First Love

538 16 0
                                    

Aku menatap lekat bangunan didepanku ini. 3 tahun sudah aku tak pernah lagi memasuki atau sekedar mengunjunginya. Berjalan ke sisi barat tempat ini lalu memasuki pintu baratnya.

Aku terdiam beberapa saat, lalu berjalan menuju kantin. Para siswa-siswi disini mulai berbisik, aku menipiskan bibirku memberi senyuman tipis pada mereka yang menatapku terang-terangan.

Kantin ini, kantin yang biasa aku kunjungi saat istirahat bahkan saat jam pelajaran berlangsung. Aku tersenyum menuju salah satu penjual langgananku. "Bu Joko!" Beliau masih sibuk mencuci mangkuk. "Beli apa, nduk?" Tanyanya sambil membilas mangkuk tanpa menoleh kearahku.

"Mie karenya satu!" Pintaku, beliau mengangguk. Aku duduk di salah satu kursi tak jauh tempat beliau berjualan. "Lho, ini Nina to? Cita-citanya kesampaian, ya?" Aku mengangguk sambil mengucapkan terimakasih.

Aku segera menghabiskan pesananku, masih banyak siswa yang menatapku penasaran. Tiba-tiba dari belakang ada seorang siswa bergaris v kuning 3 menepuk pundakku.

"Ijin, Kak Fateha, ya?" Aku menoleh dan tersenyum. "Udah lama kakak nggak kesini," ujarnya. "Kan saya pendidikan dulu terus kerja, hehehe." Ia tersenyum. "Mau lihat-lihat sekolah Kak?" Aku menggeleng, "Next time aja, waktu saya nanti gak cukup buat ke tempat lain. Saya langsung balik, ya?"

Siswi itu mengangguk, aku segera membayar pesananku lalu berjalan keluar dari sekolah ini. Memberi hormat pada tubel dan bingsis yang berjaga. "Fateha? Udah dari tadi?" Aku menurunkan hormatku. "Siap, iya. Izin saya mau langsung balik, nggak bisa lama-lama."

Baik bingsis dan tubel jaga itu mengangguk. "Kapan-kapan kesini lagi!" Aku mengangguk kembali memberi hormat, lalu melanjutkan perjalanan selanjutnya.

• 🌾 •

Aku kembali menatap bangunan didepanku, lalu masuk dan menuju aula tempat ini. Melepas alas kakiku dan menuju tempat wudhu karena saat ini memasuki waktu dhuhur.

Setelah selesai sholat dan menggunakan alas kaki serta merapikan kerudungku aku menuju ruang guru. Sama seperti di tempat tadi yaitu SMKku semua siswa dan siswi menatapku. Aku tersenyum tipis dan mengetuk pintu ruang guru.

Kebetulan sekali guru-guru di sekolahku ini sedang istirahat setelah mengajar. "Assalamualaikum!" Salamku lalu menutup pintu. Para guruku yang sedang menulis ataupun mengetik sesuatu menjawab lalu menoleh ke arahku.

"Fateha? Ini Fateha?" Tanya salah satu guru IPS ku dulu. "Nggih, ini Fateha, Bu Ida," jawabku mencium telapak tangan beliau.

"Masyaallah. Ibu pangling lihat kamu. Tambah tinggi perasaan, cantik juga, kelihatan dewasa. Apalagi ini seragam kamu." Aku mengangguk, "Maaf, kalo saya menganggu. Saya cuma mau lihat-lihat saja keadaan MTs waktu saya udah lulus." Beliau tersenyum.

"Saya mau lanjut lihat-lihat lagi, Bu. Permisi, assalamualaikum." Aku kembali tersenyum lali menyalami semua orang di ruang guru tersebut.

Aku keluar dari ruang guru melewati ruang BK, terlihat guru BK yang juga akan keluar. Kami berpapasan, "Fateha, ya? Yang dulu ketua Sahabat Pustaka?" Aku mengangguk, beliau malah memberi hormat, aku membalas hormat. "Saya tau kamu pasti bisa," kata beliau menurunkan hormatnya sambil menepuk pundakku.

"Tanpa motivasi anda, mungkin semangat saya akan padam dan tidak bisa melanjutkan pendidikan, Kak. Terimakasih." Beliau mengangguk. "Saya bangga sama kamu. Panggil Pak saja lah, saya sudah punya anak tapi masih kamu panggil Kak." Kami tertawa kecil. "Saya mau pamit, masih ada tempat yang harus saya kunjungi. Trimakasih, assalamualaikum." Aku tersenyum lalu menaiki transportasi umum menuju tempat selanjutnya.

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang