TANTE CABE✔️

512 52 13
                                    

Selamat Membaca!

“Pada waktunya, dunia hanya perlu tahu kalau kita hebat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Pada waktunya, dunia hanya perlu tahu kalau kita hebat. Kebahagiaan tidak membutuhkan penilaian orang lain.”


—Cheessayy—
___

Aca sampai di sekolahnya setengah jam sebelum bell masuk, hari ini dia bersama dengan Nicholas. Namun, ia pergi ke kelasnya sendiri karena Nicholas yang memiliki urusan di markas terlebih dahulu.

Saat sedang asik-asiknya berjalan seraya bersenandung ria, 4 cewek dengan dandanan yang menor menghampirinya.

“Heh, sini lo!” teriak salah satu gadis itu.

Dahi Aca mengerut. “Ehm, ada apa ya kak?” tanyanya.

“Kenalin kita 4A, Alana, Asyila, Asya, dan Amira!”

Masih ingat Asya? Cek part 11.

“Maaf kak, tapi Aca nggak nanya. Kamu kak Asya kan yang kemarin nempel sama kak Nicholas?” tanya Aca dengan tatapan menyelidik.

“Wah, berani juga lo. Btw, bagus kalo masih ingat gua.” sahut Asya.

Aca terkekeh, “Haha, ternyata kakak punya muka dua ya? Bagi dong satu,” sarkasnya.

Gini ya prinsip Aca, kalo kamu di ganggu selagi tidak salah maka kamu harus lawan. Jangan pernah mau di jadiin korban maupun kambing hitam.

Dengan kasarnya, Amira mendorong Aca. “Lo jangan sok jadi orang, kita orang kalangan atas. Bisa aja kita buat lo di drop out dari sini!” ujarnya dengan tajam.

“Wahh, takut deh. Emang kakak tau, Aca dari keluarga mana?”

“Ya pastinya lo itu cuma cewek miskin! Yang bisanya ngerebut cowo orang,” balas Alana.

“WOI! JANGAN BERANI KEROYOKAN DONG, SINI CA KITA BANTU!” teriak Anggita di ujung koridor. Dengan cepat Anggita dkk menyusul Aca yang sedang memandang mereka dengan aneh.

“Lo bisa nggak sih jangan ganggu Aca ha? Lo tuh udah kalah jauh sama gua, kalian aja nggak akan bisa nandingin gua apalagi Aca!” sarkas Anggita.

“Iya. Sama kita aja kalah, lah ini mau ngelawan Aca yang notabenya punya banyak pawang.” sahut Mawar terkekeh.

“Pawang?” gumam 4A.

Anggita dkk tertawa keras. “Heleh! Ketinggalan berita dia, haha!” celetuk Sintia.

“Maklum lah, mereka kan nggak up to date!” membuat mereka terkekeh.

“Heh, kalian kok gitu banget sih? Dia udah deketin Nicholas dkk lho, masa kalian malah belain dia?” kesal Asya.

“Wajarlah kita belain Aca, secarakan dia lebih pantes sama Nicholas daripada sama cabe kampung kek kalian,” sewot Anggita.

“Wah, nyari perkara ya lo! Sini lo!”

“Aduh, udah udah! Kak Anggita makasih ya udah belain, tapi lebih baik kita pergi deh. Ntar kita nggak cantik lagi, kalo deketan sama mereka. Muka kitakan alami, tapi kalo mereka kayaknya oplas deh!” ucapan pedas yang sedari tadi ingin Aca keluarkan, akhirnya kesampaian.

Anggita dkk mengangguk, “Iya juga ya? Lihat aja tuh mukanya putih banget, dia oplas atau pake tepung?”

Alana dkk yang merasa dipermalukan pun akhirnya pergi, karena malu. Sekolah sudah mulai ramai karena sudah pukul 6.45. Bahkan sebagian dari mereka ada yang mengabadi kan momen ini dan mempost di Instagram, agar followersnya naik.

“Makasih banget ya kalian? Udah mau nolongin Aca,” ujar Aca dengan tulus.

Anggita dkk mengangguk, “Iya, Ca. Lagian lo memang lebih cocok sama Nicholas kok, dari pada Asya itu. Kesel gua liatnya.”

Anggita dkk memang lebih memilih mengalah dengan Aca, dilihat dari sifat Aca yang sopam dan memiliki attitude yang baik membuat mereka berpikir dua kali untuk berbuat jahat kepada Aca.

“Yaudah Ca, kita anterin kekelas ya?”

Aca menerima tawaran itu, mereka berjalan beriringan di koridor.

****

NEW INFO!
Terlihat Aca dan Anggita dkk sedang adu mulut dengan 4A. Wah, Asya yang notabenya anak baik-baik ternyata begini kelakuannya. Sekarang Anggita dkk dan Aca resmi menjadi teman ya gais, wah Aca hebat ya bisa buat Anggita dkk jadi partnernya.

Tulisan itu terpampang di mading sekolah, Aca menjadi trending topic lagi. Tapi kali ini ia tidak sendirian.

Nicholas dkk dan Tian dkk yang mendengar informasi itu langsung menuju kekelas Aca untuk mengklarifikasi. Eakk, udah kek apa aja:v

“Aca kamu nggak papa kan?” suara Rayan yang terlebih dahulu terdengar di telinga Aca.

“Nggak papa kok, kan tadi ada kak Anggita dkk.”

“Ngapain ribut?” suara dingin Nicholas membuat suasana kelas mencekam.

“Apa? Mau marah karena Aca ribut sama kak Asya? Bodo amat nggak peduli.” balas Aca. Dia masih ingat ya, kejadian di koridor kemarin.

“Bukan. Kalo lo kenapa-napa gimana, hm?”

“Y—yya buktinya Aca nggak papa.” sahut Aca terbata-bata.

“Udah adek. Sekarang duduk manis aja ya? Belajar yang rajin, kita mau keluar dulu. Nanti istirahat sama Nicholas dulu ya, kami ada urusan?” ujar Kevin menengahi.

“Urusan apa?”

“Bang Kevin, Adit sama abang ada latihan futsal.” ujar Langit.

“Bang Sam, Rayan, Rifin,  sama abang ada latihan basket. Karena Nicholas lagi gak mau ikut pertandingan,” sahut Rayan.

“Tian, Rafan, sama abang mau keruang osis.” ujar Leo.

Aca menganggukkan kepala sebagai jawaban, “Yaudah iya. Udah mau masuk nih, kalian keluar sana nanti dimarahin sama ibu guru.”

“Okey baby.”

Tian, Rayan, Leo, Langit, Sam, Kevin, dan Kevan mencium pipi adik nya. Lalu beranjak keluar, sedangkan Nicholas memutar bolas matanya malas.

“Gua kekelas, jangan genit sama cowok lain, jangan nakal, belajar yang serius biar pinter. Ntar istirahat gua jemput, jangan kemana-mana.” tutur Nicholas panjang. Dan berjalan keluar dari kelas Aca setelah mendapat anggukan.

Kring Kring.

Sudah bell masuk, teman kelas Aca duduk ditempatnya masing masing. Bu Naila—Guru Ipa memasuki kelas, dan memberikan materi.

Aca menyimak dengan baik apa yang disampaikan oleh gurunya, sesekali ia juga menyatat point penting dari materi yang dijelaskan.

Seketika ia mengingat ucapan Nicholas waktu itu, dia bilang gini “Belajar yang benar, biar bisa jadi istri gua.” nah itu yang buat dia semangat belajar. Haha.

___

Salam manis,
Author.

04/05/2021.

LASCA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang