TEROR SEBENARNYA ✔️

288 39 7
                                    

Happy Reading!

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___

Siang ini inti Ralaska sudah berada di markas untuk menemui dia yang mencurigakan.

Mereka akan menuju ke sell tersangka, di markas ini memang ada 2 sell untuk mengintrogasi seseorang yang menurut mereka memberikan dampak negative.

Kelima cowok berbandana merah sampai di depan anggota yang kemarin mencurigakan.

Nicholas menatap cowok bergelang hitam metal di depannya. “Kemana kemaren lo? Sampai nggak dateng ke markas.” tanyanya dengan tatapan tajam dan menusuk.

Cowok itu hanya diam membuat Nicholas dkk geram. “Jawab tolol!” bentak Rifin.

Yang ditanya menunduk, tidak berani menatap ketua. “Maaf bang gua nggak dateng ke rapat penting kemarin. Gua nganterin ibu gua ke tempat peristirahatan terakhirnya.” balas cowok itu.

Nicholas dkk menyerngitkan dahinya. “Maksud lo?”

Dia memberanikan diri untuk menatap mata petinggi di Ralaska. “Ibu gua mengidap penyakit leukimia stadium akhir, dan karena keluarga gua berasal dari keluarga yang kurang mampu jadi gua mutusin buat ibu nggak dibawa kerumah sakit. Cuma dengan modal obat eceran supaya ibu gua nggak kesakitan, dan kemarin ibu gua meninggal tepatnya jam 4.00 subuh. Karena itu gua nggak ikut rapat, dan saat gua pergi kemarkas buat ngehibur diri gua malah ditahan disini.” jelas dia dengan senyum tipisnya.

Mendengar penjelasan dari anggotanya itu, Nicholas tentu saja merasa gagal. Masalah sebesar itu dan dia tidak tau.

“Kenapa lu nggak bilang sama kita? Kita bisa bantu lu, meskipun cuma dengan bayar biaya rumah sakit.” ujat Nicholas merasa bersalah.

“Iya Nu. Kita minta maaf karena nuduh lu yang enggak-enggak”

Cowok yang bernama Danu itu tersenyum, kalian masih ingat Danu nggak? Chapter ke-6.

“Santai aja kali bang, gua juga udah nggak papa” sahut Danu.

Ting.

Semua terdiam mendengar nada dering hp pertanda sms masuk secara bersamaan.

20O13I
Haha, bisa salah orang gitu. Dasar pengecut!

Dan mereka mengerti, jika teror sebenarnya baru dimulai.

****

Setelah menemui Danu di markas, Nicholas memutuskan untuk mengajak gadisnya berjalan-jalan. Karena jarang sekali ia mempunyai waktu untuk Aca, begitu fikirnya.

Kedua remaja berbeda jenis kelamin itu sekarang berada di atas motor sport yang melaju dengan kecepatan normal.

“KITA MAU KEMANA SIH?” teriak Aca karena suara angin membuat suara tidak terlalu jelas bila berbicara seperti biasa.

LASCA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang