7. 🗒

940 34 0
                                    

Beberapa tahun kemudian...

   "Hey, bengong terus!" Seru temanku seapotek sebelum waktu shift jaga apotek habis. "Hehehe, gpp. Keinget masa lalu," kataku dengan senyum masam.

   "Ya Ampun, masa lalu? Nggak banget, Nin! Life must going on, Sist! Jangan kejebaklah. Udah berlalu ngapain harus dipikirin?" Aku tersenyum tipis membenarkan, "Bener sih, tapi susah."

   "Coba dulu kali. Eh, waktunya lo jaga apotek. Gue pulang dulu. Bye!" Aku mengangguk sambil melambaikan tanganku tanda perpisahan, "Bye! Huh, jaga siang, pasiennya garang-garang," gumamku pelan.

Beberapa jam kemudian...

  "No. R/ 123, atas nama Tuan Zaenal. Ini obat untuk mengatasi pusingnya diminum kalau pusing saja. Kalau ini vitamin supaya anda tetap fit, diminum satu kali sehari. Apa ada pertanyaan?" Tanyaku sambil memasukkan obat ke dalam kresek apotek.

   "Hm, Kak?" Ujar pasien, "Iya?" Aku masih belum menoleh ke arah pasien. "Kayanya saya nggak butuh obat ini deh." Aku mendongak ke arah suara, "Lho, kenapa Pak? 'Kan udah saya racikkan sesuai dari dokternya," kataku bingung memperhatikan pria didepanku dengan seragam lorengnya.

   "Pas saya lihat kakak. Badan saya langsung sehat kok, lagian Kakak masa nggak kenal saya?" Pria itu mengangkat kepalanya, membuatku terkejut saat mengenali wajahnya. "Lho, eh?"

   "Hai! Ketemu lagi!" Sapanya tersenyum cerah, aku ikut tersenyum lebar. Namun beberapa detik kemudian merubah senyumku menjadi senyum profesional, "Ehm, karena tidak ada pertanyaan, Anda bisa kembali. Trimakasih, semoga lekas sembuh."

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang