Alana tidak bisa berhenti tertawa sejak tiga puluh menit yang lalu. Perutnya sampai kram karena kebanyakan tertawa seperti orang gila. Tapi sumpah demi kerang ajaib! Alana tidak pernah melihat hal yang lebih lucu dari ini. Benar-benar lucu sekali.
Axel sendiri kini berjalan di sebelah nya dengan wajah masam. Kentara sekali sedang kesal. Mate nya itu tidak berhenti menertawai nya. Seakan hal itu lucu saja. Axel mendadak gerah sendiri.
HUEEEEKKK....
Alana melotot kaget melihat Axel yang kini memuntahkan seluruh isi perutnya keluar. (Muntah makanan ya, bukan muntah usus ginjal dll.)
Alana dengan cepat membantu menepuk-nepuk punggung tegap Axel, membantunya mengeluarkan semua yang ingin dikeluarkan. Baju pria itu basah oleh muntahan dan pastinya sangat bau.
Alana hampir tertawa, tapi melihat wajah Axel yang sangat minta di kasihani, acara tertawa nya pun di pending.
"Astaga, ayo turun dulu. Lanjutin muntahnya di bawah aja." Alana membuka sabuk pengaman Axel lalu dirinya dan menuntun pemuda itu turun.
Dan benar dugaan Alana. Pria itu melanjutkan muntahnya ketika menginjak tanah.
Alana mengeluarkan minyak angin yang selalu di bawanya kemana-mana dan mengolesnya ke tengkuk dan kening Axel. Lalu yang terakhir hidung Axel.
Axel akhirnya berhenti muntah dan merasa lebih tenang. "Astaga kurasa kau perlu berganti pakaian". Alana berkomentar.
Axel mengangguk lesu. Tenaganya habis dan kepalanya pusing. Kita ke toko pakaian yang ada di taman bermain ini saja. Ketika di atas tadi aku melihat sekilas ada toko pakaian. Setidaknya kau harus mengganti pakaian." Dan sekali lagi, Axel hanya menurut.
Setelah Axel berganti pakaian dengan pakaian yang lebih santai dan harum, Alana menyuruhnya berbaring di kursi panjang di taman itu dan mulai membaluri perut serta dada Axel dengan minyak angin.
"Sudah lebih baik?" Axel hanya mampu mengangguk sebagai jawaban. Dan akhirnya mereka duduk dulu sebentar untuk mengembalikan tenaga yang terkuras. Terkhusus Axel yang harus aja muntah hebat.
Alana melirik Axel yang terlihat kesal. "Aku tahu harga diri mu jatuh di hadapan ku. Tapi tenang, aku tidak akan mengadukan hal memalukan ini pada siapapun." Alana berusaha menahan tawanya lagi yang hampir meledak.
Wajah Axel benar-benar masam seperti jus jeruk yang tadi diminumnya.
Di dalam kepalanya, Arion selaku serigalanya sudah terus menyalahkannya karena pria itu muntah sembarangan di depan mate mereka.
"Astaga Axel bodoh! Kau mempermalukan kita di hadapan mate kita! Aku bahkan sangat malu menganggap mu bagian dari diriku." Cerocos Arion menggeram.
"Diam lah serigala menjengkelkan! Aku juga malu. Bukan kau saja." Axel menjawab kesal.
"Ini semua salah mu! Jika saja mate kita merasa ilfeel, aku tidak akan sudi menganggap mu bagian dari diriku!"
"Berhentilah menyalahkan ku. Kau juga jika berada di posisiku tidak akan bisa menolak ajakannya bermain rollercoaster!" Axel yang kesal merasa semakin kesal.
Alana seketika memasang wajah serius lalu menggenggam tangan Axel di sebelahnya.
"Tidak perlu malu. Aku pandai menjaga rahasia."
Axel melirik tangan nya yang di genggam Alana. "Ekhem, selanjutnya kau ingin bermain apa lagi?" Tanya Axel.
Alana mulai berpikir. "Kurasa aku berminat masuk rumah hantu saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Two Mates [END] ✓
Werewolf[Completed] [PART DI HAPUS SEBAGIAN UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN!] ----- Telah di terbitkan oleh penerbit firazmed.pub ----- Bagaimana jika kalian ternyata memiliki dua orang mate yang ternyata adalah Werewolf?! Alana mendapatkan mate seorang Werewo...