Encounter

1.8K 138 8
                                    

Assalamualaikum!

It sure was a long time since I last update.I'm sorry(I'm sooo guilty).

Anyway,Iman dan Lay masih belum tamat dan kisah ini masih diteruskan.Terima kasih sudi baca dan sudi menunggu.❤

***

Bella meletakkan cawan kopinya di atas meja.

"Are you a housewife?"

Iman mendongak,memerhati ke arah Bella.

"For the time being...yes?"Iman tersenyum.

"Meaning it's temporary.What do you want to be?No.What's your dream?"Bella mengangkat keningnya.

Iman yang sedang menyuap sepotong kek ke dalam mulutnya menghentikan perbuatannya.Wajah bersahaja Bella diperhatikannya.

"You're so straightforward."Iman tersenyum nipis.

"Whatever you say.Sorry to say this but i really hate the idea of woman having no job but to stay at home."Bella mengangkat alisnya sambil melihat ke arah Iman yang mula tersenyum sumbing dengan pernyataannya.

"Yeah.Me too."Iman menghela nafasnya.

"I want to work...real bad.But the current situation hold me from doing so."Iman memandang ke arah Bella yang kelihatan mengangguk kecil.

"What's your plan then?"Soal Bella lagi.

Iman tertawa kecil.

"You know...My impression of you,you are really strong.You got that kind of vive around you.Never expect you to be this noisy?"Iman memincingkan matanya ke arah Bella sebelum dia tersenyum lagi.Bella mengangkat bahu lalu tersengih.

"Hmm...I want to be a researcher.I majored in law but I'm really into history.How can i say it...?I also studied history and plans to focus on legal history."

"History?It suits you well."Bella menjuihkan bibirnya.Iman hanya mengangguk melayan karenah Bella.

"What a pity.We both finished the study but not working on it...."Bella menghela nafasnya.

"Why not you?"Soal Iman.Bella memandang ke arah Iman dengan pandangan yang keruh.Pertanyaan Iman mengingatkannya kepada peristiwa yang ingin dilupakannya ketika dia hadir ke temuduga.

Sehingga sekarang hanya dia dan Izul yang mengetahui tentang kejadian itu.Bella tidak mahu memberitahu Livio.Dia tahu Livio pasti akan mengambil tindakan undang-undang dan berang kepadanya kerana merahsiakannya.Bella tidak mahu itu terjadi.

"You wanna know why?"Bella memandang anak mata Iman tepat.Iman perasan akan perubahan riak wajah Bella yang kelihatan lebih dingin.

"No.You don't have to tell me."Iman tersenyum simpul.

Bella menghela nafasnya berat sebelum dia melemparkan pandangannya ke luar kafe,melihat kelibat manusia yang lalu-lalang.Entah mengapa,hatinya meronta-ronta menginginkan sesuatu daripadanya.Dia ingin melepaskan pekung kesiksaan di dalam dirinya.

"No.I will tell you."

***

Lay mencapai kertas yang baru dicetaknya.

"Mike."Lay memanggil rakan sekerjanya itu sebelum menghulurkan kertas itu.Mike menyambutnya sebelum dia mengucapkan terima kasih.

"Are you going home already?"Soal Mike.

Lay mengangguk.

"I see...A plan with wife maybe?"Mike menyoal sambil mengangkat sebelah keningnya.

Lay sekadar tersenyum segaris.Dia mula bersiap-siap melangkah keluar daripada pejabat.Lay sempat melirik ke arah jam tangannya.Petang baru sahaja menjengah dan dia meminta untuk pulang lebih awal pada hari ini.

Can I love you,cousin?Where stories live. Discover now