21. Jarak

119 40 21
                                    

"Ngerasa jauh, padahal gak lagi dekat"

***

Pagi cerah dengan cahaya matahari yang menyejukkan. Disaat itulah Arumi menikmati pagi ini dengan wajah datar dan pikiran kacau, apa yang membuatnya seperti ini?

"Goblok! banget dah gue!" omel Arumi berjalan ditengah lapangan basket disekolah pagi hari.

"Ayah kan pulang besok, ntar kalo ayah nanya in soal Angga gue jawab apa ya?"

"Gue udah males banget ngomong sama tuh anak"

"Lagian sih lu mi. ngapain kalah sih!, main basket doang sebodoh itu"

"Liat aja lo cowok songong!! Gue gak akan pernah ngomong sedikit pun sama Lo!" Omelan Arumi ditengah lapangan dengan menghentakkan kakinya.

Tiba-tiba datanglah dua cewek yang mengagetkan Arumi, yahh siapa lagi kalau bukan mika dan Cici.

"Arumi!!"seru Cici dan mika mengagetkan arumi.

"Astagfirullahhalazim!!!"teriak Arumi.

"Cyaila!! kaget ya lu?"kata Cici sambil tertawa keras, melihat kelucuan arumi.

"APAAN DAH, UNTUNG JANTUNG GUE GAK COPOT!!" omel Arumi dengan teriakan suara cempreng nya.

"Jangan ngegas dong" kata mika.

"Lu bedua mau ngapain?"tanya Arumi sambil melirik tajam mika dan cici.

"Mau bunuh orang!!" Mika berteriak di telinga Arumi dan membuat Arumi menutup telinganya.

"Pakek nanya lagi lu!"ucap Cici kesal.

"Udah ah. gue males, mau kekelas!"jawab Arumi dengan suara lesu.

"Ee, bentar dulu ngapa!"

"Kita itu mau nanya soal yang kemaren sama lu Munaroh!"

"Ngomong kek, dari tadi" jawab Arumi sambil berjalan diiringi oleh Cici dan mika.

"Yaudah. Sekarang jelasin kekita bedua ada masalah apa lu sama Angga?"

"Entar gue ceritain di kelas aja, kalo disini denger orang"

Mereka pun pergi menuju kelas, lalu Arumi menceritakan apa yang sebenarnya membuat Arumi dan Angga bertengkar kemarin.

"Jadi sebenernya gak ada apa-apa sih, tapi satu hal yang bikin gue berfikir, kenapa sih Angga cuek banget sama gue? Padahal kan dia setiap harinya ngajak gue berantem, masih suka juga bales WhatsApp gue, masih suka juga ngikut gue buat pulang sekolah. yah, meskipun karena disuruh ayah gue sih. Tapi kok dia bisa ya berubah jadi se cuek itu?"

"Oh, gitu? lu suka ya sama Angga?"

"Apaan dah! nanya nya gitu amat!"

"Soalnya ya mi, kalo lu gak suka sama angga. Mau lu di cuekin kek, mau lu gak dibales chat nya kek, atau gak dianterin pulang kek, itukan biarin aja gak jadi masalah juga kan? Nahh tapi kok lu malah jadi sedih, marah sama Angga yang cuekin lu?"

"Kalo lu bedua pacaran, ya wajar lu harus marah"

"Bukan itu!!Gue cuma!!" ucap Arumi membantah.

"Cuma apaaa mi?"

"Udah lah ka, jangan ditanya. Gue liat-liat nih ya, Arumi itu gak paham sama isi dan rasa yang ada dalem hati nya sendiri, dia gak ngerti sama perasaan dia ke Angga itu kayak gimana, jadi percuma lu nanya"

"Udah ih! intinya sekarang gue mau cuekin Angga sebagaimana dia cuekin gue beberapa hari ini!!"

"Yah, kalo mau lu gitu yaudah, lagian juga yang bisa ngajak lu pulang sekolah bukan cuma Angga tapi ada yang lain juga"

"Siapa?"

"FADELLL! HAHAHAHAHA!!" Teriak mika dan Cici tertawa.

"ASTAGA!!!"

Setelah membicarakan itu dengan mika dan Cici, Arumi teringat satu hal yaitu kenapa Arumi sebegitu kesal nya Angga nyuekin dia padahal Angga hanya sekedar cowok songong yang dikenal ayahnya sebagai teman dekat Arumi.

"Masa iya, gue suka sama Angga?"

"Gak mungkin. Gak mungkin. Jangan sampe dah plis!!"

Hal itulah yang terlintas dipikirannya. Arumi memang tidak pernah bisa mengerti dirinya sendiri.

***

Bel masuk berbunyi, siswa-siswi satu-persatu masuk kekelas. Namum disaat itu pula Fadel dan Angga masuk berbarengan ke dalam kelas, tapi mereka tidak langsung duduk kekursi masing-masing, tapi mereka berdiri di depan kami semua.

"Oke. temen-temen, kita disini mau mengumumkan soal lomba yang dibuat oleh Ketua OSIS dan anggota OSIS lainnya. Nah, disini kita mau ikut lomba pensi, kira-kira siapa diantara kita disini yang mau dan bisa ikut lomba pensi ini?" Jelas Angga dengan serius.

"ARUMI!!"

"Eh, apaan? gak! gue gak mau!!"

"Lu bisa gak mi?  nyanyi atau puisi gitu?" Tanya Fadel pada Arumi.

"Gak bisaa guee Del, nyanyi gak bisa, puisi juga kagak bisa!"

"Yaudah kalo gitu, gimana kalo lu aja nga yang nyanyi?!"

"Nah! iya benerr tuh, kan suara lu bagus"

"Gue mau-mau aja sih!"

"Oke fiks ya semua setuju kalo Angga yang ikut lomba pensi nya"

"SETUJU!!!"

"Tapi gue lebih setuju kalo misalkan Angga nyanyi pakek gitar diiringi dengan baca puisi, dan yang baca puisi nya itu Arumi, gimana tuh?"

"Ih, kan gue udah bilang. Gue gak bisa!"

"Gue setuju sih, ayoklah mi demi kelas kita loh"

"Ya. tapi gue gak yakin"

"Jangan bilang gak bisa, kalau belum mencoba" Tegas Angga sedikit melirik arumi.

Seketika semua terdiam mendengar ucapan Angga pada Arumi yang sedari tadi dipaksa oleh teman-temannya yang lain untuk ikut lomba tersebut.

"O-okee g-uu-ee bisa-a"

"Guee baca puisi!!"

Dengan terpaksa Arumi menerima keinginan teman-teman nya itu, karena ingin menunjukkan pada Angga bahwa Arumi berani dan bisa ikut lomba pensi itu.

"Oke. sekarang kita udah dapet ya Angga dan arumi yang akan ikut lomba pensi nya, Angga main gitar dan Arumi baca puisi"tegas Fadel memperjelas.

Mereka pun kembali duduk dikursi masing-masing, dan menunggu kedatangan buk Agi yang mana ini memang jadwal nya buk Agi mengajar dikelas Arumi.

Note:
Gimana sama Angga dan arumi yang saling cuek cuekan dan Fadel apakah nanti akan cemburu atau gak ya ngeliat Angga dan arumi lomba bareng?

Happy reading :)

Septi Rahmawati

Arumi & Angga [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang