Pairing : Yamaguchi and Reader
Rate : -
Genre : school, romance"(Name)! Aku akan pergi ke ruang guru sebentar ya! Akimoto-Sensei memanggilku tadi,"
(Name) mengangguk pelan.
"Kalau nanti ada yang menembakku, tolak saja ya! Jangan pulang duluan lho!" Mahiru, saudara kembarnya itu pun berlari sambil melambaikan sebelah tangannya.
(Name) membalas lambaian tangan itu, lalu kembali memasukkan buku ke dalam tasnya. Ia berjalan menuju jendela kelas dan memandangi beberapa klub yang sedang berlatih di bawah sana. Seperti klub atletik, klub lari rintangan, klub sepak bola, dan juga klub tenis.
Tangan (Name) mengambil sesuatu dari saku roknya. Ia memakaikan lensa kontak berwarna mata Mahiru ke matanya sendiri. Tujuannya agar bisa menyamar menjadi Mahiru.
Mahiru Shirafuji dan (Name) Shirafuji. Kembar identik yang benar-benar mirip. Jika dilihat sekilas, mungkin tidak ada bedanya. Tapi jika di perhatikan lebih baik, warna mata mereka sedikit berbeda. Warna mata Mahiru adalah biru keunguan, sedangkan (Name) biru keabuan.
Karena perbedaan yang tipis itu, seringkali ada yang salah mengira mereka. Tak jarang (Name) ditembak hanya karena orang itu mengiranya sebagai Mahiru. Meskipun wajah mereka mirip, tapi sifat mereka bertolak belakang. Mahiru yang ceria dan (Name) yang introvert. Itu yang menyebabkan Mahiru lebih populer daripada dirinya.
"Shirafuji-san?"
(Name) menoleh begitu ada yang memanggilnya. Ia tertegun, itu Yamaguchi, teman sekelasnya yang mengikuti klub voli.
"Kau belum pulang?" Tanya Yamaguchi.
"Saudaraku tadi di panggil ke ruang guru, aku sedang menunggunya kembali," jawab (Name).
"Ooh begitu,"
Hening. (Name) mengusap tengkuknya perlahan, tidak nyaman berduaan dengan laki-laki. Apalagi jika itu adalah Yamaguchi.
"Ano, ada yang ingin ku bicarakan dengan Shirafuji-san," ujar Yamaguchi gugup.
"Bukankah kau sudah bicara dari tadi? Katakan saja," cetus (Name).
Tidak, (Name) sama sekali tidak ketus pada pria lembut itu. Ia hanya berusaha untuk menutupi perasaan nya sendiri.
"A-aku menyukaimu, Shirafuji-san!" Seru Yamaguchi.
(Name) tersentak, pipinya terasa hangat. Rasanya ia ingin berteriak saking senangnya. Setelah sekian lama memendam rasa, akhirnya cintanya tak bertepuk sebelah tangan.
Sepulang les, (Name) selalu mendapati Yamaguchi yang sedang berlatih jump float service di samping supermaket. Ia jatuh cinta pada semangat dan sifat pantang menyerah milik Yamaguchi. Semenjak itu, ia selalu mendatangi pertandingan voli yang diikuti oleh karasuno.
'a-ahh, apa yang harus ku jawab? Duh, biasanya kalau aku ditembak orang yang menyukai Mahiru aku bisa menjawabnya dengan baik, tapi kenapa sekarang--'
(Name) tertegun, ia baru teringat satu hal.
'A-aku kan sekarang sedang menjadi Mahiru,' pikir (Name).
'itu artinya, pernyataan tadi itu... Ditujukan pada Mahiru?'
(Name) menelan ludah, berusaha menahan air matanya untuk mengalir. Ia tidak menyangka kalau kisah cintanya akan berakhir seperti ini. Orang yang ia sukai malah menyukai saudara kembarnya.
"Maaf Yamaguchi-kun," ujar (Name) dengan suara bergetar.
"Eh?"
"Kurasa kau salah orang," (Name) melanjutkan ucapannya. Berpura-pura tetap tenang.
Wajah Yamaguchi merona hebat. Ia tertawa canggung sambil mengusap tengkuknya.
"A-ahahaha, bodoh sekali, aku sampai salah mengira," tawa Yamaguchi.
(Name) berusaha tersenyum, ia tidak ingin Yamaguchi melihat kepedihannya.
"Benar juga ya, kau kan sedang berdiri membelakangi cahaya, jadi aku tidak bisa melihat warna matamu dengan jelas,"
"Tidak apa, banyak kok yang sering salah mengira," tutur (Name).
"Ahahaha, maaf ya Mahiru-san," ucap Yamaguchi sambil mengulas senyum. Tampaknya sekarang ia sudah sedikit tenang, tidak gugup lagi.
Manik biru keunguan (Name) membulat kaget. Ia sedikit kurang mengerti dengan ucapan Yamaguchi tadi.
'Yamaguchi-kun mengira kalau aku Mahiru? Itu artinya--'
"Kau tahu Mahiru-san? Sebenarnya aku menyukai saudari kembarmu, (Name). Tapi aku malah salah tembak, ya sudahlah, aku akan menganggap ini sebagai latihan saja," ujar Yamaguchi tanpa menghilangkan senyum nya sama sekali.
"Kau... Menyukai (Name)?" Tanya (Name) grogi.
Yamaguchi mengangguk, wajahnya terlihat sedikit merona.
"Saudarimu itu cantik sekali soalnya! Di kelas aku sering mencuri pandang terhadapnya. Yah, walaupun kurasa kau pasti sudah tahu sih, kalian kan sebangku," kekeh Yamaguchi dengan wajah yang masih merona.
Pipi (Name) ikut memerah mendengar ucapan Yamaguchi itu. Hatinya terasa seperti ingin meledak.
"Kenapa kau bisa menyukainya?" Tanya (Name) lagi.
"Baiklah, ini rahasia ya," Yamaguchi menaruh jari telunjuknya di depan bibir.
"Begini, waktu di pertandingan melawan aoba johsai lalu, aku mendapatkan kesempatan untuk melemparkan bola service pada lawan," Yamaguchi mulai bercerita.
(Name) mengedipkan matanya, berusaha mengingat.
"Saat aku sedang gugup, tiba-tiba aku melihat (Name) yang berada di tribun karasuno. Aku melihatnya sedang menangkupkan kedua tangan dan menutup kedua matanya, aku-- aku tidak menyangka kalau ia akan berdoa untuk keberhasilan service ku,"
(Name) tertegun, ia ingat kalau ia memang berdoa saat itu.
"Dari mana kau tahu kalau itu (Name)? Ia menutup matanya saat itu kan?" Tanya (Name).
"Ah, saat service ku berhasil masuk, aku sempat melihat ke arahnya. Ia tersenyum dan matanya berkaca-kaca, saat itu lah aku tahu kalau dia adalah (Name). Mata biru keabuan nya terlihat berkilau karena air mata," Yamaguchi menggaruk pipinya dengan jari telunjuk.
"Setelah itu, aku yakin kalau aku menyukainya. Itu makanya, kadang aku menanyakan apa yang ia sukai kepadamu, kan?" Ucap Yamaguchi sambil memandang (Name).
(Name) jadi ingat, Mahiru pernah bilang kalau ada laki-laki yang akhir-akhir ini sering bertanya soal dirinya.
'jadi itu Yamaguchi-kun?' pikir (Name).
"Ah, tolong jangan ceritakan ini kepada (Name), ya? Bagaimanapun juga aku ingin menyatakan perasaan ku secara langsung padanya," senyum Yamaguchi.
"O-oh iya, tentu saja," angguk (Name).
"Rencananya, aku akan memintanya untuk datang ke pertandingan melawan shiratorizawa nanti, kira-kira apakah ia mau?" Gumam Yamaguchi.
"Aku yakin ia pasti mau," jawab (Name) sambil mengulas senyuman tulus.
"Begitukah? Yokatta! Arigatou Mahiru-san, kalau begitu aku akan pulang dulu, besok aku pasti akan menembaknya dengan benar!"
Yamaguchi meraih tas nya, lalu melambaikan tangan kepada (Name). (Name) pun membalas lambaian itu. Setelah Yamaguchi keluar dari kelas, Mahiru datang. Bedanya, Mahiru masuk melalui pintu belakang sedangkan Yamaguchi keluar lewat pintu depan.
"Ne ne (Name)! Kau tahu? Laki-laki yang baru saja keluar itu adalah laki-laki yang sering kuceritakan lho! Are? Kenapa wajahmu merah?"
END
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲𝐮𝐮 𝐎𝐧𝐞 𝐒𝐡𝐨𝐨𝐭 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭𝐰𝐚𝐫𝐦𝐢𝐧𝐠 [∞]
FanfictionKumpulan one shoot (cerita pendek) dari haikyuu! Original fanfiction by Nirmala Zhafira ©Character by Furudate Haruichi