41. Diet

1K 190 52
                                    

Wanita adalah makhluk yang paling impulsif yang ada. Mereka cenderung memiliki niat yang sangat amat jarang dilaksanakan karena halangan yang lebih asoy untuk dicoba. Seperti contoh, mereka berniat untuk membeli skincare agar wajah se-glowing permata yang baru diasah, tapi kenyataannya tiap ada pundi-pundi rupiah masuk mereka lebih sering mengalokasikan uang untuk membeli makanan. Jangan mengelak, author tahu kalian sering melakukannya.

Namun, untuk seorang saudara Risa yang memiliki kelicikan warisan dari kancil, tentu hal itu tak akan menjadi masalah baginya. Ia tak perlu memilih harus memilih skincare atau makanan, hal itu karena Bapak Pandu sarjana hukum cukup care.

Mustahil bagi Pandu membiarkan Risa kelaparan karena sejujurnya, Risa yang kelaparan setara dengan singa PMS yang kebetulan sedang darah tinggi dan tentu itu akan membuat posisinya sebagai pacar akan lebih sering terkena amukan dan siksaan batin. Oleh sebab itu, Pandu akan selalu membelikan makanan yang diinginkan Risa, sementara uang Risa bisa dialokasikan untuk membeli skincare agar dia shining shimering splendid.

Namun, masalah datang ketika Pandu mulai membeli mobil dengan mode cicil akibat ingin melakukan lamaran tandingan beberapa hari lalu. Cicilan itu membuat Risa tak bisa seenaknya minta Pandu mentraktir karena Pandu dalam masa menabung untuk bayar cicilan.

Bagaimanapun juga Risa itu sayang Pandu jadi dia tak akan memainkan peran calon istri matre yang membuat calon suami sengsara seperti di sinetron ikan terbang. Meskipun sesungguhnya kadang Risa tergoda untuk mencoba peran itu di depan Pandu, tapi untunglah ia tak melakukan setelah menganalisa melakukan analisa SWOT yang lebih banyak keburukan dibanding kebaikan. Begitu-begitu Risa penuh perhitungan tiap melakukan semuanya, tapi dia lapar dan uangnya sudah dialokasikan membeli produk YSL yang menjadikan dompetnya cosplay menjadi peci.

"Gue pesan Pizza kalian nggak boleh minta!"

"Bodo!" seru Risa kesal, jika  Joy sudah bersabda maka susah sekali untuk mengubahnya, tipikal manusia keras kepala seperti mama mereka.

Di sana Risa kesal karena Joy tak mau berbagi makanan datanglah Rena yang langsung duduk di antara dua kakaknya yang masing-masing sibuk dengan ponselnya.

"Nikahan Kak Joy dua bulan lagi, gue belum ada ide kainnya mau dijahit kayak gimana," kata Rena sembari melihat model kebaya untuk menjadi sumber inspirasi.

"Lo mau dijadiin kayak gimana?" tanya Rena pada Risa.

"Kebaya crop top," jawab Risa asal. Jangankan memikirkan model baju, bentuk kainnya saja ia belum melihatnya, dia terlalu sibuk mengurus Pandu hampir menghancurkan acara Joy.

"Serius? Bawahannya gimana? Rok gitu?"

"Iya rok lipit tenis gi—adooh!" Risa mengaduh kesakitan saat merasakan seseorang menepuk kepalanya dengan buku yang jelas tak tipis.

"Lo mau datengin nikahan gue apa nge-l*nte? Sopan dong!" Risa berdecak kemudian meletakkan hpnya setelah memastikan sudah memberikan emote love pada Pandu sebelum lelaki itu menerornya.

"Bagian mana yang gak sopan?"

"Lo pake kayak gitu Pandu pasti bakal ribut dinikahan gue. Cari model lain!" Risa mendengus, sebagian besar kebebasan berpakaiannya itu diatur dalam KUHP, Kitab Undang-undang Hukum Pandu dimana di dalamnya ada 20 pasal yang tak ada satu pun berpihak pada Risa.

"Apa gue putusin Pandu pas nikahan lo, terus ntar abis lo selesai nikah gue sama dia balikan. Oke nggak tuh? Jadi, gue nggak perlu takut ada yang ngamuk gue kalo gue pake baju kek gitu. Gila cerdas banget gue."

Rena dan Joy hanya bisa memandang Risa dengan tatapan prihatin. Saudara mereka yang satu ini pasti mengalami stres yang berlebihan hingga cara kerja otaknya berjalan mundur.

✅(Not) Couple Goal (Eunrose) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang