5 Jam dalam Mimpi

408 11 0
                                    

   "Makasih udah anter pulang, Nir," ujarku sambil menenteng kresek berisi pakaian basah dan sepatu olahraga. "Ok, mingdep renang sama lari bareng lagi, ya?" Aku mengangguk lalu melambaikan tangan pada sahabatku sejak di MTs, Nira pun kembali ke rumahnya.

   "Assalamualaikum! Kakak udah pulang!" Ucapku saat memasuki rumah, aku langsung masuk ke kamar dan meletakkan pakaian kotor ditempatnya lalu tertidur.

Saat tertidur, aku merasa ada sebuah angin yang cukup kencang lalu hilang beberapa saat, namun aku mengacuhkannya.

-{⭐}-

   "Kak, ayo bangun. Udah pagi." Aku menggeliat dari tempat tidurku. Aku segera ke kamar mandi bersiap menuju sekolah untuk melaksanakan apel 17an.

Namun saat membuka lemari pakaian. Aku tidak menemukan pakaian putih-putihku, jas almamaterku, bahkan seluruh peralatan sekolah SMKku.

   "Ibu? Seragam putih-putihnya kakak mana? Jas almamaternya juga, nametag? Kemana semua?" Tanyaku mulai frustasi karena tak menemukan apa yang kucari. "Seragam putih apa? Ini kamu maksud? Jas apa? Kamu nggak punya jas, Kak. Nametag apa lagi?"

Aku mengerutkan kening, "Lho ini bukannya seragamku waktu MTs? Kakak 'kan udah kelas 11 SMK." Ibuku malah mengulurkan tangannya, memegang dahiku.

  "Kamu nggak panas, tapi omongannya kaya orang lagi ngehayal. Lagian baru selesai UN SD bisa langsung SMK nggak mungkin lah, Kak." Aku membulatkan mataku bingung. "Maksud ibu, Kakak baru masuk MTs?" Ibuku mengangguk.

   "I-ini tahun berapa?" Tanyaku mulai ketakutan. "2015 lah, jangan pura-pura lupa!" Mendengar perkataan itu aku mulai mencubit tanganku. Terasa sakit, dan rasanya ini memang nyata.

-{⭐}-

Aku menatap bangunan di depanku ini dengan kesal. Aku sebenarnya masih tidak percaya, bagaimana bisa aku kembali ke masa lalu sekitar 5 tahun yang lalu?

Sungguh rasanya menyebalkan, aku dengan langkah malas menuju kelas VII G kelasku dulu. "Eh, Nina. Kok lemes gitu, ada apa?" Tanya mantan sahabatku, maksudku teman yang akhirnya menjauhiku, Afni.

   "E-eh, Afni. Aku gak papa kok cuma lagi males aja. Hari ini nggak ada tugas 'kan?" Tanyaku kemudian. Afni menggeleng, "Eh, itu prince kamu baru baru dateng."

Prince?

Jangan bilang!

   "Pagi, Nin. Kemarin aku chat kamu kok centang? Udah tidur, ya?" Aku tersenyum tipis mendengarnya. "Habis latihan renang sama lari, jadi kecapekan." Seseorang yang dipanggil prince oleh Afni mengangguk.

   "Kamu, nggak boleh kecapekan ya, Nin," katanya perhatian. Aku mengangguk, berusaha tersenyum, "Ya, Irsyad," ujarku singkat.

Saat ini aku sedang di kantin bersama Afni, Manda, dan Yumna. Aku hanya diam mendengarkan celotehan mereka, tak minat untuk sekedar bersuara.

Tiba-tiba aku teringat sesuatu, bahwa Nira sahabatku saat SMK juga lulusan MTs. Aku merutuki otakku yang kadang pelupa ini. "Eh, Af, kenal Cahya Munira, nggak? Pacarnya Anang itu."

Afni mengerutkan keningnya bingung, "Cahya Munira? Pacarnya Anang? Cahya Munira itu anak kelas B, tapi pacarnya Anang? Kapan jadian? Perasaan masih pacaran sama Aisyah?"

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang