SEBENARNYA SIAPA?✔️

333 47 4
                                    

Selamat Membaca!

Selamat Membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___

Sekarang ini Markas Ralaska penuh dengan anggotanya, 475 orang. Nicholas menunjukkan raut wajah flatnya, inti dan anggota Ralaska pun tidak ada yang berani membuka suara kala melihat raut wajah Nicholas yang serius.

Prang!

Suara pecahan kaca di lantai atas membuat fokus mereka terpecah, dengan gerakan refleks mereka semua berlari ke lantai atas, melihat kaca yang bertaburan akibat lemparan batu dengan sebuah gulungan kertas yang di ikatkan.

'Ayolah, jangan terlalu serius! Bisa jadi orang terdekat kalianlah yang menjadi penyebab kekacauan ini.'
-TaW

"TaW? Itu inisial, atau apaan?" tanya Rafan mengerutkan dahinya. Bukan dia saja yang bingung, namun semuanya.

"Orang terdekat? Berarti salah satu dari kita semua." sambung Adit.

"Wait. Maksudnya ada pengkhianat gitu? Tapi kenapa dia kaya ngasih kita clue?" tanya Rayan.

Nicholas terlihat sedang berfikir keras. Ia pun heran mengapa sang peneror seperti memberikan sebuah clue, ataukah hanya untuk mengecoh? Rumit.

Rifin berdehem, "TaW? Sebuah inisial?."

Anggota Ralaska mengangguk setuju, padahal tanpa mereka sadari ada seseorang yang memantau segala pergerakan mereka.

Nicholas menatap satu persatu anggotanya, "Data semua nama anggota Ralaska yang hadir saat ini, dan jangan lupa kasi nomor urutan."

Farid-selaku sekertaris langsung mendata semua nama teman-temannya.

30 menit kemudian.

Alis Farid bersatu karena dahinya menyerngit, "Kenapa cuma 174 aja ya?" pertanyaan yang terlontar dari Farid membuat mereka melihat isi buku data yang terletak dimeja.

"Kaya nya gua tau siapa yang nggak ada disini. Oh iya namanya ...."

****

Aca sedari tadi mondar-mandir tidak jelas, gadis itu menunggu balasan dari pacarnya yang sedari tadi tidak menjawab telponnya.

“Awas aja kalo udah aktif, nanti Aca mau ngambek!” gerutunya.

Para saudaranya hanya menatap heran gadis itu, ini udah yang ke-10 kalinya ia turun kelantai dasar dari kamarnya.

“Kamu kenapa sih Ca? Dari tadi naik turun, nggak capek apa?” tanya Leo.

Aca menggeleng polos, “Aca kesel sama kak Nichol! Masa chat Aca gak dibalas dari tadi, Aca nelpon juga nggak diangkat padahal centang dua!”

Karena merasa lelah gadis itupun duduk di sofa samping Langit, menyandarkan kepalanya di dada pria itu.

****

LASCA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang