Assalamualaikum!
Happy Ramadhan to my readers!
Thank you for trying my book and thank you for the votes.I always appreciate it.😉
Anyway,enjoy!
***
"Iman?"
Lay memerhati ke arah Daniel.
Iman mengetap bibir sebelum dia mempamerkan senyuman segaris.Masih teragak-agak bagaimana untuk memberi respon kepada panggilan Daniel.Sudah lama rasanya mereka tidak bersua semenjak Iman tamat bertugas sebagai guru ganti.Lagi-lagi apabila Lay berada bersama Daniel,menambahkan lagi rasa kekok Iman.
"Erm,Daniel?Wooow,it have been so long!"Iman ketawa kecil.Matanya masih kalut mencari wajah Lay.Iman bimbang Lay tidak suka keberadaannya yang meganggu privasi kerjanya.
Bella yang turut berpaling terkaku.Wajah Lay yang sudah lama tidak ditemuinya memenuhi ruangan matanya.Wajah yang pernah dicintainya.Wajah yang selalu membuatkan hatinya tidak keruan dan wajah yang pernah menyelamatkannya daripada berputus asa dengan kehidupannya.
Sungguh,Bella sudah bersusah-payah mengajar dirinya agar melupakan lelaki itu.Bella sedar hubungan mereka ibarat bertepuk sebelah tangan.Mungkin sahaja Lay bersetuju dengan hubungan mereka kerana peristiwa itu.Namun,Bella tidak memiliki banyak orang yang menyayanginya selain daripada Livio,abang kembarnya.Bella juga tidak pernah menyayangi mana-mana lelaki lain sebelum Lay hadir dalam hidupnya.Jadi,Bella kehilangan lelaki itu benar-benar memberi tamparan yangbhebat kepadanya.
Matanya kini memerhatikan ke arah Lay. 'Yeah,it have been a so long too...'Bisiknya perlahan.
Bella dapat melihat pandangan Lay teralih daripada Daniel kepada Iman.Raut wajahnya kelihatan sedikit terkejut walaupun wajahnya masih kekal bersahaja.
"Can we stay for a while?I'm meeting my old student."Iman mengangkat keningnya sambil memegang tangan Bella yang masih memegang lengannya lembut tanda meminta izin.Bella yang bagaikan baru tersedar daripada terus memandang ke arah Lay terus melepaskan genggaman tangannya.Dia mengangguk lemah.
Iman melihat Daniel berbisik sesuatu kepada Lay sebelum dia mengemaskan barang-barangnya di atas meja lalu berpaling ke arahnya semula.Mungkin urusan mereka sudah selesai,fikir Iman.Daniel kemudiannya berdiri,bergerak mendekati Iman.
"Yes.It have been a while."Daniel tersenyum segaris. "I see...You're fatter."Daniel tersenyum cengeng,mengusik sambil melihat ke arah perut Iman yang sudah sangat ketara saiznya memandangkan Iman makin menghampiri hari kelahiran bayi sulungnya itu.
"Ahhh,look at you.Never miss a chance to mess with me."Iman memandang tajam ke arah Daniel sebelum mereka berdua tertawa kecil.
"So,what are you doing now?"Iman mengangkat alisnya sambil memerhati ke arah bekas anak muridnya.Daniel kelihatan segak berkot.Iman tersenyum.Sungguh ketara perubahan Daniel.
"Look like you're screening me.Hey,I may be bad once but sorry,I'm still bad.Sorry to hear,teacher."Daniel berkata membuatkan Iman mencebik.
Iman kemudiannya sedar akan kehadiran Bella di sisinya.
"Ah,I came with my friend.We're going home."Ujar Iman,tidak betah membuatkan Bella menunggu lama.
"Oh,I see.Don't blame me.It have been a while since we last met."Daniel mengangkat alisnya bersahaja yang membuatkan mimik muka Iman berubah tanda menyampah.Daniel hanya tersenyum menang.
"You're walking,right?Let me give you guys a ride."Daniel meliarkan matanya ke luar kafe memastikan Iman dan Bella tidak mempunyai kenderaan yang menunggu.
YOU ARE READING
Can I love you,cousin?
Romance"Pissed off.Really,you know!" "Then should i kiss you?" "You!!" "Why?Healing function." Kata orang,tak enak kalau berkahwin dengan sepupu sendiri namun itulah yang terjadi.Mereka disatukan bukanlah atas kehendak keluarga namun atas kerelaan masing-m...