"Ayolah (Name)-chan, sekali saja!"
"Tidak mau!"
Hinata mendengus, usahanya sia-sia. Pacar nya itu tetap tidak mau mengabulkan permintaannya. Memangnya apa yang diminta oleh jeruk mandarin kesayangan kita itu?
"Dulu waktu kau menyatakan perasaan padaku, kau mau memelukku, sekarang kenapa tidak?" Kesal Hinata.
"D-dulu ya dulu! Sekarang ya sekarang!" Balas (Name) dengan pipi memerah.
Ah, ternyata raksasa kecil kita ini minta dipeluk. Lalu kenapa si cantik (Name) tidak mau mengabulkan permintaan simple itu?
'memangnya dia tidak tau jantungku sudah seperti apa? Waktu itu aku memeluknya hanya karena aku mengira dia akan menembak gadis lain,' geram (Name) di dalam hati.
Meskipun sebenarnya ia sendiri juga ingin memeluk pacarnya itu, tapi tetap saja ada rasa gengsi di hatinya. Maka dari itu--
"Ne, (Name)-chan--"
"Tidak!" Potong (Name) cepat.
"Eh? Jadi kita tidak pulang bareng?" Heran Hinata.
"A-ah, kalau itu aku mau,"
***
Oke, pasangan muda kita ini sekarang sedang duduk berboncengan di sepeda Hinata. Tangan (Name) memegang dudukannya erat-erat. Padahal bahaya, tapi dia lebih memilih memegang dudukan itu dibandingkan harus memeluk jeruk mandarin yg sedang fokus bersepeda di depannya.
Tapi ya, bukan Hinata namanya jika menyerah terlalu cepat. Hinata menoleh ke belakang, lalu sebuah ide muncul di kepalanya. Ia kemudian mengulas senyum jahil.
"Hei hei (Name)-chan! Pegangan yang erat, aku mau ngebut!" Seru Hinata.
"E-eh? K-kenapa tiba-tiba?" Kaget (Name).
"Sebentar lagi lampu nya berubah! Aku mau ngebut supaya kita tidak terjebak di lampu merah!" Ucap Hinata.
"T-tapi--"
"Ayo cepat!"
Melihat Hinata yang sudah bersiap-siap untuk ngebut, (Name) refleks melingkarkan tangannya di pinggang Hinata. Tak hanya itu, ia juga memajukan duduknya sampai tubuhnya menempel dengan tubuh Hinata. Sedangkan kedua mata nya tertutup rapat.
Tak beberapa lama, ia menyadari ada yang aneh.
'eh? Kecepatan nya tidak bertambah?' batinnya heran.
Ia membuka mata, ingin bertanya pada Hinata.
"Aaah! Akhirnya (Name)-chan mau memelukku!" Seru Hinata dengan senyum merekah.
"T-tunggu, apa?" Wajah (Name) berubah menjadi merah. Ia dengan segera melepas kedua tangannya dari pinggang Hinata. Tapi terlambat, tangan Hinata sudah lebih dulu menahan tangan (Name) agar tetap berada di pinggangnya.
"(Name)-chan itu keras kepala sekali ya, untuk membuatmu memelukku saja aku harus melakukan hal seperti tadi," tawa Hinata.
(Name) tidak dapat berkomentar apa-apa. Ia hanya menunduk, menyembunyikan wajahnya yang telah memerah total di punggung sang pacar.
"D-dasar," desisnya.
END
Habedee MC favoritkuu~
Oh iya, btw ini sequel dari book ku yang di sebelah lho!
Judulnya Kokuhaku Lesson, kalau sempat, mampir yaa
Jaa nee <3
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲𝐮𝐮 𝐎𝐧𝐞 𝐒𝐡𝐨𝐨𝐭 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭𝐰𝐚𝐫𝐦𝐢𝐧𝐠 [∞]
FanficKumpulan one shoot (cerita pendek) dari haikyuu! Original fanfiction by Nirmala Zhafira ©Character by Furudate Haruichi