43. Pengantin Baru

1.7K 245 114
                                    

"Saya terima nikahnya Risa Oceanna binti Abimanyu dengan mas kawin seperangkat skincare dan emas 100 gram dibayar tunai."

"Bagaimana saksi? Sah?"

"Sah." Dengan kata sah akhirnya dua manusia yang kebelet nikah secara resmi menjadi pasangan suami istri.

Kini dua manusia yang sempat ribut semalam duduk rukun berdampingan di pelaminan dengan senyum secerah wajah Cha Eunwoo. Meskipun jika ditilik kembali penyebab senyum itu berbeda.

Pandu tersenyum bahagia karena akhirnya ia bisa resmi mengganti kontak nama Risa di ponselnya menjadi mantan pacar. Sekaligus nanti malam mereka akan tidur dalam satu ranjang. Membayangkan saja membuat otak Pandu semakin kotor.

Sementara itu Risa tersenyum karena Pandu memberinya mas kawin skincare mahal dari brand YSL yang menjadi incarannya. Selain itu fakta bahwa ia menjadi istri Pandu yang tampan paripurna membuatnya bangga.

Namun, meskipun keduanya tampak bahagia, Pandu tetap merasa kesal pada Risa yang mengundang ulat bulu ke acara pernikahan mereka. Harusnya tak apa, tapi rasa cemburu Pandu semakin meluap ketika ulat bulu memuji kecantikan Risa bahkan dia melakukan cupika-cupiki. Jika saja Pandu tidak dalam mode pengantin yang bermartabat pasti dia sudah menendang Reza.

"Kamu ngapain sih ngundang dia?" bisik Pandu pada Risa begitu ulat bulu turun dan kini menuju ke tempat band pengiring.

"Dia artis, Ndu pasti kalo ngasih amplop isinya banyak. Kan lumayan buat nambah tabungan kita. Sama dia nyumbang lagu, 'kan lumayan nggak usah bayar, mahal lho kalo ngundang penyanyi terkenal kayak Reza."  Logika dari Risa memang masuk akal, tapi tetap saja dia tak menerima alasan Risa karena sekali cemburu tetap cemburu.

"Iya, tapi kenapa nggak ngundang mawar berduri sekalian? Biar dia ada pawangnya. Nyebelin banget pake cupika-cupiki segala." Pandu kembali melayangkan protesnya.

"Udah nggak usah ngeluh mulu, salaman aja yang bener. Aku capek."

"Lemah, gini aja capek," sindir Pandu yang aslinya masih kesal karena adegan cipika-cupiki antara Risa dan ulat bulu.

"Coba kamu pake konde! Enak aja, dipikir nggak berat kepala! Tau gini nggak usah nikah aja." Risa tak kalah sewot karena sejujurnya konde yang ia gunakan cukup berat dan perutnya sudah lapar, ditambah tamu yang tak ada habisnya. Ini semua salah Pandu yang punya banyak client dan ia mengundangnya.

"Eh mulutnya," protes Pandu dengan tangan yang masih dalam mode salaman dengan para tamu.

"Ya, abisnya aku kecapekan, tapi kamu malah bilang lemah." Pandu terdiam Risa masih dalam tahap kesal dengannya.

"Maaf, Sayang. Nanti aku pijitin deh abis ini." Jika seperti ini saja dia baru bersikap manis.

"Selamat ya, Pak." Pandangan Pandu beralih pada sang paralegal yang datang dengan kacamata hitam, jika saja Risa lagi dalam mode julid pasti ia akan mengatai Chika seperti tukang pijat.

"Iya. Terima kasih." Pandu baru saja ingin menyalami Chika sebagaimana ia menyalami tamu-tamu sebelumnya. Namun, tangan Risa lebih dulu menggapai tangan chika.

"Bukan muhrim, jadi biar gue wakilin," kata Risa tak membiarkan sang suami bersalaman dengan Chika si paralegal genit kalo kata Risa. Berkat omongan Risa kini paralegal itu meninggalkan mereka dengan mulut yang menggumamkan umpatan.

"Wuesss, selamat bro. Jangan lupa ntar malem live streaming."

"Lo kata bola. Sana pergi huss huss." Kiming beralih kepada Risa begitu Pandu menyuruhnya untuk cepat-cepat pergi.

✅(Not) Couple Goal (Eunrose) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang