11. Campur aduk

128 57 12
                                    

"Gak masalah gak pacaran, yang penting gue ada nomer WhatsApp nya"

***

Hari ini adalah hari dimana Arumi tidak sekolah, ayahnya Arumi tidak berkerja, sebab hari ini adalah hari Minggu. Arumi dan ayahnya sudah berencana untuk menghabiskan waktu bersama karena ayahnya adalah ayah super sibuk. Namun, ayahnya mencoba meluangkan waktu untuk putri tercinta nya.

"Jadi, hari ini kita jalan kemana yah?" Tanya Arumi.

"Hari ini, kita cari restoran aja gimana, biar enak nongkrong  gitu sore-sore"

"Yaampun punya ayah masih berasa muda" saut arumi dalam hati dengan senyum nya.

"Yaudah kita cari tempat nongkrong. Arumi siap-siap dulu ayah tunggu aja diluar"

"Iyaa ayah tunggu dimobil" jawab ayah Arumi

Mereka pun pergi mencari tempat nongkrong yang paling menarik tempatnya, Karena mereka berdua ini adalah anak dan ayah yang kompak. Bertemu lah di salah satu restoran outdoor yang sangat menarik hati Arumi dan ayahnya. Mampirlah mereka kesana.

Entah kebetulan atau apa, berselang berapa menit mereka ada di restoran itu tiba-tiba ada suara orang memanggil Arumi dan ayahnya.

"Hai om, Arumi.."

"Angga? Lo, ngapain kesini?" Jawab Arumi kaget.

"Ehhh, kamu Angga, sini duduk. Kebetulan banget kita lagi disini kamu tiba-tiba nongol"  ucap ayahnya.

"Iya om, lagi nyari makan diluar. Biasanya juga kalo mau makan keluar, ya, di restoran ini. eh taunya ada om sama Arumi" jawab angga.

"Dia pasti ngikutin gue sama ayah, dasar emang nyari perhatian ayah" gumam Arumi dalam hati.

"Yaudah. sekalian kamu makan disini bareng kita, ya kan mi?"

"Emm, iya boleh" jawab Arumi yang terlihat pasrah.

Mereka pun makan bertiga dalam satu meja, entah apa yang membuat ayah Arumi menatap anaknya dan Angga dan langsung menanyakan hal yang paling tidak disukai Arumi.

"Kalian berdua ini gak pacaran?" Tanya ayah arumi.

"Apaan sih ayah, ya enggaklah" jawab Arumi dengan kesal.

"Enggak om. Temenan doang" potong Angga dengan wajah malu-malu.

"Tuh, dengerin!"

"Om mau nanya sama Angga, Arumi orangnya gimana sih?"tanya ayah Arumi pada angga.

"Yaampun gini amat punya ayah" ucap Arumi dalam hati.

"Ya, kalo boleh jujur ya om, dia ngeselin, cerewet, bawel, suka marah-marah. Kita nih gak pernah akur om, sekalinya akur ya karena lagi butuh doang" jawab Angga dengan tawa nya yang mengejek arumi.

"Ehh, gak yah. Lo yang ngeselin, nyebelin, cerewet bawel, Lo juga suka marah-marah in gue kan, waktu di UKS juga, waktu di kelas pernah, bahkan di lapangan basket. Jangan pura-pura amnesia deh nga" potong Arumi emosi.

"Ya iyalah gue gitu, semuanya Lo yang Nularin" potong angga.

"Ihh apaan sih Lo!"

"udah-udah, kenapa jadi berantem"

"Dari yang ayah denger kalian kayaknya udah kenal banget yah, jadi kalo ayah nyuruh Angga buat jagain Arumi gak masalah kan" pinta ayah nya.

"Apa!?"

"Enggak. Angga gk bisa jagain cewek"

"Apalagi arumi. Gak bisa ayah gak bisa!"

"Siapa juga yang mau jagain Lo!" jawab Angga pada arumi.

"Eh eh, jangan berantem. Pokoknya ayah udah percaya banget sama Angga. Dia bisa kayaknya jagain kamu, dan gak ada yang bisa nolak kemauan ayah!"

"Nah, ayah boleh gak minta nomer telepon atau WhatsApp nya Angga?" Tanya ayah Arumi dengan serius.

"Buat apa ayah, jangan berlebihan. Gak enak sama Angga" potong arumi.

"Ya kan kalo ada apa-apa Angga bisa telpon ayah"

"Udah saling  tuker nomer WhatsApp belom ya kalian berdua?"  Tanya ayahnya kembali.

"Belom om!" Angga menjawab. Terlihat sengaja Angga menjawab itu pada ayah nya Arumi.

"Gak penting juga saling tuker nomer WhatsApp" potong arumi.

"Kenal udah hampir lama, tapi gak punya WhatsApp masing masing"

"Yaudah, om kasih nomer WhatsApp nya Arumi ke Angga, nanti, om juga bakal simpen nomer WhatsApp Angga buat jaga-jaga" ucap ayah Arumi.

"Iya deh, om. Gpp" jawab Angga sambil melirik Arumi yang terlihat pasrah namun terlihat emosi.

Entah disengaja atau tidak, Angga terlihat biasa saja ketika ayah Arumi meminta nya untuk menyimpan nomer WhatsApp Arumi, dan meng iya kan keinginan ayah Arumi agar Angga menjaga Arumi. Meskipun, Arumi terlihat tidak setuju tapi dia tak bisa berkutik jika ayahnya sudah berbuat.

Jam 5 sore, Angga, Arumi dan ayahnya bergegas untuk pulang.

"Yaudah om Angga duluan ya, udah sore juga"

"Iyaa, om sama Arumi juga mau pulang, makasih ya. kamu udah mau jagain Arumi dan makasih sudah mau kasih nomer WhatsApp nya ke Arumi"

"Inget ya, jangan berantem terus kayak tadi, sekali-sekali akur"

"Udah ayah, yok pulang!!"

Mereka pun pergi dengan arah jalan yang berbeda. Arumi dan ayahnya pulang kerumah dan Angga pulang kerumahnya, gak mungkin kan Angga pulang kerumah Arumi.

Ketika dimobil, arumi menatap nomer WhatsApp Angga yang tadi diberikan padanya atas suruhan ayahnya. Entah apa yang ada dipikiran Arumi yang membuat Arumi senyum.

"Kenapa dia mau ya, ngasih nomer WhatsApp nya ke gue? Apa cuma karena gak enak sama ayah? Atau emang dia maunya gitu ya?"

"Aduh arumi, jangan mikir aneh-aneh, mana mungkin Angga mau, nyimpen nomer WhatsApp Lo!!"gumam Arumi dalam hati sambil tertawa kecil.

Ayahnya melirik Arumi dan tersenyum dengan kelakuan putrinya ini. Mungkin didalam hati ayahnya "aku berhasil".

Tepat pukul 17:45 Arumi dan ayahnya sampai di rumah. Arumi yang masih saja meratapi nomer WhatsApp Angga dibuat kaget oleh ayahnya.

"Udah sampe rumah. Cepet masuk, entar malem aja ngeliatin hp nya, nomer WhatsApp Angga gak bakal ilang"ucap ayah Arumi sambil tertawa keras.

"Apaan sih ayah" jawab Arumi dengan sedikit senyum malu nya.

Note:
Waduh Angga dan arumi udah tuker nomer WhatsApp nih, udah pernah gini belom?
So happy reading, thanks you♡

Septi Rahmawati

Arumi & Angga [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang