[08] Starlight

1K 110 7
                                    

[Ps: Garis miring menandakan flasback]

*

Axel tiba di mansion ketika malam hari. Dengan membawa satu buket bunga Lily, Axel masuk ke dalam mansion. Dan ketika sampai di ruang keluarga, Axel dapat melihat Aaron dengan Luna Lea tengah asyik menonton televisi sambil bercanda ria.

Terlebih lagi Aaron. Senyumannya terus mengembang, terlihat sangat menggemaskan.

Axel sampai tidak bisa menahan senyumannya sendiri begitu melihatnya.

Aaron lah yang pertama menyadari kehadiran Axel di ruangan itu. Dengan semangatnya, Aaron menyapa Axel.

"Ah Axel sudah pulang!"

Luna Lea ikut menoleh ke arah Axel. "Ooh, Axel. Kamu sudah beli bunga Lily nya?" Axel mengangguk mengiyakan.

"Sudah, Luna."

Luna Lea tersenyum. "Kamu memang selalu bisa diandalkan. Cepat kamu beri bunga itu ke omega lalu ikutlah bergabung dengan kami."

Axel menggeleng sopan. "Saya tidak bisa, Luna. Tapi pekerjaan saya masih menum--"

"Tidak ada tapi-tapian. Pokoknya kamu harus ikut menonton dengan kami. Ini perintah dari Luna mu."

Axel mengedip-ngedipkan matanya lalu mengangguk. Dia tidak mungkin melawan permintaan Lunanya.

Setelah menyerahkan buket itu kepada salah satu omega, Olivia namanya, Axel pun ikut duduk di atas karpet, bergabung dengan Aaron dan Luna Lea.

Aaron menggenggam tangan Axel erat dengan senyuman kekanakan khas nya. "Tadi kok Axel lama banget perginya? Axel jalan-jalan tanpa Aaron ya?" Tanya Aaron.

Axel menggeleng. "Ada sedikit masalah tadi, Aaron."

"Bohong! Axel pasti bersenang-senang tanpa Aaron!"

"Astaga, kapan aku berbohong padamu Aaron."

"Axel sering berbohong pada Aaron! Bahkan Aaron bisa merangkum seluruh kebohongan Axel dari dulu sampai sekarang dan mengetik nya hingga menjadi sebuah buku setebal tujuh ratus halaman."

"Kau yang sering berbohong. Bahkan saat ini kau berbohong jika aku sering berbohong padamu."

"Axel menyebalkan!"

Luna Lea tertawa melihat pertengkaran kecil itu. Aaron dan Axel benar-benar sangat menggemaskan jika bersama. Luna Lea selalu suka melihat mereka bertengkar seperti ini.

"Andai kau ada disini bersama kami. Kau pasti akan merasa sangat bahagia melihat mereka berdua."

//*MTM*//

"Karena kau takdir ku. Jodohku. Soulmate ku."

"Hah?!"

Axel melipat kedua tangannya di depan dada. "Kenapa? Kau terkejut mendengarnya?"

Alana mengerutkan keningnya. "Kita bahkan baru bertemu dan kau sudah bisa mengklaim aku takdirmu? Lelucon macam apa itu?"

"Intinya aku berbeda dari orang lain. Dan aku bisa tahu siapa takdir dan pasangan hidupku. Kau pasti merasa nyaman ketika pertama kali melihatku kan?"

Alana terdiam. Itu benar. Dia merasa sangat nyaman ketika pertama kali melihat Axel. Sampai dirinya sendiri juga bertanya-tanya. Ada apa dengan dirinya yang sebenarnya.

My Two Mates [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang