30. Pandu Ngambek

1.6K 273 31
                                    

Kedua mata Risa masih menatap pasangan yang sedang tampak mesra di ruang TV apartemennya. Gadis itu baru sampai di Jakarta setelah perjalanan dari Semarang yang melelahkan ditambah tadi ia mendapat ceramah panjang kali lebar dari mamanya setelah Chandra memberitahu mamanya tentang adegan cipokan yang ia perankan bersama dengan Pandu sarjana hukum yang saat ini mungkin sudah tepar di kamarnya.

Kembali lagi ke masa sekarang, masa dimana ia ingin menenggelamkan sang kakak dan Jaeden di laut merah agar tenggelam dan bertemu Firaun di dasar laut. Siapa tahu Firaun butuh teman pembuat masalah seperti Joy.

Namun, jika diingat-ingat menenggelamkan Joy tak akan berguna. Gadis itu pandai berenang bahkan dugong pun kalah cepat dengan Joy yang setara dengan kecepatan ikan pesut saat berenang. Mungkin dia bisa memikirkan cara lain untuk menghempaskan kakaknya. Sekarang yang perlu ia lakukan adalah menanyakan kenapa mereka bisa balikan setelah melatarbelakangi drama kawin lari Risa hingga membuat Johwang di sekap.

Bicara tentang Johwang, Risa harus segera memasukkan Johwang ke aquarium.

Setelah melakukan tugasnya dengan baik, Risa duduk di seberang Joy dan Jaeden yang sedari tadi tak menghiraukannya seolah-olah mereka buta. Iya, buta cinta.

"Jadi, kenapa kalian balikan? Udah bagus putus aja," geram Risa yang sempat kesal dengan drama Joy.

"Ya ampun Risa! Kalo dateng itu Assalamu'alaikum dulu." Risa memutar bola matanya kesal. Jelas-jelas dia sudah memberi salam bisa-bisanya Joy malah menyuruhnya.

"Udah, tapi kayaknya kuping lo dikencingin setan makannya nggak denger." Risa kalau sudah kesal, mulutnya sama pedasnya dengan jalapeno.

"Lo nih ya mulutnya," kata  Joy penuh peringatan. Tapi, namanya Risa mana ada jeranya sih.

"Kenapa kalian bisa balikan?" tanya Risa lagi sepertinya gadis itu tak akan meninggalkan topik ini tiba-tiba.

"Cewek yang gue liat ternyata sepupunya. And guess what."

"Gue nggak mau nebak. Kalo mau ngasih tau silahkan kalo nggak ya udah gue capek." Padahal Joy ingin menumbuhkan jiwa-jiwa kepo, tapi ternyata gadis itu tak memberinya pilihan. Jadi akhirnya gadis itu memberitahu Risa.

"Kita mau tunangan. Lusa kita mau ke Semarang." Risa bertepuk tangan dengan ekspresi datar.  Padahal selama ini gadis itu selalu memaksa Joy untuk cepat-cepat menikah. Sepertinya ada yang salah dengan diri Risa.

"Saran gue sama kalian. Jangan pernah cipokan di rumah mama. Boleh asal nggak ketahuan. Kalo nggak kuping kalian pasti sakit banget," kata Risa lalu beranjak menuju kamarnya dia capek mau istirahat.

"Dia pasti abis ketahuan cipokan sama Pandu," gumam Joy setelah mendengar saran dari Risa.

-o0o-

Kaget adalah ekspresi yang wajar dikeluarkan saat ada orang yang tak seharusnya ada di kamarmu kini duduk dengan santai bak kamar sendiri. Tapi, Risa mungkin kebalik dari orang-orang. Gadis itu terlihat biasa saja saat melihat Pandu yang duduk di tepi kamarnya, dia malah duduk di depan Pandu dan memintanya untuk mengeringkan rambutnya yang baru saja selesai keramas.

"Kok nunggu di sini? Bukan di depan?" tanya Risa.

"Ada monyet gelantungan di pohon." Risa mendengus tertawa. Ia tahu maksud Pandu adalah kakaknya yang gelendotan sama Jaeden.

"Hair dryer kamu mana?" tanya Pandu setelah berhasil membuat rambut Risa separuh kering.

"Di laci paling atas." Risa memberitahu dan Pandu entah kesurupan apa menurut padahal biasanya lelaki itu sangat sulit untuk langsung mengikuti perintah Risa, pasti ada aja alasannya.

✅(Not) Couple Goal (Eunrose) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang