat, dia terisak pelan dan memeluk tubuh Hazel yang lebih mungil darinya, "terima kasih... huhuhu aku sangat frustasi..."

Alana tidak berbohong soal itu. Sekali lagi, Alana masih baru soal dunia immortal ini. Selama 26 tahun hidupnya dia menjalani hari seperti manusia biasa pada umumnya. Ketika dia di hadapkan dengan situasi sulit, dia tidak tahu harus melakukan apa, harus pergi kemana, dan kehilangan ketenangan. Ketika bertemu Hazel... Rasanya sangat melegakan hingga paru-paru nya seakan bisa meledak.

My Two Mates [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang