TAWURAN BESAR-BESARAN ✔️

179 30 10
                                    

Happy Reading ♡!

Happy Reading ♡!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___

Dua kubu geng motor saling mengeluarkan aura permusuhan. Hari ini pertumpahan darah benar-benar terjadi, tidak akan ada yang bisa melerai.

Pertarungan ini hanya akan di laksanakan bila permusuhan antar kedua geng sudah benar-benar tidak dapat berdamai lagi.

Hanya akan berhenti jika sang ketua kalah, maka dari itu anggota dari geng tersebut akan menjaga sang ketua dengan sekuat tenaga mereka.

Nicholas siap dengan pasukannya, sesuai strategi yang telah di buat. Mereka berbaris sesuai dengan barisan yang telah diarahkan, yang pasti Nicholas berada di depan.

Matanya menajam kala Ambar—Ketua Dislon berada tepat di depannya.

"Wah, udah lama banget nih kita nggak begini!" ujar Ambar, terkekeh sinis.

Nicholas menyeringai, "Ini yang terakhir, asal lo tau."

"Oke. Gua mau kalo Ralaska kalah, kalian harus bubar!"

"Sedangkan kalo Dislon yang kalah, kita nggak akan ganggu Ralaska lagi. Kalian bisa pegang omongan gua."

Ambar membuat perjanjian, dengan suara lantang ia mengucapkannya. Nicholas hanya mengangguk setuju.

"RALASKA!" Teriak Nicholas lantang.

"DISTURBING DARE TO DIE!"

"DISLON!"

"BISA, MENANG, JAYA!"

Kedua kubu geng yang bermusuhan, langsung maju setelah mengucapkan semboyan mereka.

Nicholas membabi buta memukul Ambar, begitupun Ambar yang membabi buta memukul Nicholas.

"Gua udah pernah bilang, jangan berani ganggu geng gua!" teriak Nicholas, dengan sudut bibir yang sudah berdarah.

Ambar tertawa. "Oh, jadi lo udah tau. Gimana kejutan gua? Keren dong!"

"Pengkhianat itu udah dari dulu ada, tapi lo aja yang nggak nyadar. Bodoh!" lanjutnya.

"Lo yang tolol! Nggak berani main didepan, bisanya di belakang." sahut Nicholas sesekali ia meringis.

Kedua ketua dari geng yang berbeda saling memukul, tak ada kata ampun bagi mereka.

Sekarang kita beralih pada Rafan yang sedang memukul lawannya dengan brutal. "Eh-udah stop dulu bentar! Gua capek." ujarnya. Dengan bodohnya sang lawan menuruti permintaan konyol itu.

2 Menit kemudian, sang lawan sadar jika ia dibodohi, melihat kearah Rafan yang siap melayangkan tinju ke arahnya.

Bugh!

LASCA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang