35. Falling In Love

73 5 80
                                    

Di pagi hari, Arumi sudah menyiapkan sarapan untuk ayahnya. Hari ini, ayahnya akan pergi ke Yogyakarta untuk urusan bisnisnya. Ya, seorang ayah yang serba sibuk, keluar-masuk kota. Namun, untungnya Arumi mengerti apa yang menjadi pekerjaan sang ayah tercintanya.

Mereka berdua duduk di satu meja makan.

"Angga, enggak jemput kamu?" Arumi menggeleng.

"Arumi lagi males sama Angga, kemaren aja dia ngak anter Arumi pulang" Omel Arumi.

"Berantem?" Tanya ayahnya. Arumi kembali menggelengkan kepalanya.

Ayahnya hanya tersenyum, ia menganggap ini hanya masalah anak muda jaman sekarang. Hal kecil menjadi besar dan hal besar terus dibuat besar. Itulah anak muda.

Selesai sarapan pagi, Arumi diantar ayahnya ke sekolah. Sedangkan, ayahnya akan pergi ke Yogyakarta dua hari.

Sampai di sekolah, Arin langsung bergegas menuju kelas. Ia berjalan sendiri, sambil melamun. Langkah kaki terus berjalan sampai ia berada di dalam kelas.

Sampai akhirnya, Cici, Mika datang ke kelas. Mereka mengobrol sambil menunggu bel masuk berbunyi.

"Eh, menurut kalian. Angga sama Fadel bener-bener udah baikan apa belum?"

"Udah. Lihat aja kemaren. Mereka kayak nggak ada masalah apa-apa" Jawab Cici.

"Tapi, gue ngerasa ada yang janggal. Deh" Arumi khawatir "Gue takutnya, mereka berantem lagi. Sedangkan gue nggak bisa ngapa-ngapain"

"Tenang! Gue yakin. Mereka udah baikan." Potong Mika meyakinkan Arumi. Bel masuk berbunyi.

Terlihat Angga dan Fadel masuk ke kelas bersamaan. Mereka terlihat akrab dan seperti tidak pernah bertengkar sebelumnya. Arumi menatap wajah Angga yang terlihat masih ada bekas luka lebam akibat pukulan keras Fadel.

Mereka pun bersiap untuk melakukan pelajaran di jam pertama.

***

Jam istirahat, Angga dan Fadel sudah lebih dulu pergi ke kantin. Di susul oleh Arumi, Cici dan Mika. Mereka ternyata duduk bersebelahan meja saat di kantin.

Fadel menyadari keberadaan Arumi yang duduk di meja samping nya. Fadel mengajak Angga duduk di dekat Arumi.

Mereka pun pergi menemui Arumi.

"Boleh gabung ngak?" Cici menggangguk. Arumi melihat kearah Angga dan Fadel, namun, matanya tetap tertuju pada Angga. Meskipun Angga sempat melirik Arumi, tapi setelah itu ia membuang muka. "Kenapa sih nga? Kayak ngak mau lihat muka gue Lo! Dasar nyebelin" Omel Arumi dalam hati.

"Gue mau traktir kalian. Mau?" Fadel menawarkan.

"Mau banget!" Teriak Cici dan Mika kompak.

Mereka pun memesan 5 mangkok bakso. Mereka sangat senang ketika Fadel men traktir mereka semua.

Angga menatap Arumi yang sedang sibuk memakan bakso di mangkoknya. "Kenapa gue mau natap muka Lo terus, sih. Songong!"

"Tapi, Lo lucu juga ya kalo lagi makan. Apalagi pipi tembem Lo itu, pengen gue unyel-unyel" sebut Angga dalam hati, lalu ia tersenyum sendiri, masih dengan menatap Arumi.

Tiba-tiba tangan Arumi tersiram kuah bakso panas. "Aduh!" Keluh Arumi. Langsung saja Angga berdiri dan mengambil tissue untuk mengelap tangan Arumi, dengan sigap ia melakukannya.

Fadel yang baru saja ingin mengambil tissue untuk Arumi juga tidak jadi. Karena, Angga lebih dulu mengambil tissue untuk Arumi dan mengelap tangan Arumi.

Arumi & Angga [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang