O U R S

212 9 0
                                    

• 💙 •

   "Lo lagi, lo lagi," rutuk Indri saat bertemu dengan seseorang yang ia anggap sebagai musuh bebuyutan, siapa lagi kalau bukan Juno si Gitaris band Zero.

Juno yang melihat itu hanya tersenyum miring. Indri segera beranjak membawa bola basketnya dan botol air minumnya untuk kembali ke rumah.

Namun langkahnya terhalang oleh badan besar Juno. "Ternyata kita tetanggaan, ya?" Katanya. Indri berdecak, "Ogah banget gue tetanggaan sama lo!"

Juno mengernyitkan keningnya, "Terus lo kenapa bisa disini? Oh, gue tau! Lo pasti mau ketemu gue? Ngaku aja," ujarnya percaya diri sambil tersenyum hingga matanya menyipit. "Dih, pede gila. Udah minggir gue mau balik rumah Kakek gue!" Indri pun mendorong tubuh Juno untuk menyingkir.

Ia hendak melanjutkan langkahnya tapi terhenti oleh tarikan baju belakangnya, membuatnya terhuyung dan berakhir dipeluk orang itu dari belakang.

   "Gue suka sama lo," ucap orang itu.

Indri yang kaget hanya bisa berdiam diri, sedetik kemudian ia tertawa. "Bercandaan lo lucu banget," kata Indri sarkas, ia pun berusaha melepaskan tubuhnya dan kembali melanjutkan berjalan.

   "Gue serius! Awalnya alasan gue selalu nyombongin diri gue setiap ketemu itu emang buat pamer kalo klub basket gue lebih hebat dari klub basket lo. Tapi setiap ketemu, wajah kesel lo dan kata-kata sarkas yang selalu lo ucapin entah kenapa jadi hiburan tersendiri bagi gue.

Gue jadi terbiasa buat ngelakuin itu ke lo dan semata-mata buat dapet perhatian dari lo karena gue mulai suka sama lo, Indri." Jelasnya membuat Indri memberhentikan langkahnya.

    "Lo tau? Kenapa setiap ketemu gue suka bicara sarkas dan natep lo sebel? Awalnya gue emang ngerasa terhina tapi lama-lama berubah karena gue berusaha nutupin rasa suka gue ke lo, Kak Juno." Aku Indri, ia masih menatap ke arah depan, tak berani membalikkan badannya karena merasa malu.

Mulai saat ini Juno tidak bisa untuk berhenti menyungingkan senyumannya, ia berjalan mendekat ke arah Indri. "Jadi?" Tanyanya ambigu.

   "Jadi apa?" Tanya Indri balik sambil membalikkan badannya berusaha mengontrol raut wajah dan nada suaranya sedatar mungkin.

   "Jadi kita jadian?" Tanya Juno gemas. "Iya," jawab Indri singkat. Juno malah mengerutkan keningnya. "Jawabnya nggak ikhlas amat," katanya seperti tengah merajuk.

   "Ya, terus? Mau jawab apa?" Juno menggeleng lalu ia menghambur ke pelukan Indri.

Cup!

   "Gue kayanya mulai sayang sama lo." Bisik Juno setelah mencium dahi Indri, Indri terkekeh lalu ikut membalas pelukan Juno. "Iya, gue kayanya juga mulai sayang sama lo," katanya.

Sore itu di taman komplek perumahan Kakek Indri mereka mulai berpacaran. Mereka memutuskan bermain tanding basket untuk mengenang pertemuan mereka dan untuk menghabiskan waktu bersama.

• 💙 •

OURS : Juno and Indri

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang