Behave

2.7K 151 22
                                    

Hello,Assalamualaikum!

Peace sikit,ok?👌

First of all...I'm reallllllyyy sorry for not updating for long.I have been busy with study.I even can smell the upcoming exam sheets.

I would like to thank all the readers yang masih stay tune dan yang baru baca story ni.Utk sis raihanafauzii,
thanks sbb menunggu😉.Thank jugak kepada yg komen remind untuk update tu,sampai tergeraklah diri ini untuk menulis.Terharu jugak bila makin ramai yang masukkan story ni dalam reading list.Maklumlah saya cuma insan biasa yang bekarya.

Ok,sorry banyak membebel.Sebarang kekurangan nohon dimaafkan.

Enjoy!

***

Lay menggerakkan kakinya.Dia menggosok matanya perlahan sambil sebelah lagi tangannya melurut rambutnya.

Lay mencapai telefon bimbitnya di atas meja bersebelahan katil.Jam 3 pagi.Lay tersedar dari tidurnya apabila dia merasa ada sesuatu yang menindihnya.Lay cuba untuk bangun namun sesuatu menghalangnya.

Iman sedang berdengkur halus di sisinya.Tangan Iman yang berada di atas tubuhnya diperhatikan.Kakinya juga dihempap di atas paha Lay,menyukarkan pergerakan Lay.Lay terus membatalkan hajatnya untuk turun dari katil.Dia tidak mahu meganggu tidur Iman.

Lay menyandarkan kembali belakang kepalanya di bantal.Lay memalingkan sisi wajahnya,menghadap Iman.

Wajah Iman direnungnya.Jelas keletihan terpancar di sebalik dengkurannya.Masakan tidak,Iman bergerak seperti lipas kudung saban hari.Menguruskan semua hal rumah tangga mereka.Dalam keadaan dirinya yang sudah sarat,Iman masih sahaja tersenyum,menantikan kepulangan Lay.

Lay menghela nafasnya perlahan.Jemarinya mula membetulkan letak rambut Iman yang sudah serabai,menutupi wajahnya.Wajah Iman direnungnya lagi.

Iman tidak memiliki wajah persis seorang model.Raut wajahnya jauh sekali sekiranya hendak dibandingkan dengan teman wanita Lay sebelum ini,di waktu hidup remajanya masih teruambang-ambing.Namun,wajah polos ini yang menjadi penyejuk mata Lay setiap hari.

Lay pernah mengusik Iman apabila mereka berada di tempat awam.Lay pasti akan mendapat perhatian disebabkan ketampanannya dan Iman akan memuncung sepanjang perjalanan.Mengenali Iman juga,Lay akui dia termalu sendiri melihat ketaatan Iman kepada tuhan.Iman tidak suka melengahkan solatnya.Iman yang menggalakkan Lay berjinak dengan majlis ilmu mahupun menghidupkan solat jemaah di masjid.

Lay menyentuh lembut dahi Iman.Kemudian tangannya bergerak ke pipi lalu dielusnya lembut wajah itu.Memorinya mula berganjak di waktu Gina kembali ke rumah mereka.

"You know what,Boy?"

Lay mengalihkan pandangannya ke arah Gina."Pardon?"

"You sure know it."Gina berkata lagi.Alisnya dikerutkan sambil matanya masih terpaku melihat bayang Iman dan Qees yang masih berada di dapur.

Lay mengehela nafasnya."Why?"

"You are not supposed to do it."Gina merenung wajah Lay.Nada suaranya berubah separa dingin.Lay mengetap bibirnya.Ketegangan mulai dirasai di antara mereka.

"Why?She's my wife and I have the right."Ujar Lay membuatkan Gina melepaskan keluh.

"Yeah.She's yours.Both of you are married.But...the idea of having a baby...it's absurd!"Mata Gina mencerlung,menyoroti wajah Lay.Lay terdiam. "Dont you pity her?Don't you think about the consequences?You think she will be happy,knowing the truth?"Gina mengerutkan keningnya,melihatkan ketegasannya.

Can I love you,cousin?Where stories live. Discover now