ACA DIBULLY?✔️

640 83 2
                                    

Selamat Membaca!

Selamat Membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__

“Aca bangun!” Teriak Rayan menggelegar, padahal ini masih jam 4.00 AM.

Aca yang terkejut langsung terbangun, “Hiks, Huaaa! Bund–hiks–aa hiks” tangisnya kencang.

Lalu datanglah Dinda dari luar dengan wajah paniknya, “Kamu apain Aca, Rayan?” tanyanya.

“Banguninlah, kan bunda yang suruh,” jawab Rayan dengan wajah watadosnya.

“Aba–hiks–ang t–teriakin hiks, Aca bundaa!” isak Aca sambil mengadu.

“Apa bund? Kan bunda yang suruh aku bangunin Aca,” ujar Rayan, saat bundanya menatapnya tajam.

Dinda mengenghela napas, “Iyaa bangunin, tapi pelan-pelan. Udah ya Ca, sekarang kamu bangun dulu.” ujarnya menengahi perdebatan.

Masih dengan isakan kecil, Aca mengangguk. “Iya bunda. Hikss, pokoknya Aca nggak mau temenan sama abang lagi,” adunya. Aca pun pergi kekamar mandi, sedangkan Rayan terbelalak mendengar ucapan terakhir Aca.

___

Nicholas sudah berada disekolah dari jam 06.00 tadi. Ntahlah mengapa dia awal sekali kesekolah, mungkin dia sedang rajin. Saat berjalan dikoridor seorang gadis cantik, menghampirinya.

“Hai Las!” gadis itu menyapa dengan wajah cerianya. Nicholas hanya diam, dan tetap berjalan.

“Ih, kok nggak dijawab sih? Jangan cepat-cepat dong jalannya,” ujarnya lagi.

Nicholas menyentak tangan gadis itu yang menggengam tangannya, “Bisa nggak usah ganggu gua nggak? Lo cantik Sya, banyak yang suka sama lo, jadi jangan berharap sama gua!” tegas Nicholas.

Parasya Ayunita. Gadis cantik, anggun, dan lembut. Asya cukup populer di sekolah, selain parasnya yang cantik dia juga juara olimpiade tingkat nasional, murid kesayangan guru. Asya menyukai Nicholas sejak awal masuk sma, mereka seangkatan, tapi sama sekali tidak pernah di notice oleh Nicholas.

“Nggak bisa! Aku sudah suka sama kamu sejak pertama kali aku ngelihat kamu disaat mos! Aku sukanya sama kamu, bukan sama dia ataupun mereka, kamu pahamkan?” jelas Asya terdengar frustasi.

“Gua kan ud—”

“Kamu apa-apaan sih, megang-megang tangan kak Nichol! Sana gih hus, hus!” ucapan Nicholas terpotong, karena Aca yang tiba-tiba datang dan mendorong Asya secara pelan.

“Aww!” lirih Asya meringis saat badannya terbentur tembok.

Nicholas langsung menatap Aca tajam, lalu membantu Asya. “Aca! Apaan sih?” bentaknya. Tangan kanannya mengelus belakang Asya yang terbentur, “Sini Sya. Sorry ya,” lanjutnya.

LASCA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang