🌠 fix 🌠

219 18 1
                                    

"Sayang, bangun!"

Rizka yang awalnya tidak bangun saat dipanggil akhirnya terbangun karena guncangan pada bahunya. "Jam berapa sih, Ham? Pinggangku lagi capek semua nih!" Keluh Rizka.

Ilham pun memijat pinggang Rizka yang masih Rizka pegangi karena merasa pegal. "Panggil Mas, Rizka." Rizka hanya berdehem.

Beberapa menit kemudian Rizka perlahan duduk dan meregangkan badannya, Ilham pun pergi untuk menyiapkan makan.

"Mau bareng?" Tawar Ilham setelah melihat Rizka menuju meja makan, ia membantu mengambilkan lauk untuk Rizka. "Nggak usah, Mas. Kamu ada apel, ini biar aku yang beresin."

Ilham mencium pelipis Rizka sebagai terimakasih. "Kalo gitu, Mas berangkat tugas dulu. Kalau ada apa-apa kabarin ya, sayang."

Rizka mencium telapak tangan Ilham lalu mengantarnya ke mobil yang biasa Ilham bawa untuk pergi ke kantornya.

Sesaat setelah itu, mobil jeep biru hilang. Rizka membereskan sisa sarapan dan mulai membersihkan rumahnya yang sebenarnya masih bersih, mungkin hanya membersihkan lantai dengan sapu serta menata rak sepatu mereka yang terdiri dari beberapa sepatu PDL, upacara, dan sandal.

Pukul 6 pagi Rizka sudah siap berangkat untuk bekerja di rumah sakit, ia mengeluarkan motornya lalu mengunci rumah serta pagarnya.

🌠 fix 🌠

Tring!

Rendra

Aku liat lagi Ilham sama Melati
Mereka makan siang

Iya Ren, makasih

Anytime, Riz

Rizka menatap pesan yang dikirim bersama sebuah foto. Ia menyimpan foto itu di sebuah album galeri ponselnya. Tangan Rizka kemudian menggulir layar pada sebuah foto. Foto pernikahan mereka 3 bulan lalu, foto yang semakin hari semakin membuat Rizka merasa sakit dan tidak tahan ketika melihatnya.

Jika Rizka tau akan seperti ini, ia tidak akan mengiyakan permintaan itu.

Flashback

"Repot banget sih kalian bawain aku karangan bunga? Mana ini bunganya bunga kesukaanku!"

"Hah? Karangan bunga? Kita gak ngasih kamu karangan bunga, Riz. Uangnya siapa coba? Buket coklat sama boneka itu aja kita patungan buat belinya."

Rizka terdiam, ia mulai memutari buket bunga yang ada di halaman rumahnya. "Orang rumah kali? Atau sodara lo."

Rizka masih diam, ia mulai memperhatikan bunga itu dengan seksama. "Orang rumah sama sodaraku lagi nyiapin acara syukuran, dan keluargaku bukan tipe yang suka bunga-bunga kaya gini."

Congratulation and see u on friday
-Ale

Kini Rizka mematung, ia tidak berekspektasi akan diberi karangan bunga ini, terlebih orang yang memberi ini bukan orang yang dekat dengannya. Tapi saat orang itu menyebutkan dirinya Ale, Rizka tau ada sesuatu yang akan terjadi kedepannya.

"Lo kenal siapa yang ngirim?" Tanya Dini yang ikut kepo kenapa Rizka terdiam. Novy yang disebelah Rizka melirik ke arah sebuah kartu ucapan.

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang