Malam hari di kala bulan tengah sembunyi di balik awan hitam, Jennie tengah dilanda kegalauan yang membuat siapa pun yang melihatnya menyangka bahwa gadis itu baru saja mengalami penderitaan berlapis yang menyakitnya.
Walaupun nyatanya kegalauan Jennie tak akan lepas dari sosok sang pacar. Keduanya memang baru saja menjalin cinta, tapi entah mengapa pertengkaran mereka sudah sangat mengerikan bagi Risa karena Jennie beberapa kali curhat dan mengatakan ingin putus dari manusia salju yang terlalu cuek itu.
"Coba bayangin ya, dia sama sekali nggak ada pendekatan ke keluarga gue, mau ngomong kalo ditanya. Kan gue malu. Dia sebenernya niat nggak sih nyari restu bokap gue pas dateng malah gagu. Sebel gue."
Blackvelvet diam mereka yakin bahwa Jennie masih akan melanjutkan ceritanya dan gadis bermata kucing itu akan marah jika ada yang menyela ceritanya.
"Pas gue bilang ke dia buat nyoba buat buka diri dia malah liatin gue kayak mau marah gitu. Kan gue sebel, terus dia bilang, 'aku dari dulu kayak gini masa kamu nggak tau sih?' ya gue tau dia irit ngomong, tapi masa buat gue dia nggak bisa sih? Masa gue terus yang harus ngertiin dia?"
"Kali ini gue, kalo dia masih kayak gitu gue bakalan putusin dia."
Sejujurnya semuanya paham alur cerita itu, karena percayalah Jennie sudah menceritakan itu lebih dari 29 kali dan seperti yang sudah-sudah Jennie akan marah, memutus komunikasi lebih dulu lalu dia juga yang akan menghubungi si manusia es lebih dulu. Jadi, sesungguhnya ini bukanlah sesuatu yang bisa dikhawatirkan.
"Yakin?" tanya Sonya sembari mengupas apel, gadis itu memang sedari tadi sibuk makan dibandingkan harus mendengarkan celotehan Jennie yang selalu sama.
"Ya—" Ucapan Jennie terhenti tatkala pintu apartemen di bom bel dan dengan percaya diri Jennie mengibaskan rambutnya yakin jika itu adalah Agus yang datang meminta maaf, padahal menurut anggota Blackvelvet kemungkinan itu adalah satu persen.
"Gue berani taruhan itu bukan si manusia es." Lisa memulai taruhannya.
"Paling gofood, ada yang pesen?" tanya Sherly.
"Nggak, tapi menurut gue itu kurir." Irene ikut-ikutan.
"Menurut gue itu Pan—"
"RISA!!" Jennie menjerit dari depan.
"Tuh kan bukan agus." Semuanya menahan tawa lalu ikut keluar, katanya sih mengantar Risa untuk menemui Pandu padahal aslinya ingin melihat wajah kesal Jennie.
"Cepet usir cowok lo, karena sesi curhat gue belum kelar." Risa ingin sekali ikut Pandu dibandingkan mendengarkan celotehan Jennie, tapi dia tak ingin menjadi pengkhianat.
"Pandu ma—"
"Mama aku dateng, minta ketemu calon mantu katanya. Maaf banget Mbak Jen." Risa kaget dengan berita kedatangan calon mertuanya.
"Oh ya udah pergi sana pergi," usir Jennie sementara Risa menatap ke arah anggota Blackvelvet.
"Udah cantik?"
"Udah." Bukan anggota Blackvelvet yang menjawab melainkan Pandu yang langsung menyeret Risa pergi meninggalkan apartemen Jennie.
"Pandu aku ganti baju dulu ya, nggak sopan kalo—"
"Nggak ada mama." Tubuh Risa langsung menolak untuk bergerak, gadis itu diam di tempat menatap Pandu penuh selidik. Memang ya jika pengacara yang berbohong sangat sulit untuk dideteksi.
"Terus?" tanya Risa.
"True Beauty subtittle-nya udah di upload, kata kamu harus nyeret kamu kalo mau nonton." Inilah keuntungan yang didapatkan Risa setelah mencekoki Pandu drama Korea, lelaki itu jadi maniak drama seperti dia. Lihat saja hasilnya, Pandu bahkan rela meluangkan waktu tidurnya untuk melihat drama yang sedang digandrungi sang kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅(Not) Couple Goal (Eunrose)
RomanceKisah asmara Risa dan Pandu yang berbeda dengan kisah percintaan pada umumnya dan penuh dengan keanehan.