6. 🗒

1.1K 27 0
                                    

Beberapa bulan kemudian...

   "Dor!"

"Astaghfirullahaldzim!" Seruku kaget hampir membuatku tersedak dengan teh hangat yang akan aku minum. "Eh, kaget? Maaf. Lama nggak jumpa nih," sapa Kak Zaen.

   "Siap, iya. Kak. Kakak 'kan udah lulus," kataku mengaduk pesanan tehku dengan gugup. Pasalnya saat ini hanya ada aku dan Kak Zaen yang ada di kantin sekolah.

  "Iya, btw, Saya jauh-jauh kesini cuma mau pamit," ujarnya membuat bingung. "Pamit? Pamit kemana? Kakak mau pergi jauh?" Tanyaku memberhentikan mengaduk teh.

  "Iya, saya mau pamit pergi jauh. Saya boleh minta satu hal ke kamu?" Tanyanya lagi membuatku semakin bingung. Aku menatapnya dalam ke arahnya, "Siap, boleh, Kak. Tapi saya nggak punya waktu banyak. Bentar lagi udah 5 menit saya di kantin. Takut kena Bingsis jaga."

  "Iya, permintaan saya cuma satu. Tolong, Tunggu. Saya pergi untuk kembali. Dah~ makasih." Ia tersenyum sambil menepuk pundakku sebelum berlari dengan terburu-buru meninggalkanku di kantin sendiri.

Aku kembali menatap dalam diam kepergiannya. Apa maksudnya? Batinku bingung. Aku menatap teh gelas plastikku berusaha mencari jawaban, namun nihil, aku tak tau maksudnya.

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang