Telat (Akaashi Keiji)

4K 460 53
                                    

"Tadaima..."

(Name) mengunci pintu, setelah menyusun sepatu, ia pun melangkah menuju ruang keluarga.

Sesampainya di ruang keluarga, ia mendapati suami dan anaknya sudah tertidur dalam posisi yang manis. Akaashi terduduk di sofa dengan anak perempuan di pangkuannya. Anak perempuannya, Momo, tertidur sambil bersandar pada dada ayahnya.

(Name) duduk di samping Akaashi. Ditatapnya pria yang sudah menjadi suaminya selama 6 tahun itu. Ditatapnya juga anak perempuannya yang sudah berusia 5 tahun itu. Rasa bersalah (Name) semakin membuncah. Mereka berdua pasti tertidur karena menunggunya pulang. Air mata (Name) menetes, ia benar-benar merasa menyesal.

"Oh (Name) kau sudah pulang?"

(Name) menatap manik kebiruan milik Akaashi. Manik itu membalas dengan tatapan datar. Tangan Akaashi bergerak menghapus air mata (Name).

"Jangan menangis," ucap Akaashi dengan suara serak karena habis bangun tidur.

"K-Keiji, aku minta maaf, aku--"

"Ssshh," Telunjuk Akaashi yang berada pada bibir (Name), menghentikan ucapannya.

"Aku akan membawa Momo ke kamarnya dulu," ucap Akaashi sambil meraih kacamata nya di atas meja.

Setelah kacamata terpakai, ia menggendong Momo dan berjalan menuju kamarnya diikuti (Name). Akaashi menidurkan Momo di atas kasur, sedangkan (Name) membuka lemari untuk mengambil selimut.

(Name) pun menyelimuti anak semata wayangnya itu, ia mengusap kening Momo dan mengecupnya dengan lembut.

"Maafkan Mama ya, sayang," bisik (Name), berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh.

(Name) membalikkan badannya, Akaashi yang menyadari ada air mata di ujung mata (Name) pun mengusapnya pelan. Setelah itu ia menggandeng tangan (Name) menuju dapur. Ia mendorong bahu (Name) dan mendudukkannya di salah satu kursi dapur.

"Kau sudah makan?" Tanya Akaashi. Ia mengambil sebuah teko dan mengisinya dengan air. Setelah selesai, ia pun memanaskan air tersebut di atas kompor.

"E-eh, s-sudah," jawab (Name) gugup.

Akaashi menoleh ke arah (Name).

"Sudah? Makan apa?" Tanyanya lagi.

"M-makan permen kopi dan biskuit madu,"

"Haah, itu bukan makan namanya, sayang. Memangnya kau kenyang cuma makan itu saja?"

"Habisnya, jam segini toko sudah banyak tutup, jadi aku tak bisa beli apapun,"

"Siapa suruh kau pulang sampai larut begini,"

*Jleb!

Bibir (Name) serasa terbungkam mendengar ucapan Akaashi itu. Ia melepas mantelnya dan menaruhnya di sandaran kursi. Benar, bagaimanapun juga dia yang salah saat ini.

"Kalian...sudah makan?" Tanya (Name) takut-takut.

"Sudah, tadi kami pesan online saja," jawab Akaashi. Tangannya kini sibuk membuat onigiri.

"Gomen," lirih (Name) sambil menundukkan kepala.

Akaashi menaruh sebuah piring kecil di atas meja. Di atasnya ada 3 buah onigiri dengan isi yang berbeda-beda. Setelah itu ia mematikan kompor dan mengangkat teko tersebut.

"Makanlah dulu, jangan sampai perutmu kosong nanti bisa masuk angin," ucap Akaashi.

(Name) tertegun, tak ada nada marah dalam ucapan suaminya itu. Membuat rasa bersalahnya semakin besar. Ia memakan onigiri itu dengan perlahan. Enak seperti biasanya. (Name) mengamati gerak-gerik suaminya, Akaashi tampak memindahkan air dari teko ke sebuah teko kaca transparan.

𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲𝐮𝐮 𝐎𝐧𝐞 𝐒𝐡𝐨𝐨𝐭 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭𝐰𝐚𝐫𝐦𝐢𝐧𝐠 [∞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang