Pertandingan basket ini ditonton oleh para cewek-cewek yang mana mereka mendukung angga, dan membuat Arumi jengkel.
"Berisik banget sih mereka, teriak-teriak nama Angga mulu!" ucap Arumi
"Okee guys,pertandingan udah selesai dan pemenangnya adalah team angga!" Ujar salah satu cowok dilapangan basket.
Angga dan Fadel pun bersorak gembira bersama team nya yang dinyatakan menang, namun ini sekedar pertandingan biasa. Angga pergi menuju salah satu kursi dipinggir lapangan basket dan menunggu Fadel yang membawa air minum untuk team nya ini.
Ketika Fadel datang dengan membawa botol mineral dan tidak sengaja Arumi menyenggol tangan Fadel di depan Angga, karena Arumi ingin pergi ke kelas bersama Cici dan mika, air mineral itu jatuh dan menyiram Angga yang tengah duduk dikursi."Woy!! Lo tu bener-bener gila ya. Gara-gara Lo baju gue basah kayak gini, Lo kalo jalan itu pakek mata. Tadi pagi Lo sok-sok an ngajarin gue pakek mata dan sekarang Lo yang jalan tapi gak pakek mata. GAK JELAS LO!"
"Yaa sory gue gak sengaja, lagian juga gue nabrak Fadel bukan Lo jadi yang pantes marah itu Fadel bukan Lo" potong Arumi.
"Dengerin gue, kalo Lo ngak nabrak Fadel, Aer itu gak bakal tumpah kena baju gue. Jadi cewek jangan sok belagu Arumi! Sekali lagi Lo nyari masalah sama gue awas aja" ancam Angga pada Arumi.
Angga pun pergi meninggalkan lapangan basket.
"Dasar, cowok songong!!!"
"Cowok tapi berani nya sama cewek!" bentak Arumi sambil teriak pada Angga yang bergegas pergi dari lapangan.
Arumi pun berlari keruang perpustakaan mencoba untuk menenangkan diri. Fadel mencoba mengikuti Arumi. Cici dan mika cuma bisa diam gak berkutik lalu ikut fadel menyusul Arumi ke ruang perpustakaan.
"Arumi, udah ya Lo tenang gak usah emosian lagi"ucap mika sembari memegang tangan Arumi .
"Gue gak suka dibentak. Angga udah sering bentak gue, dan gueee gak suka!!"
" Cici,mika! lo bedua tolong beli minum ya dikantin. Ini duitnya, kalo kalian mau makan silahkan pakek duit gue itu, anggep aja gue traktir Lo berdua oke!" kata Fadel pada Cici dan mika, supaya mereka bisa keluar dan membiarkan Arumi tenang dulu. Fadel pun mencoba menenangkan Arumi.
"Mii, udahlah Lo lupain kejadian tadi, Angga tu emang kayak gitu. Emosian orangnya, tapi apa yang dia omongin tadi itu cuma keluar kalo misalkan dia lagi emosi, Gue janji deh, kalo misalkan Angga masih suka bentak Lo kayak tadi gue yang bakal lindungin Lo, gue yang turun tangan. Oke?!" Ujar Fadel yang mencoba menenangkan dan meyakinkan Arumi.
"Iyaa. gue gpp kok, mental gue udah kuat buat dengerin semua ocehan Angga. Dan makasih ya Lo udah mau ngelindungin gue seandainya aja dia bentak gue lagi, makasih ya!" Arumi yang mencoba tenang dengan menyematkan senyum kecil pada Fadel.
"Yaudah,gue nyusul Cici sama mika ya kekantin"
"Oke, baguslah kalo Lo bisa tenang kayak gini, kalo gitu gue juga mau pergi keruang OSIS. Ada urusan juga"
"Siap pak ketos HAHA" jawab Arumi dengan tawanya yang membuat Fadel ikut tertawa.
Mereka pun pergi meninggalkan ruang perpustakaan. Fadel yang pergi menuju ruang OSIS dan Arumi pergi kekantin menemui Cici dan mika.
Fadel yang sedari tadi masih terbayang senyum Arumi pada nya di perpustakaan, ntah apa yang membuat nya terbayang Arumi. Hal ini membuat pekerjaan nya di ruang OSIS jadi tidak fokus. Fadel berpikir kalau Arumi ini adalah cewek yang lucu dan membuat Fadel tertarik.
Anggota OSIS pun merasa bingung dan heran, kali ini Fadel bener-bener gak serius. Padahal rencananya Fadel akan membahas satu agenda diruang OSIS bersama anggota OSIS lainnya.
"Del. Dari tadi kita nungguin Lo ngomong, Lo malah senyum aja, ngelamun. mikirin apa sih?" Tanya salah satu anggota OSIS
Fadel pun menyadari kalau ternyata sedari tadi ia ditunggu.
"Ya ampun sory sory. Gue gak fokus"
"Okeh kalo gitu kita bahas agenda nya..."
Rapat bersama anggota OSIS pun dimulai.
Note:
Ada yang terbayang senyuman manis Arumi nih guys
selamat menunggu cerita selanjutnya
Jangan bosan ya. Happy reading:)Septi Rahmawati
KAMU SEDANG MEMBACA
Arumi & Angga [Completed]
Novela Juvenil"kenapa Lo biarin orang lain cinta sama gue? Sedangkan, Lo tahu apa jawaban gue buat dia!" "Dimana perjuangannya? Dan, kenapa bukan Lo yang berjuang?" "Atau justru, harapan gue aja yang beranggapan kalau Lo suka sama gue? Padahal nggak ada rasa sama...