[22] Batas waktu

538 76 5
                                    

Aaron sedang berbaring di ruang kesehatan pribadi di pack. Seluruh tubuh Aaron di perban, dia tampak sangat menggemaskan dalam keadaan di perban begitu, terlihat seperti mumi. Para omega berusaha keras tidak menertawakan ataupun mencubit pipi Aaron karena gemas. Lagipula mereka mana berani. Meskipun Aaron tidak keberatan diperlakukan seperti bayi oleh para omega nya, tapi tetap saja mereka menjaga sopan santun di hadapan Alpha mereka.

Ketika Aaron di bawa pulang ke mansion dalam keadaan penuh luka, Luna Lea hampir pingsan melihatnya. Reaksi yang sudah di duga sebelumnya.

Kini Luna Lea memerintahkan para tabib bekerja ekstra untuk memberikan perawatan pada Aaron. Aaron sendiri semakin senang terluka, karena ibunya akan bertingkah berlebihan padanya, dan itu menyenangkan.

Dan soal Caleo, Luna Lea tampak canggung bertemu dengannya. Sebenarnya bukan canggung, wajah Luna Lea terlihat khawatir, dan mencemaskan sesuatu? Aaron sendiri tidak dapat menebaknya.

Saat ini Caleo sedang menemaninya. Duduk di kursi kecil di sebelah kasurnya. Penyihir itu menceritakan banyak hal tentang gunung barat. Dan betapa indahnya tempat itu, serta kenyamanan yang didapatkan jika bertapa disana.

"Aaron jadi ingin kesana." Komentar Aaron antusias.

Caleo mengelus rambut Aaron gemas. "Kalau begitu cepatlah sembuh. Aku akan membawamu kesana."

Aaron mengangguk antusias. "Apa guru membawakan oleh-oleh?"

"Memangnya apa yang kau harapkan dari pegunungan dan kuil terpencil seperti itu? Mainan? DVD? Game consol? Hah, jangan konyol."

Aaron mengerucutkan bibirnya. "Setidaknya guru membawakan Aaron makanan atau paling tidak guru membeli sesuatu ketika perjalanan pulang."

"Tidak sempat. Ketika aku datang saja kalian menyambut ku dengan perang di perbatasan."

Aaron hanya cengengesan mendengarnya. "Yahh... Salahkan saja paman Jared! Dia dalangnya." Aaron mengadu. "Dia mengatai Aaron lemah, pembawa sial."

Caleo langsung terdiam mendengar nya. Matanya langsung berubah sendu, tapi tampaknya Aaron sama sekali tidak menyadari hal itu.

"Aaron ya nggak terima! Lagipula kan Aaron tidak bisa berganti sift bukan karena keinginan Aaron. Mau menggantikan posisi Alpha katanya? Mimpi!"

Aaron terus berceloteh tanpa melihat perubahan raut wajah Caleo. Caleo meremas tangannya sendiri. Keringat dingin mulai mengaliri tubuhnya. "Jared sialan! Harusnya dia tidak mengatakan itu di depan Aaron. Aaron pasti sakit hati."

Tokk...tokk

Tiba-tiba pintu terbuka dan muncullah sosok Luna Lea di baliknya. Luna Lea memasang senyum canggung.

"Caleo, aku... Ingin bicara denganmu. Berdua saja."

Caleo tampak paham dengan tatapan itu. Dia mengangguk mengiyakan dan berdiri dari duduknya.

"Aku pergi dulu, kau tidur saja dulu."

"Oke!" Aaron pun langsung menutup matanya. Caleo membelai lembut surai lembut Alpha nya itu dan berjalan keluar.

Luna Lea menutup pintu setelah Caleo keluar dari kamar. "Kurasa ini sangat serius, Caleo. Kau belum mendapatkan nya?"

Caleo memasang wajah menyesal. "Belum, Luna. Saya sudah mencari kemanapun, tapi saya tetap tidak bisa menemukannya."

"Kau yakin sudah mencari ke seluruh pelosok negeri?"

"Bahkan saya mendatangi sekolah sihir saya dan bertanya soal itu. Tapi tidak ada seorangpun yang tahu keberadaan pastinya."

My Two Mates [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang