"Malam ini ada fashion show yang akan menampilkan rancangan Om, jadi kamu temani Om di sana oke," tutur Arga sore itu.
"Maksudnya Ara ikut ke acara Om gitu?" Amara terkejut saat mendengarnya.
Kemarin Luna memang sudah memberitahunya, malahan mengajaknya untuk datang karena ia mendapat undangan dari Rayn, akan tetapi tak menyangka sedikitpun jika Om nya juga akan memintanya untuk datang dan menemaninya di sana, sungguh tidak terbayangkan sebelumnya. Padahal Amara tidak begitu tertarik dengan acara semacam itu, tapi karena Arga yang mengajaknya rasanya akan sulit sekali untuk menolaknya.
Arga hanya mengangguk pelan, kemudian memberikan sebuah paper bag yang ada disampingnya.
"Nih, Om sudah siapin gaunnya buat kamu pakai nanti malam, warnanya sangat cocok buat kamu. Coba aja dulu sana."
Amara mengambil paper bag yang diberikan Arga, membukanya sedikit agar bisa mengintip warna dari gaun yang ada di dalamnya.
Terlihat sedikit warna biru muda dari gaunnya sangat menarik sehingga membuat sudut bibirnya membuat lengkungan bahagia. Arga memang selalu tahu semua hal yang disukainya sejak dulu."Makasih, Om. Ara suka warnanya," masih mempertahankan senyumannya lalu menatap Arga dengan penuh sorot kehangatan.
"Ya sudah, sekarang istirahat dulu, nanti malam kita berangkat ke sana lebih awal oke," suruh Arga yang langsung diangguki dengan patuh oleh Amara.
Di dalam kamar, Amara langsung mencoba gaun pemberian Arga tadi, berdiri di depan cermin sambil mematut dirinya, ia bisa melihatnya dengan seksama model gaun yang melekat di tubuhnya dengan sangat pas. Midi dress model off shoulder dengan aksen tali pita di bagian tangan yang sangat manis, sehingga membuat penampilannya terlihat imut dan juga girly.
"Om Arga emang jago deh kalau bikin gaun yang gue suka, selalu pas dipakainya," gumamnya sambil tersenyum sendiri.
Sejenak Amara merenung, memikirkan Luna yang akan datang juga malam nanti, ia pasti terkejut dan mungkin senang juga ketika melihatnya bisa datang bersama Omnya.
Sepertinya tidak begitu buruk untuk datang menemani Om Arganya itu, cukup menyenangkan juga bahwa ia dan Luna bisa sama-sama menikmati pertunjukan para model yang akan berjalan penuh pesona di atas catwalk, salah satunya mungkin Rayn yang akan tampil mengenakan hasil rancangan Om nya dan juga desainer lainnya. Setidaknya di sana ia bisa menemani Luna dan mempunyai teman yang bisa ia ajak berbicara, karena jika ia menemani Om Arganya yang mengajaknya ke acara seperti itu, ia tidak pernah mengenal satu orang pun yang datang ke sana.
"Mendingan telpon Luna dulu deh, dia pasti bakalan senang banget kalau dengar gue juga bakalan datang," mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi sahabatnya itu.
Namun, setelah menunggu beberapa saat ternyata sahabatnya itu tidak menjawab panggilan darinya. Mungkin Luna sedang sibuk atau mungkin saja dia sedang tidak memegang ponselnya, karena setelah dia mengirim pesan terlihat dua centang tertera, tetapi belum terbaca.
Amara berpikir jika sahabatnya itu akan membaca pesannya nanti, lalu ia meletakkan kembali ponselnya ke atas meja dan bersiap untuk pergi ke acara yang akan dihadirinya bersama Arga yang akan tiba sebentar lagi."Ya, sudah biarin sajalah, nanti juga pasti ketemu sama Luna di sana," begitulah pikirnya dalam hati.
Waktu terus beranjak cukup cepat, tidak menunggu lama ia dan Arga kini sudah bersiap-siap menuju sebuah hotel yang akan menjadi tempat penyelenggaraan gelaran busana tersebut.
"Malam ini harusnya Om dan mamamu akan mengumumkan secara resmi tentang hubungan kami, tapi karena ada syuting yang tidak bisa ditunda terpaksa kita menunda lagi, sepertinya lain waktu saja ," dengan raut wajah penuh percaya diri Arga menjelaskan rencananya selama ini dengan Rianti.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAHASIA AMARA [Tamat]
Teen FictionAmara, hanya cewek enam belas tahun dengan segudang permasalahan di sekitar kehidupannya, tapi ternyata selama ini ia punya beberapa rahasia yang mulai terkuak satu persatu, mulai dari kenyataan bahwa dirinya ternyata putri dari seorang aktris terke...