27. Putus

1.9K 305 55
                                    

Hubungan Pandu dan Risa minggu ini tak bisa dikatakan baik-baik saja. Pandu semakin posesif sementara Risa yang sedang kedatangan tamu bulanan sedang sensitif hingga sedikit saja Pandu memperlihatkan ketidaksukaannya pada lelaki yang dekat dengan Risa, maka Risa akan mengamuk bak macan betina.

Risa merasa tak dipercaya jika Pandu terus begitu. Itulah kenapa Risa memilih menghabiskan hari liburnya di apartemen dan mengganti passcode pintu apartemennya. Ia sedang malas bertemu dengan Pandu. Ia butuh ketenangan.

"Nih!" Rena memberikan berbagai macam coklat, hot pack, jamu datang bulan lalu obat pereda sakit pada Risa.

Namun, bukannya berterima kasih Risa malah melihat ke arah Rena dengan tatapan curiga. Boleh dikatakan hubungan persaudaraan mereka itu bukan siblings goal dimana saling memperhatikan satu sama lain mereka adalah tipe yang menertawakan penderitaan saudaranya. Jadi, wajar jika Risa merasa aneh saat Rena memberikan itu semua padanya.

"Apa mau lo?" Rena berdecak.

"Bukan dari gue, tapi dari Bang Pandu. Katanya dia minta maaf udah bikin lo kesel terus."

"Kenapa nggak dia sendiri yang ngasih?"

Rena kembali berdecak kesal, sepertinya dia akan kehabisan stok sabar jika lama-lama bersama dengan Risa versi maung ini.

"Karena lo larang dia ke sini dulu. Kak Risa!" kata Rena kesal.

"Dia takut lo ngamuk lagi. Dia takut lo mutusin dia makannya dia diem-diem bae dan nyuruh gue jadi babu dia cuma demi duit dua ratus rebu."

"Lo dibayar?"

"Gada yang gratis di dunia ini my sister," kata Rena lalu memfoto Risa yang mengambil coklat dan memakannya.

"Apaan sih lo? Ngefans?"

"Bukti buat Bapak Pandu sarjana hukum. Sekalian katanya doi kangen sama lo, mau liat lo."

"Bohong!"

"Nggak percaya ya udah. Bukan urusan gue ju—" Omongan Rena terputus sejak Joy datang membanting pintu depan dengan keras.

"WOI PINTU BISA RUSAK KALO LO GITUIN!" teriak Risa.

Tapi, Joy tak peduli, dia duduk di sofa dengan wajah sedih dan marah yang bercampur jadi satu ditambah dengan tangis. Tangisan yang tiba-tiba keluar dan ini bukan jenis tangis elit yang membuatnya tetap terlihat cantik, tapi jenis tangis yang mengeluarkan suara kencang ditambah dengan ingus yang beleber.

"Lah nangis," kata Risa menunjuk sang kakak.

"Kalo gue liat sih doi nangis. Lo sih!" tunjuk Rena pada Risa.

"Lah gue ngapain anjir, gue cuma duduk terdiam dengan anggun dan cantik." Risa jelas tak mau disalahkan. Lagipula Joy cengeng amat kalau hanya perkara pintu saja langsung nangis.

"Mana ada lo diem cantik. Lo diem-diem nyeremin anjir. Nih liat Kak Joy sampai nangis gara-gara lo." Risa menendang bokong Rena yang masih berdiri di dekatnya.

"Aduh sakit bego! Kelakuan lo kayak Mak Lampir anjir!" Risa melirik Rena tajam.

"KALIAN BISA DIEM GAK SIH? GUE LAGI SEDIH INI."

"LO JUGA BISA DIEM GAK SIH NANGISNYA? KITA BUDEG INI DENGERIN LO NANGIS!" Jika masalah seperti ini Risa dan Rena sangatlah kompak.

"Gue lagi sedih, tapi dimarahin huaaaaa." Rena dan Risa saling memandang lalu menghela napas.

"Gue ngambil recorder dulu. Lo jaga dia jangan sampai dandan." kata Risa.

Persaudaraan mereka. Memang aneh, jika ada yang menangis maka mereka akan merekamnya dan akan memperlihatkannya kepada yang menangis sambil berkata, "Ini lo pas lagi bego-begonya. Ngapain kayak gitu ditangisin dasar bego!" Dan sejauh ini mereka sudah mendapat giliran masing-masing. Risa saat putus dengan Jeffrey dulu, Rena saat dia diselingkuhi sementara Joy yang tak pernah di-notice dan ditambah sekarang.

"Lo kenapa?" tanya Risa pada Joy yang siap merekam Joy.

"Jaeden selingkuh." Risa merasa dia salah dengar. Bagi Risa orang seperti Jaeden bukanlah tipe-tipe yang bisa selingkuh karena menurut Risa selingkuh itu butuh keahlian dan kepintaran sedangkan Jaeden tidak sepintar itu.

"Lo yakin? Lo udah tanya dia belum?" Joy menggelengkan kepalanya.

"Gue udah mutusin dia!" Joy menunjukkan pesan singkatnya pada Jaeden dan Risa semakin nyut-nyutan saat Joy langsung memblokir Jaeden.

"Kok lo goblok sih kak. Harusnya lo ngomong dulu sama dia ih kok gue kesel ya."

"Mau ngomongin apa? Dia pelukan sama cewek lain di depan gue Ris. Lo bayangin jadi gue!" Rena menyenggol Risa.

"Doi putus berarti kemungkinan lo nikah bakal diundur lagi kak. Lakuin sesuatu, gue nggak mau jadi perawan tua gara-gara dia."

"Sial! lo bener." Risa yang tak ingin jadi perawan tua langsung menghubungi Pandu, persetan dengan aksi marahnya, dia harus segera melakukan sesuatu sebelum semuanya semakin runyam.

"Halo sayangku Risa." Geli rasanya mendengar Pandu berbicara seperti itu, itu bukan karakter Pandu.

"Ndu gawat kak Joy putus."

"Oh, udah tau tadi di grup para suami udah di bahas, tapi aku males nimbrung. Soalnya aku kepikiran kamu." Omongan Pandu yang terdengar begitu cheesy membuat Risa berpikir bahwa itu adalah ajaran teman Pandu yang bernama Malik alias Kiming.

"Udah dibilang jangan deket-deket sama Kiming jadi gini kan kamu."

"Gue teros, gue lagi."

"Tuhkan bener kamu lagi sama Kiming." Risa mulai melenceng dari niatan awal yang ingin meminta bantuan Pandu. Untung Rena mengingatkan.

"Kak Risa, fokus! Fokus!"

"Ah iya. Pandu pokoknya kamu harus bantuin kak Joy biar nggak putus sama kak Jaeden."

"Kenapa? Mungkin itu udah jalan mereka berdua."

"Karena kalo mereka putus kita nggak bakal nikah nikah Pandu! Kamu mau nggak sih nikah sama aku?"

"MAU LAH. KALO BISA KITA NIKAH SEKARANG!"

"Makanya bantuin biar mereka nggak putus!" Tanpa di loudspeaker saja Rena sudah mendengar suara suara manusia ini.

"Aku ke sana sekarang!" Bunyi gedebuk terdengar begitu keras, bisa saja yang jatuh hp Pandu atau mungkin Pandu, Risa tak peduli yang dia pedulikan sekarang Joy baikan dengan Jaeden atau kalo tidak dia harus mencari jodoh lain untuk Joy.

-o0o-

"Kak Joy mana?" tanya Pandu yang datang hanya dengan celana pendek dan kaos warna hitam.

"Di kamar, kayaknya nggak ada harapan deh Kak. Kak Joy udah mantep," kata Rena sementara Risa duduk saja di sofa menatap kosong ke depan.

"Ndu," panggil Risa dan Pandu langsung berjongkok di depan Risa.

"Tenang aja ya, aku bakal bujuk kak Joy biar dia—"

"Kayaknya kita kawin lari aja deh," kata Risa setelah memikirkan bahwa Joy yang seperti ini tak mungkin bisa balikan dengan aman, nyaman dan tentram.

"LO GILA/HAH?" kata Rena dan Pandu bersamaan.

"Gue nggak mau jadi perawan tua. Ayo kawin lari."

"Oke ayok."

"Gila lo berdua." Rena syok dengan pasangan gila di depannya ini.

-o0o-

Astaga aku makin ngawur aja ngetiknya.

✅(Not) Couple Goal (Eunrose) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang