[39] Berusaha Membebaskan Diri

332 59 7
                                    

Alana di bawa lari semakin jauh dari mansion. Gadis itu hanya bisa menangis dalam diam, berdoa kepada Dewa atau siapapun agar menolongnya. Dia tidak ingin mati! Dia hanya ingin memperbaiki hubungan kedua mate nya, bukan untuk di culik dan menjadi beban seperti ini! Masalah Axel dan Aaron saja belum selesai, tapi kini dirinya sendiri menambah masalah untuk pack.

Lari Jeremy semakin memelan. Dia berhenti di sebuah mobil Van berwarna silver. Dia membuka pintunya dengan tangan kanan dan melempar Alana ke kursi penumpang. Ketiga bawahannya mewujud kembali menjadi manusia. Tampilan mereka benar-benar mengerikan.

Salah seorang Rogue dengan codet di pipi dan ekspresi jahat bertanya, "tuan? Selain di sandera? Dia enak nya kita apakan?"

Jeremy melirik malas Rogue itu, "terserah mu. Tapi untuk saat ini jangan menyentuhnya dulu. Dia tidak boleh rusak atau mungkin rencana kita gagal. Bisa jadi alpha itu akan meninggalkan nya karena dia sudah tidak perawan." Ketiga Rogue itu terkikik. "Baru setelah semuanya selesai, kita pergunakan dia." Jeremy menjilat bibir dengan ekspresi mesum.

Alana menahan muntah. Dasar bajingan! Mereka sama sekali tidak menghormati wanita dan hanya melihat wanita sebagai barang yang bisa di pergunakan kapan saja! Sampah!

Dan lagi, apa katanya? Aaron atau Axel akan membuangnya hanya karena dia tidak perawan? Huh, mimpi! Kedua mate nya bukan lah orang rendahan seperti itu, yang menilai seseorang wanita hanya dari keperawanan nya saja. Mereka adalah pria yang menghormati semua wanita! Dan jelas, keduanya tidak akan membuang nya, mereka benar-benar tidak mengenal betapa baiknya kedua mate nya itu.

Keempat pengkhianat itu menaiki mobil. Dua di belakang dan si codet duduk di depan bersama Jeremy. Pria itu memasang sabuk pengaman dan menjalankan mobil.

Tidak ada percakapan berarti di dalam mobil, hanya suasana suram yang terasa. Jika ini keadaan biasa, Alana mungkin akan mengantuk. Tapi ini adalah penculikan! Alana harus terus terjaga dan memikirkan cara untuk bisa lolos dari keadaan ini. Omong-omong, dia akhirnya bisa menggerakkan tangannya dan beberapa bagian tubuh. Tampaknya titik akupuntur yang di tekan Jeremy meleset hingga efeknya tidak bertahan lama. Itu jelas keberuntungan bagi Alana.

'ayo putar otak mu Alana!' gadis itu memejamkan mata, berharap sebuah ide brilian terlintas di benaknya.

Dan tampak nya keberuntungan ada di pihak nya. Pria berambut gondrong di sebelahnya tertidur. Kepalanya jatuh membentur kaca mobil. Alana dapat melihat sebuah pisau lipat di balik jaket nya.

Sebuah rencana terlintas di benak Alana. Gadis itu berpura-pura tidur. Perlahan kepalanya jatuh dan jatuh lalu bersandar sepenuh nya ke bahu pria yang masih pulas itu. Tampaknya tidak ada yang menyadari. Tangan Alana yang terikat berusaha meraih pisau itu. Dia hampir ketahuan karena tubuhnya terlalu condong dan hampir terjatuh membentur kursi pengemudi, tapi Alana berhasil menyeimbangkan diri.

Syukur nya meskipun dia membuat suara-suara, tidak ada yang menaruh curiga padanya. Alana akhirnya berhasil mendapatkan pisau itu. Alana membuka tutupnya dan berusaha memotong dasi yang mengikat tangannya. Dia berulang kali mencoba hingga kulitnya terus tergesek dasi dan kemerahan. Perih, tapi Alana tetap berjuang. Jika dia ingin bebas, dia harus melakukan ini.

Syukur demi apapun, Alana akhirnya berhasil memotong dasi yang mengikat tangannya. Tanpa pikir panjang, gadis itu menyerang pria gondrong di sebelah nya, menyayat leher pria itu hingga teriakan kesakitan terdengar dan darah mengucur kemana mana.

Yang di pikirkan Alana saat ini, kabur. Jika pun tidak bisa dia lakukan, maka dia akan mati. Dan sebelum dia mati, dia akan membawa salah satu dari mereka untuk mati juga.

Mobil seketika ricuh. Pria yang ada di sebelahnya langsung menahan tangan Alana dengan keras, kemudian mematahkan tangannya hingga gadis itu berteriak kesakitan. Suara teriakan nya memilukan.

"Sialan!" Pria gondrong itu berusaha menghentikan pendarahannya. Alana di pukuli oleh teman si gondrong. Jeremy mengumpat dari kursi depan. Mobil sempat oleng karena kericuhan yang terjadi akibat Alana. Alana berusaha memberontak, melawan. Wajah dan tubuhnya sudah babak belur, darah mengalir dari hidung dan sudut bibirnya yang robek. Dengan sisa tenaga terakhir Alana melompat ke kursi pengemudi dan menusukkan pisau itu tepat ke jantung Jeremy.

Harusnya itu berhasil.

Buuaahhh!!!

Tubuh Alana terhempas kembali ke jok belakang karena di hantam oleh tinju Jeremy. Jeremy memandang Alana hina, tubuhnya baik-baik saja. Justru... Pisau nya yang hancur.

Alana menatap tidak percaya pada kejadian itu. Bagaimana bisa?! Itu jelas adalah pisau perak! Kelemahan para serigala!

Bagaimana Alana tahu? Karena dia pernah di ajarkan cara membedakan pisau oleh Caleo. Dan ketika dia melihat pisau lipat di jaket si gondrong, Alana mengetahui pisau itu adalah pisau perak.

Harusnya Jeremy tertusuk!

Jeremy tampak menyadari raut tidak percaya Alana. Dia senang melihat wajah putus asa gadis itu. Jeremy memelankan laju mobil nya, dia berbalik menghadap belakang dan tersenyum sadis, "kau pasti keheranan mengapa aku kebal bukan? Aku memiliki satu rahasia yang tidak di miliki siapapun." Dia tersenyum lebar hingga gigi giginya terlihat.

Jeremy menunjuk kalung yang dia pakai. "Benda ini!"

Alana bisa melihat di keremangan cahaya headlamp mobil. Lalu g itu memiliki bandul bulan sabit berwarna hitam dengan rantai berwarna perak. Kalung itu melingkari lehernya. "Lalu ini spesial. Ayahku berusaha dengan seluruh hidupnya untuk mendapatkan kalung ini. Fungsinya kekebalan bagi pengguna nya. Bentuknya bulan purnama, namun bisa di belah menjadi bulan sabit. Satu di berikan padaku untuk aku pakai. Siapapun yang memakai ini akan kebal, tidak bisa di lukai oleh apapun, dan tidak bisa mati. Kerja keras ayahku mendapatkan nya sebanding dengan kegunaan kalung ini. Ayahku, yang memiliki setengahnya, kini sedang bergerak menuju Grey Moon Pack. Kau pasti tahu dia akan melakukan apa." Jeremy tertawa terbahak-bahak, "tidak akan ada yang bisa menghentikan kami!"

Alana membelalak kaget. Dia tidak menduga mereka telah mempersiapkan rencana sematang ini!

"Jika kau bertanya bagaimana ayah ku mendapatkan nya... Jawabnya dari sosok mengerikan yang kau pasti tidak ingin tahu siapa. Sosok itu kejam dan tidak kenal ampun. Bahkan orang biasa menatap matanya, akan langsung mati di eksekusi di tempat. Dan ayahku berhasil mencuri barang nya." Jeremy terdengar bangga.

Tapi Alana mengabaikan itu. Dia justru semakin memberontak dan menjerit meskipun tahu tidak akan ada yang mendengarnya. Alana frustasi, dia ingin kembali!

Jeremy tertawa diikuti teman-teman nya. Menertawakan perjuangan Alana untuk membebaskan diri, melihat keputusasaan dan ketidak berdayakan wanita itu.

Jdeeeerrrr!!!

Suara petir yang sangat dahsyat menyambar hingga bumi bergetar dan mobil oleng. Kegelapan malam mendadak terang karena Sambaran petir maha dahsyat itu.

Jeremy sontak menginjak rem dadakan ketika di depan sana, seseorang berdiri di tengah kegelapan, menghalangi laju mobil.

Dan sosok itu adalah seorang gadis dengan mata berwarna biru electric. []

TBC

Huwaaaa gadis electric kesayangan para Dewa muncul jadi penyelamat Alana ^^

Siapa kah dia??? (. ❛ ᴗ ❛.)

Nanti juga kalian tahu sendiri kok :D

Omong-omong aku mau tanya. Kalian nemu cerita ini darimana? Atau siapa yang rekomendasiin? Atau mungkin nemu sendiri

Di jawab dong, aku penasaran wkwkwk

Maafkan untuk typo nya ya manteman

Tertanda
IchaSunny

My Two Mates [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang