29. Hospital

96 9 13
                                    

"Capek dan lelah jadi kadar terbaik betapa kuat kamu sudah bertahan"

***

Jam 06:00 pagi tepatnya, Arumi yang masih terlelap dalam tidur. Ayahnya mencoba membangunkan Arumi dengan mengetuk pintu kamarnya.

"Tok...tok...tok..."

"Arumi! bangun!"

Arumi pun terbangun dan mencoba membuka matanya.

"Hemmm..." Sambil mengusap muka bantalnya sendiri.

"Iya ayah, Arumi udah bangun!" jawab Arumi.

"Yaudah, mandi sekarang" suruh ayah Arumi lalu terdengar suara langkah kaki ayahnya menuju ruang tamu.

Tiba-tiba saat ingin berdiri dari tempat tidurnya, Arumi merasa pusing.

"Aduh. kok sakit kepala aku gak ilang-ilang sih"
"Padahal udah minum obat semalem" keluh Arumi sambil memegang kepalanya yang sakit.

"Mungkin karena akhir-akhir ini gak istirahat deh, makanya aku pusing kayak gini"ucap Arumi sambil menuju kamar mandi, bergegas untuk pergi sekolah.

Selesai mandi, rasa sakit kepalanya tidak sama sekali hilang. Meskipun begitu Arumi masih tetap bisa menahan rasa sakit dan pusing di kepalanya. Ia akhirnya keluar kamar dan melihat ayahnya sudah duduk diruang tamu terlihat menunggu Arumi keluar kamar dan menikmati teh dan roti pagi ini.

"Gimana? Gak pusing lagi kan?" Tanya ayah Arumi.

"Emm. enggak sih yah" jawab Arumi yang ragu. Ia berbohong supaya ayahnya tidak mengkhawatirkan keadaannya.

Ayahnya percaya kalau Arumi tidak merasa pusing lagi, mereka pun menikmati sarapan pagi lalu kemudian pergi mengantar Arumi sekolah dan ayahnya yang akan berkerja.

***

Didepan gerbang sekolah, Arumi berjalan menuju kelasnya. Dengan wajah lesunya ia mencoba kuat dan menutupi rasa pusingnya.

Kebetulan hari ini kelasnya ada mata pelajaran olahraga, sebab lomba acara dari OSIS kemarin sudah terselesaikan dalam beberapa hari saja. Tepatnya kemarin adalah hari terakhir lomba tersebut,
Jadi pelajaran dilakukan seperti biasanya.

Arumi berjalan menuju kelas, ia terlihat sudah sangat pucat sekali. Ia mencoba berhenti berjalan lalu menatap kearah depan dan ia dikagetkan dengan berdirinya seseorang dihadapannya. Lalu Arumi mengedipkan matanya dan mencoba melihat kembali siapa orang itu, ternyata itu adalah fadel.

"Mi?!..." Seru Fadel sambil melambaikan tangan didepan muka Arumi yang terlihat melamun sambil mengedipkan matanya berulang ulang, sebab ia merasa kalau matanya sedikit mem buram lalu kembali berubah lagi seperti biasa. Mungkin itu karena efek dari sakit kepalanya.

"Emm..." Keluh Arumi sambil mengusap matanya dan mencoba membuka matanya lagi.

"Eh, Fadel. gue kira siapa" penglihatan kembali seperti biasa sehingga ia tau kalau dihadapannya adalah fadel.

"Lo, gpp kan?" Tanya fadel uang terlihat tidak yakin.

"Iy-aa gue Gpp. Kenapa emang?"

"Muka Lo, kok pucet banget, Lo sakit?"

"Enggak kok, enggak sakit. Mungkin mata Lo aja kali yang salah, gue gak pucet kok. Gue sehat-sehat aja. Kalo gue sakit ngapain juga gue sekolah" jawab Arumi mencoba meyakinkan Fadel.

"Ohh. gitu, iyaa deh. yaudah yok kekelas" ajak Fadel. Lalu mereka pergi menuju kelas.

Bel masuk berbunyi, Arumi dan teman sekelasnya sudah berbaris di lapangan bersiap siap menunggu guru olahraga mereka. Arumi yang terlihat lemas sekali hanya bisa diam dan menahan saja, meskipun ia tau olahraga pasti akan membuatnya lebih lelah dan letih tapi Arumi tidak ingin menunjukkan bahwa ia merasa tidak enak badan hari ini. Setelah menunggu beberapa menit, datanglah Angga yang baru saja menemui guru olahraga mereka.

Arumi & Angga [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang