"Gimana seru banget kan?" Suara Panji agak teredam oleh suara bising di sekitarnya, sehingga Amara tidak begitu jelas mendengarnya.
"Apa, Kak? nggak kedengeran," Amara mengerutkan alisnya meminta Panji mengulangi kata-katanya.
"Seru nggak permainannya?" Panji menundukkan kepalanya kali ini mendekatkan mulutnya ke telinga Amara, dimana suaranya terdengar bercampur embusan nafas yang terasa hangat di telinga cewek itu, membuat sensasi geli dari sarafnya yang mengirim gelombang perasaan tak terkira.
"Iya, seru banget," sahutnya dengan suara tertahan saat masih merasakan kehangatan yang menyeruak di dekat telinganya.
Mereka sudah turun dan melihat beberapa wahana yang terlihat sangat seru dari balik pagar pembatas.
Panji meletakkan tangannya di atas pagar, sedangkan Amara hanya berdiri di sampingnya menyaksikan semua orang yang tengah menikmati keseruan mereka. Raut wajahnya makin terlihat sangat ceria, begitu jatuh pada tatapan matanya yang penuh kilauan kepuasan."Kira-kira kita mau naik apalagi?"
"Udah ah, nggak usah cukup lihatin aja dari sini."
Panji mengalihkan wajahnya, menatap Amara yang berdiri di sisinya. Entah kenapa saat melihat wajahnya yang berbinar-binar seperti itu, tatapannya tak mau beralih lagi ke arah manapun.
Di seberang tempat mereka berdiri adalah gerai - gerai permainan, mulai dari melemparkan bola sampai melempar panah, dimana pelempar yang tepat mengenai sasaran bisa memilih hadiah yang mereka inginkan.
Panji tersenyum ketika melihat gerai-gerai yang berjajar dan penuh dengan pengunjung yang mencoba keberuntungan mereka.
"Ke sana yuk!" Panji kembali meraih tangannya dan membawanya ke salah satu gerai lempar panah tepat sasaran.
Amara bisa menebak maksud Panji mengajaknya ke sana, ia tahu cowok itu akan mengajaknya untuk duel bermain siapa yang duluan melempar anak panah tepat sasaran.Oke, meskipun ini adalah kali pertama mencoba permainan tersebut, siapa tahu keberuntungan akan berpihak, merasa percaya diri sambil berfikir tentang hari keberuntungannya Amara tersenyum puas dalam hatinya.
"Kak Panji mau main lempar panah lawan aku kan?" Tanyanya setelah berdiri tepat di depan gerai tersebut.
"Nggak, aku mau main sendiri," Panji dengan cepat menjawabnya tanpa menoleh sedikitpun.
"Hah..." Amara hanya bisa menatap cowok itu tanpa berkedip, tidak mengerti maksud hati Panji.
"Lihat itu," Panji hanya menunjuk pengumuman yang ditempel di atas sebidang papan kecil.
Amara mengikuti tangan Panji untuk membaca papan pengumuman tersebut. Di sana tertera dengan sangat jelas akan ada hadiah bagi siapapun yang berhasil melemparkan anak panah sebanyak lima kali berturut-turut, hadiahnya yaitu mendapatkan voucher makan sepuasnya di sebuah foodcourt yang telah ditunjuk.
Amara memperhatikan tulisan tersebut dan tanpa sadar meraba halus perutnya, merasakan lapar mulai menyerangnya, setelah jam istirahat di sekolah tadi ia memang belum makan apapun.
"Kak Panji yakin bisa menang?" tanpa menoleh Amara menunjuk lingkaran yang merupakan sasaran bagi panah yang akan dilempar.
"Yakin," Panji membalas cepat dari nada suaranya terdengar sangat percaya diri.
"Hmm... kalau gitu ayo coba dulu," memberikan anak panah yang sudah disiapkan di atas meja panjang.
"Lihat baik-baik!"
Panji mengambil satu anak panah dan sebelah matanya tampak menyipit untuk mengukur ketepatan.
Setelah dirasa anak panahnya akan tepat sasaran ia mulai melemparnya, dan hasilnya cukup membuat mata Amara membulat penuh, anak panah tersebut melesat dan mendarat tepat di titik tengah lingkaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAHASIA AMARA [Tamat]
Teen FictionAmara, hanya cewek enam belas tahun dengan segudang permasalahan di sekitar kehidupannya, tapi ternyata selama ini ia punya beberapa rahasia yang mulai terkuak satu persatu, mulai dari kenyataan bahwa dirinya ternyata putri dari seorang aktris terke...