Seminggu lebih Risa dan Pandu mendatangkan banyak lelaki untuk dijodohkan dengan Joy bahkan Rena pun ikut-ikutan menjodohkan dengan beberapa kenalannya dan itu membuat Joy benar-benar merasa kesusahan. Pasalnya tak ada satu pun dari belasan lelaki tampan dan mapan yang menyentuh relung hatinya. Dan semuanya itu karena di dalamnya sudah ada nama yang sekeras apapun mencoba ia tutupi tetap akan berada di sana.
"Jadi hari kamis nih ya Kak Yo-"
"Gue capek Ris." Joy akhirnya mengeluarkan keluh kesahnya.
"Gue capek, jodoh itu nggak bisa dipaksain nggak bisa pakai deadline."
Risa sebenarnya juga tak ingin memaksa sang kakak yang memang terlihat seperti akan menyandang jomblo selamanya.
Namun, mau bagaimana lagi? Dia ingin menikah, dengan begitu dia bisa tinggal bersama Pandu dan bisa menggunakan uang Pandu secara leluasa untuk membeli skincare korea agar wajahnya tetap glowing.
"Tapi, kalo lo tetap diem-diem aja juga nggak bakal ada jodoh yang dateng Kak," kata Risa.
"Jodoh itu ada di tangan Tuhan. Itu semua rahasia Tuhan Risa," kata Joy sok bijak padahal hanya ingin menghindar dari tekanan sang adik.
"Kalo gitu coba deh lo pergi ke pangkuan Ilahi terus tanya kapan jodoh lo dateng." Bicara dengan Risa memang tak pernah cocok jika menggunakan kalimat bijak, dengar saja apa yang baru saja ia katakan pada kakaknya itu.
"Risa lo nyuruh gue mati?"
"Tapi, kayaknya nih Kak, kalo lo mati nih lo nggak perlu capek-capek nyari jodoh dan gue bisa nikah tanpa nungguin lo dapet jodoh yang mungkin dateng setelah ada hujan duit," canda Risa dan dengan brutal Joy melempari adiknya itu dengan bantal sofa.
"Dasar adek durhaka."
"Aduh aduh sakit Kak." Risa mengatakan sakit, tapi mulutnya terus mengeluarkan suara tawa.
"Udah-udah, gue tahu kok lo sebenarnya kenapa." Joy menghentikan serangannya karena bingung dengan ucapan Risa.
"Hah maksud lo?"
"Lo masih ngarepin si mata sipit kan?" Siapa lagi si mata sipit kalo bukan Jaeden.
"Dia Jaeden bukan si mata sipit," protes Joy dia tak pernah suka jika adik-adiknya memanggil Jaeden sipit.
"Oke-oke jadi lo bakalan langsung nikah kalo sama Jaeden?" tanya Risa.
"Ya nggak lah, jadian aja kagak apalagi nikah." Joy ngegas sampai pol.
"Tapi, ada niatan langsung nikah kan?" Joy mengangguk.
"Oke kalo gitu kita ubah proyeknya jadi 'mengejar cinta Jaeden' ya."
"Ris."
"Hmm."
"Lo tau nggak lo tuh berlebihan banget, gue bisa aja bujuk nyokap buat-"
"Nggak lo nggak bisa bujuk nyokap, percaya sama gue. Nyokap aja nggak percaya sama Pandu padahal lo tau sendiri kalo nyokap lebih sayang Pandu dibanding kita." Benar kata Risa mama mereka lebih menyayangi Pandu karena tak punya anak laki-laki dan Pandu juga termasuk pintar cari muka di depan orang tua Risa.
"Udah lo tenang aja kalo misalkan si Jaeden nggak suka lo, gue ada kenalan yang pinter bikin pelet kok." Mata Joy melebar.
"Hah? Siapa?"
"Pakde Eko tuh yang tinggal di sebelahnya Lisa."
"Risa dia pinter bikin pelet buat mancing bukan pelet buat bikin Jaeden suka sama gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
✅(Not) Couple Goal (Eunrose)
RomanceKisah asmara Risa dan Pandu yang berbeda dengan kisah percintaan pada umumnya dan penuh dengan keanehan.