Jika dibongkar isi otak Lisa sebenernya di dalamnya sel-sel otak sangat bekerja keras yang artinya Lisa cukup sering menggunakan sang pusat kendali tubuh. Hanya saja, perlu digarisbawahi bahwa apa yang dipikirkan oleh otak itu bukanlah hal-hal yang kebanyakan orang pikirkan. Jika tak mengerti maksudnya, ehm mungkin kalian bisa mengatakan bahwa otak Lisa itu digunakan untuk cara yang unik sedangkan kalau Pandu mengatakan bahwa apa yang ada di otak Lisa itu adalah hal-hal licik sekelas dengan serigala berbulu domba.
Namun, tak jarang ide yang keluar dari Lisa cukup berguna. Seperti jaman kuliah dulu, saat Risa yang dijadwalkan ada kuliah pengganti yang bertepatan dengan konser salah satu idolanya. Bingunglah si Risa kala itu, akan sangat mubazir kalau sampai tak datang buang-buang duit, tapi masalahnya dia tak ada lagi jatah absen kan kurang aseeemm. Kalau istilah workop ini maju kena mundur kena. Sangat bahaya.
Kemudian, muncul lah Lisa sang pembawa solusi sekaligus setan penggoda nomor satu dalam blackvelvet. Dan setelahnya Risa melakukan hal itu dan beruntung berhasil.
Mau tahu apa? Tenang ini bukan seperti anak Anne work sebelah yang pura-pura kesurupan. Caranya cukup simpel. Apalagi jika bukan berbohong. Yak benar, seorang Risa berbohong kepada dosen sang pahlawan tanpa jasa, sudah terbayang kan seberapa besar dosanya? Iya tahu Risa memang tempatnya dosa apalagi saat ia berbohong bahwa neneknya meninggal.
Sebenarnya tak dikatakan berbohong juga sih, kan benar nenek Risa meninggal. Tapi tentu saja konsepnya berbeda. Risa memang mengatakan, "Nenek saya meninggal pak."
Tapi, jelas bapak Supardi dosen tercinta mengartikan ucapan Risa menjadi nenek Risa baru meninggal hari itu juga bukan bertahun-tahun yang lalu. Nah inilah kenapa dalam pelajaran bahasa Indonesia kita diajari SPOK, subjek-predikat-objek-keterangan agar tak salah paham.
Namun, di dunia milenial dimana per-tiktokkan sudah menguasai dunia sekarang SPOK sudah diganti menjadi SPO+anjir. Sungguh miris, tapi pas diucapkan luar biasa enak di mulut, berasa ada manis-manisnya.
Sudah lupakan masalah Risa si Pinokio, kembali ke masalah ngambeknya Pandu sarjana hukum. Untuk mengatasi ngambeknya Pandu, Lisa memiliki dua opsi. Berikan tepuk tangan dulu untuk Lisa. Yak terima kasih.
Solusi pertama adalah buat Pandu merasa dibutuhkan. Menurut hasil study Lisa yang belum teruji di perguruan tinggi mana pun, lelaki itu akan merasa senang jika pacarnya bergantung padanya, istilah gaulnya manjah. Gampang, tapi untuk seorang Risa yang terbiasa mandiri menyelesaikan semuanya sendiri tentu itu sedikit aneh. Namun, bagaimana pun dia mencobanya.
Dan itulah kenapa pagi ini dengan wajah yang dibuat sok cute ia mengetuk apartemen Pandu sambil membawa satu botol Nuttela yang tertutup.
"Pagi Pandu sayang." Bukannya merasa senang seperti biasanya jika dipanggil sayang, Pandu malah merasa aneh dan bergidik ngeri. Kenapa pacarnya ini memakai pita-pita macam anak SD apalagi dengan wajah seperti anak yang excited mau diajak ke Dufan. Pandu sedikit bertanya-tanya apa pacarnya ini kepleset di kamar mandi lalu otaknya korslet karena terkena air atau jawaban paling mungkin adalah kesurupan setan.
"Kamu kenapa?" tanya Pandu masih merasakan hawa-hawa aneh.
"Bukain ini, Risa nggak bisa."
Jangan tanyakan reaksi Pandu, yang jelas dia seperti orang yang baru saja terkena serangan kaget level langit ke tujuh.
Pertama Risa memanggil dirinya sendiri Risa which is—kalo kata anak jaksel— itu adalah sebuah pengimutan diri level ingin muntah versi Pandu. Lalu yang kedua adalah berita hoax bahwa Risa tak bisa membuka tempat Nutella. Seorang Risa yang bisa mengganti galon sendiri tidak kuat membuka nutella? Hah! Itu sama saja seperti Limbad bisa nyemil paku, tapi tak bisa makan kawat. Alias tidak mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅(Not) Couple Goal (Eunrose)
RomansaKisah asmara Risa dan Pandu yang berbeda dengan kisah percintaan pada umumnya dan penuh dengan keanehan.