2. Dia?

275 91 23
                                    

Arumi semakin bingung, kenapa cowok ini sedikit sibuk dengan papan tulis. Semua nya juga menuruti apa yang dikatakan si cowok ini. Bahkan Cici dan mika juga, tapi mereka gak jelasin ke Arumi si cowok ini siapa?

Dalam hati Arumi "Nih cowok siapa sih, kok semua serius banget denger dia ngomong, Cici sama mika juga kok ngak ngasih tau gue dia siapa sih"

Tiba-tiba Arumi dikagetkan dengan hentakan tangan diatas mejanya dan ketika melihat ke depan si cowok tadi menatap tajam Arumi.

"Lo anak baru dikelas ini, dari tadi gue perhatiin Lo gak dengerin gue ngomong, ada masalah?" Tanya si cowok

"Guu-ee guee dengerin kok, sumpah. nih gue catet yang Lo tulis di papan tulis" jawab Arumi dengan muka tegang. Dahi si cowok mengerut lalu mulai bicara dengan arumi.

"Dipapan tulis itu cukup Lo baca gak usah Lo tulis. Udah gue duga Lo gak dengerin omongan gue" ujar si cowok

Lalu Arumi terdiam, dan si cowok kembali ke tempat duduknya dan ternyata dia duduk di bangku sebelah Arumi.

"Mampus gue, dia sebelahan meja lagi sama gue. Tekanan batin banget gue dari tadi dibentak nih cowok gak jelas, mana gada yang belain gue lagi heran deh" ujar Arumi dalam hati.

Arumi pun membaca tulisan di papan tulis dan ternyata "silahkan buat puisi karangan kalian sendiri, ini untuk ditempel di mading sekolah, dikumpulkan pada ketua kelas dengan batas waktu 15 menit" ternyata ini tugas disuruh oleh guru mengajar seni budaya disekolah. Arumi melihat jam saat itu pukul 07:55 dan ternyata sisa waktu tinggal 5 menit lagi, Arumi langsung bergegas menulis meskipun gak tau apa yang mau ditulis.

"Oke temen-temen waktu nya udah abis, sekarang karangannya kumpulin jadi satu dan kasih ke gue, biar bisa langsung gue kasih ke pak mikdad buat ditempel di mading. Dan supaya kita bisa ada jam kosong hari ini" ujar si cowok songong itu.

Dan buruknya Arumi belum selesai buat puisi itu, yang membuat dia panik sepanik-paniknya.

"Kok kurang satu kertasnya, siapa yang belom?" Tanya si cowok.

"Arumi Lo udah apa belom?" Tanya mika dengan suara kecil

Arumi menatap mika dengan muka ketakutan, sambil menggelengkan kepala. Pastinya si cowok langsung menghampiri Arumi dan mengambil kertas nya.

"Eh, gue belom selesai nulis. kok Lo ambil"

"Eh. denger ya, gue gak mau nungguin lo nulis lama. Sekarang Lo pilih mau ngumpulin kertas puisi nya sendiri ke pak miqdad atau Lo ngumpulin sama gue dengan keadaan puisi cuma dua baris kayak gini" ujar si cowok sambil mengembalikan kertas arumi

"Yaudah gue ngumpulin sendiri aja, gue gak butuh bantuan Lo" jawab Arumi dengan wajah kesal.

Si cowok pun pergi tanpa memperdulikan Arumi. Dengan itu Arumi bergegas menulis puisi ditemani oleh Cici dan mika. Tak lama itu pula, datanglah seorang cowok entah siapa Arumi ngak kenal dia. Tapi dia langsung menghampiri Arumi yang hampir menyelesaikan puisinya.

"Nulis puisi?" Tanya si cowok.

"Iya nih. nah, yey udah selesai!" jawab Arumi dengan sedikit senyum manisnya

"Nah, Lo cari dah tu pak mikdad. kan disuruh ngumpul sendiri" ujar Cici.

"Lo gimana sih, ci, Arumi mana tau pak mikdad yang mana, kita kan temenan masa iya gak bantuin Arumi sih!" jawab mika.

"Mending Lo ngumpulin kertas puisi nya bareng gue aja, sekalian gue juga mau ngumpulin puisi. Gue juga tau kok pak miqdad yang mana, nanti gue kenalin deh kan Lo anak baru di sini" ajak si cowok pada Arumi.

Dengan itu mika dan Cici pun membiarkan si cowok mengajak Arumi mencari pak miqdad. Mereka kelihatan berjalan menuju salah satu ruangan, Dan si cowok pun mulai bicara.

"Eh iya. btw, nama Lo siapa?" Tanya si cowok.

"Emm, gue arumi, kalo Lo?" Jawab Arumi melempar pertanyaan yang sama.

"Guee fa..., eh,bentar itu pak miqdad. Yok cepet kejar biar bisa cepet ngumpul" ujar si cowok yang menghentikan ucapannya dan langsung menarik tangan Arumi.

Dan ternyata disamping pak mikdad ada si cowok songgong tadi. Pak mikdad pun menerima kertas Arumi dan si cowok baik dan gak songgong tadi.

Disaat itulah Arumi di tatap oleh dua cowok di dekatnya, dengan muka bingung Arumi diam tanpa suara. Dalam hati arumi "nih cowok dua-duanya gue gak baru kenal, yang satu songgong yang satu biasa aja untung gak songgong"

"Oke. udah kan, gue pamit kekelas duluan" ujar Arumi kepada dua cowok itu.

"Gue harap Lo gak nyasar ya kekelas lain" potong si cowok songong.

"Ada-ada aja Lo" Jawab si cowok tertawa kecil.

Arumi tak menghiraukan dua cowok tersebut, dia pun bergegas pergi menuju kelas. Dia sedikit berfikir dengan satu pertanyaan, yaitu siapa dua cowok itu.

Note:
Kira-kira dua cowok ini siapa ya guys?
Yang satu songong, yang satu baik.
Penasaran Kan siapa mereka? Jangan bosan membaca, Semoga kalian suka ya. love you

Septi Rahmawati

Arumi & Angga [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang