[45] Menyelami Memori (3)

263 53 1
                                    

Pemandangan dengan cepat berganti menjadi pemandangan proses pemakaman. Banyak suara tangisan bahkan jeritan kesedihan di sekeliling peti mati yang perlahan di masukkan ke dalam tanah. Alana membaca nama pada batu nisan besar itu, Carlos Tevez Grey.

Luna Lea terlihat sangat terpukul, terduduk dengan tangisan di sebelah makam suaminya. Tangan ramping nya mengusap perutnya, "hiks--hiks aku baru saja hamil, kita -hiks- baru saja akan punya anak dan kau sudah pergi huhuhu..." Wanita itu meluruh, membiarkan dirinya bersandar di makam.

"Ini tidak akan spesial tanpa kehadiran mu! Kenapa kau pergi?!" Wanita itu berteriak dan menangis, beberapa wanita mencoba menenangkannya.

Alana merasakan kesedihan itu, kesedihan kehilangan belahan jiwa. Dia akan seperti Luna Lea jika itu terjadi padanya. Tidak, tidak boleh. Dia tidak bisa membiarkan salah satu dari mate nya meninggal. Dia harus mengubah takdir itu, dia harus mencari cara.

Fakta bahwa kedua mate nya bisa saja meninggal membuat Alana menggigil. Kebenaran mengenai Lucifer entah mengapa tidak terasa semenakutkan itu daripada pemikiran tentang kehilangan mate nya.

Salah satu mate nya bisa saja mati.

Atau mungkin keduanya.

Alana baru saja merasa di cintai setulus itu oleh pasangannya yang juga ia sayangi, dia tidak bisa kehilangan itu. Dia tidak mau!

Pemandangan makam menjadi kabur, dan berganti dengan pemandangan ruang keluarga. Luna Lea tengah duduk di salah satu sofa, mengelus perutnya yang membuncit. Kira-kira sudah berusia 17 Minggu.

"Alpha Carlos menyampaikan rahasia ini langsung pada saya."

Wajah Luna Lea pucat. "Jika aku tidak ingin kehilangan anak-anak ku, maka aku harus mencari mutiara pelindung? Tapi dimana? Kita bahkan tidak tahu apa itu!"

Caleo menunjuk buku yang dia pegang sedaritadi. "Alpha Carlos memberikan ini pada saya. Ada informasi mengenai Mutiara pelindung. Mutiara yang bisa menetralkan kekuatan iblis yang sangat besar. Mutiara ini sangat langka, hanya ada satu di dunia, dan informasi terakhir... Mutiara ini milik putri Andromeda dalam legenda Yunani dan sudah hancur ratusan tahun lalu."

Luna Lea syok, air mata mengalir deras dari pelupuk matanya, "lalu aku harus bagaimana?! Apa sebenarnya kita di tipu? Apa Hecate sebenarnya tahu tentang mutiara itu?!"

Caleo terlihat menyesal. "Maaf Luna. Tapi tenang, saya menemukan sebuah solusi. Julio yang memberikan informasi."

"Julio? Bocah Dryad itu?"

"Benar. Dia berkata kaum nya pernah memiliki buku kuno turun temurun yang tidak sengaja dia baca. Katanya, mutiara pelindung juga tertulis di sana. Tapi, ada yang berbeda. Di sisi lain lembaran tentang mutiara itu, ada penjelasan tentang alternatif lain untuk seseorang menetralkan kekuatan iblis."

Luna Lea mencondongkan tubuhnya, "katakan Caleo!"

"Seorang manusia spesial, berkah dari Dewata. Manusia yang sejak lahir di anugeraahi berkah suci. Kejahatan apapun yang berada di sekitarnya akan di netralkan. Dia akan selalu selamat meskipun bahaya berada di depan mata. Dan berkah suci itu, bisa menetralkan kekuatan iblis anak-anak anda."

"Manusia?" Alana bergumam. "Siapa manusia yang mampu melakukan itu? Apa mereka seperti Hazel yang notabenenya adalah kaki tangan dewa?"

Luna Lea mencengkeram tangan Caleo erat, "dimana, dimana kita bisa mencari dia?!" Luna Lea memekik, Caleo menepuk pelan tangan nyonya nya.

"Saya akan mencarinya, saya bahkan akan berkeliling dunia untuk mencarinya. Nyonya tenang saja, saya akan menyerahkan seluruh hidup saya untuk tugas ini, saya tidak akan melupakan hutang nyawa saya pada alpha Carlos."

My Two Mates [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang