[35] Ada Yang Aneh Dengan Axel

408 51 1
                                    

Melihat Aaron kabur, Axel semakin berang. Dia mengamuk hingga api-api menyambar, membakar benda-benda yang rawan terbakar. Ruangan itu seketika di penuhi api yang melahap dan asal tebal.

Julio berdiri untuk menghalangi pandangan Axel dari Aaron. "Beta, sadarlah! Jangan biarkan iblis itu menguasai dirimu! Itu bukan kau!"

Axel meraung, berlari kencang untuk mengejar Aaron, namun Julio berhasil menahan tubuhnya dengan kekuatan telekinesis yang di milikinya. Julio tidak pernah menggunakan telekinesis sebelumnya, dan kini dia harus memakainya ketika terdesak dengan skala besar. Jelas kekuatan itu berdampak bagi tubuhnya. Julio hampir terbatuk, dengan darah memercik dari mulut nya.

Julio terus menahan tubuh Axel yang memberontak dan mengaum. Iblis semakin menguasai tubuhnya. Kini tangan kekar Axel membesar dan semakin berbulu, berganti menjadi tangan serigala dengan cakar yang tajam, begitupula kedua kakinya.

"Sial, dia hampir sepenuhnya berada dalam pengaruh." Wajah tampan Julio di penuhi keringat dingin. Dia hanya lah seorang Dryad biasa, jelas bukan tandingan seorang Beta yang di kuasai iblis. Entah sampai kapan dia bisa bertahan.

Darah mulai mengalir dari hidung Julio ketika Axel berhasil melepas kan diri dari telekinesis nya. Tubuh Julio terhempas.

"Julio!" Aaron berteriak, menghentikan langkahnya yang tinggal sedikit lagi sampai di pintu kamar.

"Aaron, pergilah!"

"Kau sudah hampir mati seperti itu! Mana mungkin aku pergi sendiri!" Aaron berlari kembali menuju Julio.

"Jangan drama kau anjing sialan! Ini bukan sinetron Luna Lea! Pergi bawa Luna Alana dan temukan tuan Caleo!" Bentak kesal Julio.

"Aku memang anjing tapi jangan mengatakan itu dengan wajah serius!" Aaron balas berteriak, tersinggung.

"Ini bukan waktunya berdebat tentang itu!" Julio memegangi perut yang mual. Energi negatif Axel benar-benar mengerikan!

Axel mengaum, dinding dan atap bergetar karena suara Auman itu. Julio ingin melarikan diri saja!

Axel semakin buas dan kehilangan kendali. Dia menerjang ke depan, hendak menyerang Julio, namun Aaron berhasil menahan serangan itu, dan membuat Axel mundur tiga langkah.

Dan ketika sebuah bola api kembali di lepaskan, Julio menarik tangan Aaron hingga keduanya terjatuh menghantam ubin lantai.

"Kau benar-benar alpha bodoh! Kau harusnya pergi!"

"Dan membiarkan mu mati? Tidak mungkin!" Aaron menatap tajam Axel yang memegangi kepalanya, terlihat kesakitan. "Aku tidak tahu apa yang terjadi. Tapi yang aku tahu kalian menyembunyikan sesuatu dari ku. Sesuatu yang besar. Dan terlebih lagi, aku adalah alpha disini, aku tidak akan kabur. Aku adalah alpha pack ini, alpha dari Axel juga, jadi aku yang akan menyelesaikan nya." Aaron penuh tekad. Aaron yang biasanya terlihat lemah dan imut kini beralih menjadi seorang pria yang berusaha bertanggung atas apa yang menjadi miliknya. Mau tidak mau hati Julio menghangat.

"Baiklah, mari menghentikan nya bersama. Setelah itu, aku akan menjelaskan semuanya." Aaron tersenyum tipis, berdiri kemudian membantu sang tabib untuk berdiri juga.

Axel mengintip dari balik tangannya, matanya Semerah darah, tapi tatapannya kosong. "Mate ku... Milikku..."

"Milikku!" Teriak nya dengan suara melengking, tapi Julio menerjang ke arahnya, berusaha melumpuhkannya. Julio menyerang titik akupuntur Axel dengan jarum yang dia simpan di dalam jubah, namun Axel mengeraskan kulitnya, hingga jarum jarum itu terpental. Axel meraih leher Julio dan membantingnya, namun sebelum itu terjadi, Aaron menendang perut Axel hingga Beta itu melepaskan cengkraman nya.

My Two Mates [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang