2. ❄

443 26 0
                                    

Happy Reading Guys !

   "Ehm, selamat pagi semua. Perkenalkan nama saya Ananta Wahyu Pamungkas, biasa dipanggil Anta. Saya pindahan dari Surabaya. Let's be friends!" Sapa Anta pada pagi ini yang memberi semangat pada seluruh kaum hawa di kelas, kecuali Dieska.

Sementara kaum adam hanya menyimak, tanpa berkomentar. "Kalau begitu, Anta bisa duduk di bangku kosong sebelah Dieska. Dan, mari kita lanjutkan materinya." Anta mengangguk, lalu menjatuhkan badannya di kursi yang sebangku dengan Dieska.

Bel istirahat telah berbunyi, setelah membereskan mejanya Dieska beranjak menuju perpustakaan. Tanpa di sadari, sedari tadi Anta sudah mengikuti Dieska sampai ke perpustakaan.

Dieska mengembalikan 2 novel ke petugas perpus tersebut, dan mulai mencari buku yang menarik untuk ia baca. Namun, saat ia berhenti untuk mengambil buju di rak paling atas seseorang menabraknya dan parahnya tangan yang ia gunakan untuk mengambil buku menyenggol buku yang akan ia ambil.

Dieska menutup matanya. Bukan buku yang menjatuhi dirinya, tetapi tubuh seseorang yang menjatuhi dirinya. Begitu ia membuka matanya Anta! pekiknya kaget.

Segera saja ia mendorong tubuh tersebut dan segera pergi keluar dari perpustakaan. Sedangkan Anta masih duduk terbengong-bengong melihat Dieska.

Berbeda dengan siang kali ini, saat Dieska sedang menikmati duduk di bawah salah satu pohon terindang di sekolahnya, memperhatikan sekeliling sambil telinganya di tutup dengan headset. Tiba-tiba seseorang berjalan mendekat kearahnya.

Pengganggu!

Dieska hanya menatap laki-laki itu dari posisi duduknya. "Tolong ajak saya keliling sekolah ini. Saya belum terlalu tahu betul letaknya." Pinta Anta, tetangga baru yang saat ini juga menjadi murid baru di kelasnya.

Dieska terdiam pandangannya menyapu mencari seseorang. "Eh, Ketos!" Orang yang di panggil Dieska menoleh dan mendekati mereka.

   "Tumben lo manggil gue. Ada apa?" Dieska diam tak menggubris, lalu si Ketos itu melihat sesorang di sebelah Dieska. Dia akhirnya paham maksud Dieska dan langsung menuntun Anta pergi mengelilingi sekolah.

Selama berkeliling Anta sesekali bertanya tentang Dieska, yang dapat ia simpulkan dari percakapannya dengan Ketos tadi adalah:

1) namanya Gladieska Aurellia Alfarian
2) punya julukan Mrs. Ice karena suatu hal yang nggak di ketahui secara pasti
3) punya kakak laki-laki
4) famous karena kepintaran prestasi akademik dan non akademik
5) ketua ekskul karate
6) orangnya pendiem, irit ngomong, terkesan cuek sama keadaan
7) cewek paling tomboy seangkatan

Dan hati Anta bergumam it's a special girl or unique girl?

*****

Pelajaran Kimia sebagai pelajaran terakhir kali ini sangat lama. Entah karena apa. Tapi, menurut Dieska penyebabnya adalah Anta yang sejak tadi terus saja memandang ke arah Dieska, membuat Dieska merasa terganggu.

Akhirnya setelah penantian yang cukup panjang bagi sebagaian siswa-siswi, terdengar suara bel pulang sekolah. Teman-teman yang semulanya paling malas belajar malah sekarang paling semangat pulang begitu juga sebaliknya.

Dengan malas Dieska memasukkan satu persatu peralatan belajarnya, melangkah menuju parkiran lebih tepatnya menghampiri ninja merah kesayangannya.

Motor sudah dinyalakan hanya tinggal menunggu Dieska menaikinya. "Wait, gue tiba-tiba kebelet buang air. Tungguin gue, jangan bawa kabur ini motor!"

Anta berdecak, ia kembali mematikan motornya sambil membawakan jaket milik Dieska. Tanpa sadar ada HP Dieska disana. Anta dengan gesit membuka akun sosmed Dieska yang kebetulan HPnya tidak di password.

Beberapa menit kemudian Dieska kembali, ia langsung menarik dan memakai kembali jaketnya. Setelah naik Dieska nenepuk kembali bahu Anta.

   "Dipikir gue tukang ojek?" Dari kaca spion Dieska mengangguk acuh tak acuh. Anta malah tersenyum tanpa sebab. "Pegangan nanti lo jatuh, gue yang berabe." Dengan malas Dieska memegang jaket hitam Anta.

   "Peluk aja napa sih? Gue mau ngebut nih!" Dieska mendelik sebal. "Bawel, modus lo," sahutnya.

Dalam hati Anta mengiyakan namun lisannya berkata, "Kuker." Setelah berkata demikian Anta langsung memacu motor Dieska membawanya dengan selamat ke rumah Dieska.

*****

   "Dieska! Woy! Dieska!" Dieska masih saja mengacuhkan pria dibelakangnya yang sudah jelas-jelas memanggilnya.

Maklum saja, Dieska sedang sibuk membaca buku dengan headset yang menggantung di telinganya.

Tiba-tiba ada bayangan yang membuat bagian buku yang ia baca menjadi sedikit gelap. Ia menghembuskan nafas lelah.

Sudah lebih 1 minggu, Anta mengusik kehidupan Dieska yang tenang. Mengikuti dirinya kemanapun kaki Dieska melangkah, kecuali ke kamar mandi.

Dieska awalnya merasa terganggu namun ia berusaha acuh. Tapi tidak untuk hari ini. Ia sudah cukup bersabar.

   "Oh, Dieska lagi baca buku sama headsetan? Hehe, pantesan gak denger." Entah bagaimana mendengar suara Anta, ia merasa jengah.

Dieska memutuskan untuk melepas headsetnya, menyimpannya di saku roknya. "Anta?" Panggil Dieska. Respon Anta luar biasa senang.

Dengan tersenyum Anta menatap Dieska yang duduk di salah satu kursi taman sekolah. "Lo bisa gak, nggak usah ngurusin hidup gue?"

Anta memiringkan kepalanya. "Ngurusin hidup lo gimana? Gue cuma mau lebih deket sama lo, salah?" Dieska menatap Anta yang tersenyum menyebalkan dengan tangan mengepal.

   "Bukan tanpa sebab gue kaya ini, jadi berhenti dan nggak usah ngurusin hidup gue!" Teriak Dieska sambil berdiri menatap tajam lelaki di depannya.

"Gue bakal berhenti kalo lo ngasih tau apa penyebabnya," kata lelaki itu mendekat ke arah Dieska lalu menarik pergelangan tangan Dieska.

Dieska berdecih melihat tangannya yang digenggam cukup kuat lalu tersenyum miring, "Dalam mimpimu, Ananta Wahyu Pamungkas!"

Dieska langsung menyentak tangannya, menabrak bahu Anta berlalu meninggalkannya.

Anta diam menatap Dieska yang menjauh lalu menutup matanya sambil mengacak rambut hitamnya dengan kasar.

❄ C H A N G E ❄

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang