Pandu tengah membaca beberapa kartu di tangannya. Melihat dari tingkah Pandu yang tampak begitu serius, Risa sedikit penasaran dengan apa yang dilakukan oleh suaminya.
"Kamu ngapain?" tanya Risa yang baru keluar setelah memompa asi untuk buah hati mereka yang sekarang sedang tidur.
"Aku lagi belajar jadi Bapak." Alis Risa naik sebelah, selama ini Pandu sudah sering belajar meskipun dalam prakteknya dia takut mencelakai anak mereka.
"Kamu belajar apa?" tanya Risa dan Pandu menunjukkan kartu di tangannya.
"Apa itu?"
"Ini aku ngumpulin pengalaman bapak-bapak kenalan aku." Risa menghela napas, kenalan Pandu hampir semuanya bukan manusia yang beres, apalagi di antara mereka ada Kiming yang diam-diam mengajari anak lelakinya untuk menjadi fuck boy padahal usia anaknya masih 17 bulan.
"Ada Kiming juga?" Pandu mengangguk.
"Cuma sekarang aku bingung." Pandu memang sering bingung dalam mengurus anak mereka.
"Bingung kenapa?" tanya Risa.
"Ini, Pak Tohar bilang kalo bayi nangisnya oek ... oek... oek, itu artinya dia pengen poop. Tapi, Pak Huda bilang kalo bayi nangisnya oeek... oeek... oeek itu artinya laper." Pandu tampak seperti manusia yang tengah dalam posisi harus memotong kabel mana untuk menghentikan bom.
"Bedanya oek, e-nya satu sama oeek, e-nya dua apa? Kalo anak kita nangis aku nggak pernah ngitung e-nya ada berapa." Pandu sangat beruntung karena stok sabar Risa bertambah seiring dengan kelahiran anak pertamanya tiga bulan yang lalu, jika tidak mungkin sekarang Pandu menderita kerontokan dini akibat dijambak oleh Risa.
"Kamu nggak perlu perhatiin anak kita pas nangis e-nya ada berapa buat tau dia poop atau laper." Alis Pandu naik, menang ada cara lain?
"Emang di antara bapak-bapak itu nggak ada yang ngasih tau kamu?" Risa tak langsung memberitahu Pandu, dia ingin melihat apa saja yang dikatakan oleh teman Pandu tentang mengatasi bayi yang menangis.
"Kata Kiming, tanyain bayinya." Risa sudah menduganya.
"Dia bilang apa?" tanya Risa.
"Kalo anak lo nangis tanyain dia mau apa, kalo dia masih nangis panggil istri lo. Bayi tuh kayak cewek, susah dimengerti makanya yang ngerti bayi cuma cewek doang karena mereka sama-sama susah dimengerti." Pandu membacakan kartu yang ditulis oleh Kiming.
"Sayang," panggil Risa yang membuat Pandu was-was. Sebagaimana yang kita tahu bahwa Risa sangat amat jarang memanggil Pandu dengan sebutan sayang.
"Aku nggak kayak gitu, Ris. Sumpah. Itu Kiming doang." Risa terkekeh dengan ketakutan Pandu.
"Kalo gitu buktiin." Alis Pandu kembali naik, membuktikan adalah salah satu bentuk alasan yang sering digunakan Risa untuk membuat Pandu masuk dalam perangkat wanita itu. Harus selalu diingat bahwa meskipun Pandu adalah lelaki cerdik, tapi Risa adalah manusia licik.
"Buktiin apa?" tanya Pandu dengan perasaan cemas.
"Ya kamu nggak kayak Kiming tadi." Dalam hati Pandu sedang mengutuk Kiming, segala cobaan dari Risa ini tak akan terjadi jika Kiming menulis hal-hal yang baik.
"Maksud kamu?"
"Kamu jagain Rindu." Pandu tak keberatan menjaga Rindu.
"Karena aku mau makan siang bareng anggota Blackvelvet. Sherly akhirnya jadian sama gebetannya."
"Aku jaga Rindu, tapi kamu juga jangan pergi. Ini weekend sayang, aku mau uwu time sama kamu." Risa mendekat ke arah suaminya memeluk sebentar kemudian mengecupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅(Not) Couple Goal (Eunrose)
RomanceKisah asmara Risa dan Pandu yang berbeda dengan kisah percintaan pada umumnya dan penuh dengan keanehan.