Pairing : Kita and Reader
Rate : -
Genre : romance, fantasy"Aku mau putus,"
Kita mengangkat kepalanya, mengalihkan atensinya dari spaghetti yang sedang dimakannya. Ia tahu kalau pacarnya itu selalu suka bercanda dengan ekstrim. Seperti ingin mencoba makan dinosaurus, ingin mencoba bungee jumping, atau bahkan ingin sekali saja mencoba mengejar zombi. Tapi, ini pertama kalinya ia mendengar pacarnya itu bercanda soal hubungan mereka.
"Apa maksudmu, (Name)?" Tanya Kita.
"Terima kasih atas segalanya, Shinsuke-kun. Kau sangat baik padaku, tapi aku ingin kita selesai disini," lanjut (Name) sambil mulai membereskan barang bawaannya. Gadis berambut panjang itu bangkit dari duduknya, lalu menatap sekilas ke arah Kita.
"Jaga dirimu ya, semoga kau bisa menemukan gadis yang lebih baik daripada aku," ucap (Name). Ia menunduk hormat sekali, lalu segera meninggalkan Kita.
Kita mengerjapkan matanya, ia bahkan terlalu terkejut sampai tidak bisa berbuat apapun saat (Name) sudah hilang dari pandangannya.
***
Kita memotong salah satu dahan di pohon bonsainya. Kebiasaan yang selalu ia lakukan saat sedang stres atau banyak pikiran.
'Apa aku telah menyakiti hatinya tanpa sengaja?' pikir Kita sambil fokus pada bonsainya. Sesaat kemudian ia menggeleng pelan.
'Tidak, dia orangnya sangat jujur, kalau ada sesuatu, pasti dia akan langsung mengatakannya padaku,'
Kita lalu merebahkan diri di tatami. Terus berpikir, apa kira-kira alasan (Name) memutuskan hubungan mereka yang telah dijalin selama 7 tahun itu.
'Tidak mungkin ini prank, april mop sudah lewat 4 bulan, ulang tahun ku masih lama, dan juga hari anniversary kami sudah lewat 2 minggu,' pikir Kita lagi.
"Memang satu-satunya jalan hanyalah bertanya langsung ya," gumam Kita sambil bangkit dari tidurnya.
Pria itu mengacak rambutnya frustasi, memasang raut resah.
"Dia memang pintar membuatku gila seperti ini,"
***
"(Surname)-san? Dia sudah resign sejak 3 hari yang lalu,"
"Eh?"
Kita menatap ke arah Matsuyama tidak percaya. Matsuyama mengusap tengkuknya canggung.
"Hari itu, entah kenapa (Surname)-san tiba-tiba mengajukan permintaan resign kepada atasan. Awalnya atasan tidak mengizinkan, (Surname)-san adalah pegawai yang kompeten dan sangat cerdas, sulit sekali menemukan orang seperti dia di zaman sekarang. Namun, (Surname)-san bersikeras ingin berhenti bekerja, ia bahkan sampai bersujud memohon agar di izinkan berhenti. Atasan kami akhirnya dengan terpaksa mengabulkan permintaannya," jelas Matsuyama panjang lebar.
Kita memegang dagunya, itu artinya (Name) sudah berencana untuk pergi jauh. Entah apa alasannya, yang jelas ini begitu mendadak.
"Kau tidak mengecek ke apartemennya, Kita-san?" Tanya Matsuyama.
"Sudah, tapi ternyata dia sudah pindah. Tidak ada satu barang pun yang tertinggal," jawab Kita.
"Kira-kira kenapa ia tiba-tiba pergi seperti ini, ya? Aku sama sekali tidak mengerti," gumam Matsuyama.
"Entahlah," sahut Kita. Pria itu meraih cangkir tehnya, lalu menyesapnya perlahan.
Meski terlihat tenang, tidak ada yang tahu kalau Kita sebenarnya merasa begitu cemas di dalam hatinya. Ia takut, akan terjadi sesuatu pada pacar— bukan, mantan pacarnya itu. Apa masalah yang sedang dialaminya? Dan kenapa ia tidak menceritakannya kepada Kita? Bukankah mereka sudah bersama cukup lama?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲𝐮𝐮 𝐎𝐧𝐞 𝐒𝐡𝐨𝐨𝐭 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭𝐰𝐚𝐫𝐦𝐢𝐧𝐠 [∞]
FanfictionKumpulan one shoot (cerita pendek) dari haikyuu! Original fanfiction by Nirmala Zhafira ©Character by Furudate Haruichi