Pairing : Bokuto and Reader
Rate : -
Genre : romance, school"Ahh? Hujan!"
Bokuto menatap langit gelap yang menurunkan hujan deras. Tidak ada payung yang bisa ditumpanginya. Semua teman setimnya telah pulang duluan, ia pulang terakhir karena harus mengunci pintu ruang klub.
"Apa aku terobos saja ya?" Gumam Bokuto. Ia lalu membuka jasnya, bersiap untuk menerobos hujan. Tapi, ia kemudian teringat dengan ucapan (Name) beberapa hari yang lalu saat ia tahu kalau Bokuto hujan-hujanan.
"Tidak boleh begitu Bokuto-kun! Kau itu kan atlet, kau tidak boleh sampai sakit, apalagi hujan-hujanan! Aku akan cemas kalau kau sakit!"
Bokuto urung menerobos, ia memakai jas nya kembali. Ia tidak mungkin membuat orang yang disukainya mengkhawatirkan dirinya.
"Huh, kelihatannya hujan ini akan berlangsung lama, bagaimana caraku bisa pulang?" Gerutu Bokuto. Ia melirik tempat penyimpanan payung di loker. Manik emasnya kemudian berbinar mendapati sebuah payung di sana.
Ia melangkah ke arah tempat penyimpanan payung itu. Payung yang tersisa itu terlihat besar, transparan, dan seperti nya baru.
"Payung siapa ya ini?" Bokuto mengambil payung tersebut untuk melihat namanya. Tapi tak ada nama di sana, seolah tak berpemilik.
"Kalau aku pakai, tidak apa-apa kan?" Gumam Bokuto sambil menoleh ke kanan dan kiri.
"Toh juga sekolah sudah sepi, pasti pemilik payung ini sudah pulang,"
Bokuto tersenyum, ia lalu membuka payung tersebut.
"Yosh, kalau begitu aku akan memakainya!"
***
"Ohayou,"
Konoha menoleh ke arah pintu kelas yang dibuka lemah oleh Bokuto. Ia mengernyit kan dahinya bingung. Tidak biasanya Bokuto lesu seperti itu.
"Oi, kau kenapa?" Tanya Konoha.
"Haah, tadi malam aku dimarahi kakak ku karena pulang membawa payung orang," cerita Bokuto.
"Payung orang?" Ulang Konoha tak mengerti.
"Kau tahu kan? Semalam itu hujan sangat deras! Aku ingin menerobos hujan, tapi aku ingat (Surname)-chan pernah melarang ku untuk hujan-hujanan. Di saat itu aku melihat sebuah payung di loker, jadi aku langsung pakai untuk pulang,"
"Hee, begitu. Jadi, kau tidak berniat mengembalikan payung itu ke pemiliknya?"
"Inginnya sih begitu, tapi payung itu tidak ada namanya, aku tidak tahu harus mengembalikannya kepada siapa,"
"Wah, sulit juga,"
Bokuto melirik ke kursi (Name). Kursi itu tampak kosong. Bokuto mengerutkan keningnya bingung.
"Na, (Surname)-chan belum datang ya?" Tanya Bokuto.
"Begitulah, seperti nya dia telat," sahut Konoha.
"Tidak mungkin dia telat! (Surname)-chan itu tidak pernah telat, tahu!" Protes Bokuto.
"Ya mana ku tahu dia kemana?!" Balas Konoha.
"Ehh? Demam?"
Bokuto dan Konoha refleks menoleh ke arah Kaori yang kini sedang berbicara di telepon.
"Uun, kurasa ini karena aku hujan-hujanan kemarin,"
Manik keemasan Bokuto membola, tentu dia mengenali suara di telepon Kaori. Itu suara (Name), meski terdengar sedikit serak.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲𝐮𝐮 𝐎𝐧𝐞 𝐒𝐡𝐨𝐨𝐭 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭𝐰𝐚𝐫𝐦𝐢𝐧𝐠 [∞]
FanfictionKumpulan one shoot (cerita pendek) dari haikyuu! Original fanfiction by Nirmala Zhafira ©Character by Furudate Haruichi