Warning! Slight 18+!
"Haah, dingin sekali,"
(Name) merapat kan syal nya, berusaha melindungi diri dari hawa dingin khas pegunungan. Ia meletakkan kantung belanjaannya di atas kursi halte lalu menggosok-gosok kedua tangannya. Sedikit menghangatkan.
"Hari yang dingin ya, nona?"
(Name) menoleh, seorang lelaki muda bertopi tersenyum kepadanya. (Name) ikut tersenyum seadanya, hanya sekedar membalas senyuman sang pemuda.
"Kau kedinginan?" Tanya pemuda itu.
"Hm, lumayan," jawab (Name) sambil mengambil kembali kantung belanjaannya.
"Mau ku hangatkan tidak?"
(Name) melotot kaget, pertanyaan itu terasa sedikit vulgar untuknya.
"T-tidak terima kasih," ujar (Name) sambil sedikit menjauhi pemuda itu. Hal itu membuat sang pemuda tersenyum miring.
"Astaga kita bahkan belum berkenalan bukan? Siapa namamu, nona?"
(Name) melirik si pemuda sekilas, lalu kembali menatap ke arah depan.
"Ushijima (Name)," jawabnya.
"Ushijima? Nama yang tidak asing," gumam si pemuda.
"Hei dengar ya, aku tidak tahu apa rencanamu kepadaku. Tapi aku ini sudah menikah, dan sebentar lagi suamiku akan datang menjemput. Jadi tolong jaga sikapmu," tukas (Name).
"Hee, Sudah menikah? Mana buktinya?" Tantang si pemuda.
(Name) mengangkat tangan kanannya. Terdapat cincin pernikahan nya dengan Ushijima di jari manis.
"Cih, kalau cuma cincin semua orang juga bisa pakai," ledek si pemuda.
(Name) mendecak geram, berusaha untuk mengacuhkan pemuda mesum di sebelahnya ini.
"Bagaimana kalau kita buat kesepakatan? Kalau kau berhasil menunjukkan bukti bahwa kau sudah menikah, aku akan pergi dari sini. Tapi jika tidak, aku akan membawamu pergi dari sini," ucap si pemuda dengan nada licik.
(Name) mulai gelisah, tempat itu sepi dan tidak banyak rumah penduduk. Jika terjadi sesuatu, tidak ada yang bisa menolongnya. Ia hanya bisa berharap agar suaminya bisa dengan cepat datang menjemput nya.
"Ayo, kau sudah menyerah?" Goda si pemuda.
(Name) terus mengacuhkan si pemuda. Tiba-tiba sebuah ide brilian muncul di kepalanya. Hal itu membuatnya mengeluarkan smirk kecil.
"Ne, tadi kau minta bukti kan?"
"Iya, mana buktinya?"
Senyum (Name) semakin lebar, ia membuka syal yang menutupi lehernya sedari tadi. Si pemuda sedikit bingung dengan tindakan (Name). Tapi, begitu syal itu terbuka, barulah ia mengerti.
Leher putih terekspos dengan jelas. Putih polos? Oh tidak. Leher itu dihiasi banyak tanda kemerahan. Sekitar 8-9 jika dihitung. Si pemuda tercengang, membayangkan betapa ganasnya suami dari gadis manis yang ada dihadapannya saat ini.
"Bagaimana?" Usik (Name).
Si pemuda merasa sedikit tersinggung, ia pun dengan segera pergi dari tempat itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun. (Name) terkekeh kecil, lalu mengusap tanda kemerahan di lehernya.
"Tak kusangka bekas ini bisa berguna juga," gumam (Name).
*Tiin!
Sebuah mobil sedan berwarna navy berhenti di depan (Name). Sesosok pria berbadan kekar keluar dari mobil tersebut.
"Ah Toshi! Kenapa kau lama sekali?" Sapa (Name) pada lelaki tersebut.
"Maaf, tadi aku tersesat," ungkap Ushijima jujur.
"Ya ampun, bisa-bisanya," komentar (Name).
Perhatian Ushijima terfokus pada leher (Name) yang tidak tertutupi syal.
"Kau tidak memakai syalmu? Kau tidak kedinginan?"
"A-ah, tadi ada angin, jadi syal ku terlepas,"
"Sou,"
Ushijima masih terus menatap leher jenjang milik (Name).
"Kenapa?"
"Hm, mahakarya ku ternyata bagus juga,"
END
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲𝐮𝐮 𝐎𝐧𝐞 𝐒𝐡𝐨𝐨𝐭 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭𝐰𝐚𝐫𝐦𝐢𝐧𝐠 [∞]
ФанфикKumpulan one shoot (cerita pendek) dari haikyuu! Original fanfiction by Nirmala Zhafira ©Character by Furudate Haruichi