42. Misi

72 5 0
                                    

"Ini misi Angga, bukan misi foya"

***

Di rumah Angga.

Angin kencang malam itu membuat ia merasa sejuk, duduk di dekat jendela yang seharusnya ditutup karena terlihat sebentar lagi akan ada hujan deras yang datang, tapi Angga, malah membuka jendela. Sepertinya ia ingin kamarnya basah karena air hujan.

Ia duduk santai dikursi sambil menatap handphone nya. Apa yang dilihatnya? Tentu saja WhatsApp sang cewek songong nya yaitu Arumi. Membaca kembali chatingan yang pernah mereka buat didalam WhatsApp itu. Menatap juga Poto profil Arumi yang terlihat manis dan lucu.

Angga benar-benar terlihat dimabuk asmara kali ini, hari ini tentunya. Hari ini adalah hari yang paling mengesankan bagi Angga karena disaat ini lah ia bisa menggenggam tangan dan membuat Arumi bahagia dengan perlakuan dan perhatian dari Angga. Kenyamanan diantara kedekatan mereka pula.

Angga juga benar-benar ingin memulai sesuatu yang masih bingung untuk dilakukannya. Apa?, Yah, nembak Arumi adalah misi nya kali ini yang benar-benar tidak bisa dipikirkan oleh Angga.

"Gimana caranya biar bisa nembak Arumi?" Kata Angga, mengetuk dagunya.

Angga mengacak-acak rambutnya."gue udah ngasih kode ngomong sayang, ngomong ngajak pacaran. Tapi kok dia nggak jawab sih!"

"Atau? Cara gue salah, ya?" Mengerutkan keningnya. "Emang sih, gue bilangnya bercanda. Ya, tapikan. Itu karena dia nggak jawab!" Omelnya.

"ARUMI! KENAPA LO NGGAK JAWAB IYA AJA SIH!" teriak Angga. "MISALKAN, IYA GUE JUGA SAYANG SAMA LO, ATAU IYA GUE MAU JADI PACAR LO, GITU LOH!" teriakan itu membuat tantenya datang ke kamarnya.

Sepertinya Angga lupa, kalau Tante Indri ada dirumah dan sedang menonton tv dibawah. Tante Indri mengetuk pintu kamar Angga dan berteriak memanggilnya.

"ANGGA!" Angga langsung kaget dan hampir jatuh dari kursi yang ia duduki.

Angga memegang jidatnya, "Tante pasti denger gue teriak tadi. Mampus gue."

Angga pun membuka pintu kamarnya dan benar saja, Tante Indri sudah berdiri dihadapannya.

"Kenapa teriak-teriak?" Tanya Tante Indri. "Tadi juga..." Tante Indri mencoba mengingat sesuatu yang ia dengar dari teriakan Angga.

Angga panik. "Eh, sorry tan. Tadi itu Angga voice note ke WhatsApp nya Fadel, makanya teriak-teriak" Angga tertawa cengegesan.

Tante Indri malah menggeleng tersenyum. "Nggak! Bukan itu. Tante denger..." Tante Indri benar-benar penuh misteri malam ini.

"Kamu sebut nama Arumi, ya?" Tanya Tante Indri. Angga menepuk jidatnya. "Kenapa sama Arumi? Sampai kamu teriak kayak orang hutan?"

Angga menghela nafas. "Em, nggak apa-apa sih, Tan. Cuma tadi itu..."mencoba mengelak.

"Tadi itu apa? Mau nembak Arumi?" Angga menggeleng cepat karena cemas.

"Bukan, Tan. Angga cuma lagi belajar dialog! Iya, dialog!" Jawab Angga, menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Tante Indri mengangguk seperti percaya dengan ucapan Angga, ia tertawa lalu pergi meninggalkan kamar Angga. Angga menghela nafas legah, ia berpikir Tante Indri percaya dengan ucapan bohongnya.

Angga masuk lagi ke kamarnya dan mengunci pintu kamar. Ia kembali duduk dan menatap handphone nya yang masih terbuka dengan isi chat WhatsApp nya dengan Arumi.

"Eh, dia udah tidur belum, ya?" Angga bertanya pada dirinya sendiri.

Akhirnya, Angga berniat menelpon Arumi. Ternyata Arumi dengan cepat mengangkat telpon Angga.

Arumi & Angga [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang