Tiket

307 23 0
                                    

~[🎫]~

Pertemuan kelas baru saja selesai, Nina sudah keluar terlebih dahulu mengabaikan teman-temannya yang belum selesai membereskan alat tulis.

Ia sibuk mengotak-atik ponselnya sesekali melihat ke pergelangan tangan kirinya untuk melihat jam tangan.

   "Fani? Habis ini nggak ada kelas 'kan?" Fani yang baru keluar mengangguk.

   "Emang kenapa buru-buru?" Tanya Rahma yang berdiri tak jauh dari Fani. Nina masih sibuk dengan ponselnya, "Aura! Tolong anterin ke stasiun kereta, ya?"

Aura yang sejak tadi menyimak masih bingung dan hanya menatap Nina, "Udah buru anterin gua balik terus ke stasiun kereta!"

Berakhirlah mereka berempat mengikuti perkataan Nina untuk mengantar Nina ke rumahnya lalu setelah itu menuju stasiun kereta.

Tiba di rumah, Nina menyeret koper hitamnya keluar dari kamar namun keempat kawannya itu masih saja bingung.

   "Lo mau kabur? Ngapain sampe ke stasiun? Ke rumah gua aja!" Pekik Rahma.

Sambil menggeret kopernya Nina menggiring kawannya keluar rumah dan mengunci rumahnya.

   "Sekarang ke stasiun, pas otw gua ceritain."

Dengan patuh mereka memasuki kembali mobil Aura menuju stasiun.

   "Sodara gua yang di Jakarta mau nikah, orang rumah udah berangkat kemarin Kamis, gua masih ada kelas jadi nyusul kesananya. Papa baru kirim tiketnya tadi. Awalnya Papa suruh naik pesawat, tapi 'kan gua belum pernah takut mabuk jadinya ya, naik kereta."

Akhirnya mereka paham.

   "Makasih udah anterin," kata Nina ketika sampai disana. Aura mengangguk, "Kalo udah sampe Jakarta kita kabarin ya?" Pinta Fani.

Nina mengiyakan lalu memeluk mereka sesaat sebelum kereta berangkat.

5 jam pertama Nina tidur dalam kereta. Ia kelelahan dengan kegiatan hari ini.

Sekitar pukul setengah sepuluh malam ia bangun, dibangunkan alarm tepatnya. Ia sengaja tidak tidur di jam ini, takut ada apa-apa. Ya, walaupun dengan kemampuan bela dirinya seharusnya Nina tidak perlu khawatir.

Walau masih mengantuk ingin melanjutkan tidur, ia memaksakan matanya terjaga ditemani segelas kopi kemasan dan makanan ringan yang sengaja ia bawa.

~[🎫]~

Nina tiba di stasiun tujuannya pukul 1 dini hari. Untung saja acara nikahan saudaranya itu siang hari jadi selepas sampai di rumah saudaranya itu dan memberi kabar ke kawannya, ia segera kembali tidur.

Bangun dari tidurnya sudah menunjukkan pukul 10 siang, dan rumah saudaranya dalam keadaan sepi.

Nina sebenarnya sangat kesal, dan memutuskan untuk menelepon Mamanya.

   "Mama!" Panggilnya ketika sudah terhubung.

   "Iya, Assalamualaikum. Ada apa?"

Nina terdiam sebentar, "Waalaikumsalam. Kok udah pada berangkat sih? Kakak kalian tinggal lagi," adunya.

Mama Nina terkekeh, "Kamu 'kan masih capek makanya kita tinggal. Sekarang karena udah bangun siap-siap, ya? Nanti di jemput sama temennya Mas Anwar."

Nina menurut dan mengucap salam. Panggilan telepon selesai lalu ia segera bersiap untuk ke acara pernikahan saudaranya itu.

Pukul 11 siang sebuah mobil berhenti di depan rumah saudara Nina ini.

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang